Penulis: Park Hye Ri
Menjelang gelaran KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) pada tanggal 4-5 Juni mendatang, Presiden Yoon Suk Yeol bertemu dengan pemimpin Sierra Leone, Tanzania, dan Etiopia untuk berdiskusi mengenai arah kerja sama.
Dialog pertama Presiden Yoon dengan para pemimpin dari benua Afrika dimulai melalui dialog jamuan makan siang dengan Presiden Sierra Leone, Julius Maada Bio pada tanggal 31 Mei 2024.
Kedua presiden sepakat bahwa hubungan bilateral terus berkembang setelah hubungan diplomatik ditetapkan pada tahun 1962. Keduanya juga setuju untuk menguatkan kerja sama bilateral, terutama dalam bidang ekonomi dan pendidikan.
Dalam dialog tersebut, Presiden Yoon dan Presiden Bio menandatangani nota kesepahaman (MoU) Kerangka Promosi Perdagangan dan Investasi (TIPF) dan sependapat untuk mendiversifikasi perdagangan antara kedua negara.
Korea juga menyambut Sierra Leone yang bergabung dalam program K-Rice belt per bulan Oktober 2023. Kedua presiden pun setuju untuk memperluas kerja sama bilateral dalam bidang pertanian.
Presiden Bio mengungkapkan, "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Korea yang telah membantu perkembangan ekonomi dan sosial Sierra Leone melalui proyek kerja sama pengembangan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dan kesehatan. Saya berharap pertukaran generasi muda antar negara akan bisa terus diperluas."
Kedua presiden mengecam ancaman Korea Utara yang berulang. Keduanya juga berjanji untuk bekerja sama erat di panggung dunia untuk menjaga kebebasan dan demokrasi bersama sebagai anggota tidak tetap DK (dewan keamanan) PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa).
Korea dan Sierra Leone dilantik tahun ini dan akan bekerja sebagai anggota tidak tetap DK PBB hingga tahun 2025.
Setelah itu, pada tanggal 2 Juni 2024 Presiden Yoon berdialog dengan dua orang pemimpin Afrika lainnya, yaitu Presiden Tanzania, Samia Suluhu Hassan dan Perdana Menteri Etiopia, Abiy Ahmed Ali.
Pertama-tama Presiden Yoon bertemu dengan Presiden Hassan dan berbagi pendapat mengenai cara untuk mengembangkan hubungan kerja sama nyata berorientasi masa depan antara Korea dengan Tanzania dalam berbagai bidang.
Keduanya menilai bahwa hubungan kerja sama bilateral telah terus berkembang setelah hubungan diplomatik ditetapkan pada tahun 1992.
Presiden Yoon mengungkapkan, "Saya senang bisa memulai negosiasi Kerja Sama Kemitraan Ekonomi Komprehensif (EPA) dengan negara pertama dari benua Afrika untuk kerja sama ini, yaitu Tanzania. Saya berharap bisa meningkatkan dan mendiversifikasi perdagangan antara Korea dan Tanzania melalui kesepakatan kerja sama ini."
Presiden Hassan menjawab, "Saya menilai kerja sama bilateral sangat bagus, terutama melalui kesepakatan EDCF (Dana Kerja Sama Pengembangan Ekonomi) berskala 2,5 miliar dolar hingga tahun 2028 mendatang. Saya berharap akan ada semakin banyak perusahaan Korea yang bergabung dalam proyek untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan ekonomi Tanzania."
Kedua presiden juga memiliki pendapat yang sama untuk memperkuat kerja sama terkait suplai mineral utama yang penting dalam era Revolusi Industri Keempat.
Korea dan Tanzania sepakat untuk memperluas kerja sama berbasis nota kesepahaman dalam bidang suplai mineral utama, terutama untuk litium, kobalt, dan nikel yang dimiliki oleh Tanzania.
Setelah bertemu dengan Presiden Tanzania, Presiden Yoon bertemu dengan PM Etiopia untuk meminta kepada Pemerintah Etiopia agar perusahaan-perusahaan Korea bisa masuk ke Etiopia dan berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Etiopia.
PM Abiy berkata, "Korea telah berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur Etiopia, seperti melalui pengembangan jaringan listrik, konstruksi jalan, dan pemeliharaan sungai. Saya ingin berterima kasih kepada Korea karena telah membantu pengembangan ekonomi dan sosial Etiopia melalui kontribusi dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan alam. Saya berharap bisa mengembangkan kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk dalam pengembangan mineral dan industri pertahanan."
PM Abiy juga mengajak Presiden Yoon untuk berusaha bersama mengembangkan hubungan kerja sama antara Korea dan Afrika, terutama melalui penyelenggaraan KTT Korea-Afrika pertama ini.
Presiden Yoon mengungkapkan, "Kami berharap bisa menemukan proyek-proyek pengembangan yang bisa berkontribusi dalam pengembangan Etiopia melalui kesepakatan ECDF (sebesar 1 miliar dolar selama periode tahun) 2024-2028 yang diperbarui kali ini."
Presiden Yoon juga dijadwalkan akan menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan 10 negara Afrika lainnya pada tanggal 3 Juni, yaitu Lesotho, Pantai Gading, Mauritius, Zimbabwe, Togo, Rwanda, Mozambik, Sao Tome dan Principe, Guinea Bissau, dan Tanjung Verde.
hrhr@korea.kr