Acara untuk memperingati hari kemerdekaan Korea ke-87 bersama para keturunan Korea di Kuba diselenggarakan pada bulan Agustus 2023 di Centro Cristiano Reflexión y Dialogo, Cardenas, Kuba. Dalam acara tersebut, Martha Lim Kim memperkenalkan buku mengenai keturunan Korea yang berada di Kuba. (Alianza de descendientes coreanos México-Cuba)
Penulis: Hong Angie
"Hubungan diplomatik antara Korea dan Kuba menjadi hadiah yang mengejutkan bagi kedua negara karena akhirnya mimpi para diaspora Korea terwujud. Hubungan diplomatik dan konsulat resmi akhirnya terbentuk."
Hal tersebut diungkapkan oleh Martha Lim Kim melalui wawancara dengan Korea.net pada tanggal 21 Maret. Martha merupakan keturunan Korea generasi ketiga yang hidup di Kuba.
Martha mengajar di Universitas Matanzas sebagai dosen filsafat selama 33 tahun dan ia berperan besar dalam memimpin komunitas keturunan Korea di Kuba.
Martha mendapatkan pengaruh besar dari ayahnya yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan Korea selama masa penjajahan Jepang di Korea (1910-1945) sekaligus guru di Kuba, yaitu Lim Chun Taek. Lim berperan besar dalam menjadi donor untuk Pemerintahan Sementara Republik Korea (1919-1948).
Martha selalu bangga dengan identitasnya sebagai keturunan Korea dan menulis buku mengenai keturunan Korea di Kuba untuk memperkenalkan sejarah imigran Korea di Kuba serta pentingnya kebudayaan Korea yang ia pelajari dari ayahnya.
Buku tersebut merupakan satu-satunya buku yang menjelaskan mengenai sejarah imigran Korea di Kuba mulai dari tanggal 25 Maret 1921 hingga saat Revolusi Kuba yang terjadi pada awal tahun 1910-an.
Martha mengungkapkan, "Berkat hubungan diplomatik resmi antara Korea dan Kuba yang terjalin pada tanggal 14 Februari, ekonomi Kuba mulai membaik dan masyarakat Kuba menyambut hangat jalinan hubungan diplomatik tersebut."
Berikut ini adalah petikan wawancara Korea.net dengan Martha.
- Bagaimana sejarah imigran Korea di Kuba dan juga komunitasnya?
Imigran Korea yang bekerja sebagai petani di Meksiko pada masa akhir Dinasti Joseon (1392-1910) tiba di Pelabuhan Manati di Kuba pada tanggal 25 Maret 1921. Mereka harus menelan kesedihan mereka sebagai warga yang tidak memiliki kewarganegaraan dan harus pindah ke negara asing bernama Kuba untuk bekerja di kebun tebu.
Seperti yang sudah dapat diduga, kehidupan mereka setelah menetap di Kuba tidaklah mudah karena mereka sebelumnya tidak pernah bekerja di kebun tebu. Yang lebih menyedihkan adalah pemasukan mereka yang menurun besar akibat menurunnya harga jual gula dunia. Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka hanya bisa bekerja di kebun Agave fourcroydes yang bahkan dihindari oleh masyarakat kelas bawah Kuba.
Imigran Korea yang datang ke Kuba diminta untuk mendaftarkan diri sebagai warga negara Jepang kepada Konsulat Jepang yang ada di Kuba. Mereka menolak untuk melakukan hal tersebut lalu mendirikan komunitas warga Korea pada tanggal 14 Juni 1921 di Kebun El Bolo yang ada di Matanzas.
Untuk membentuk identitas kebangsaan, imigran Korea mulai beraktivitas sebagai pejuang kemerdekaan dan memberikan pendidikan kebangsaan kepada para imigran sebangsa. Mereka memulai aktivitas mereka sebagai pejuang kemerdekaan dengan membentuk Asosiasi Bangsa Korea pada tahun 1923 setelah mendengar kabar mengenai Gerakan Kemedekaan Satu Maret di tanah air mereka.
Demonstrasi Deklarasi Kemerdekaan Korea Satu Maret juga terjadi pada tahun 1923. Setelah itu, para imigran memperingati Gerakan Kemerdekaan Satu Maret setiap tahunnya dan melakukan pawai di jalan. Mereka mengenakan hanbok dan berkumpul lalu berbagi kesedihan dan kebahagiaan dengan makan makanan bersama.
Imigran Korea di Kuba melakukan upacara pernikahan dan perayaan ulang tahun dengan menggunakan cara Korea sehingga membuat tradisi Korea tetap dipertahankan dari generasi ke generasi.
Martha Lim Kim berfoto bersama dengan para peserta lainnya dalam acara untuk memperingati hari kemerdekaan Korea ke-87 bersama para keturunan Korea di Kuba diselenggarakan pada bulan Agustus 2023 di Centro Cristiano Reflexión y Dialogo, Cardenas, Kuba. (Alianza de descendientes coreanos México-Cuba)
- Saat ini tidak ada imigran Korea generasi pertama yang tersisa di Kuba. Setelah kemerdekaan Korea, hubungan komunitas Korea di Kuba semakin melemah. Hubungan Korea dan Kuba juga semakin menjauh setelah Revolusi Kuba tahun 1959 yang menyebabkan memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dengan Kuba. Hal inilah yang menyebabkan identitas komunitas Korea di Kuba perlahan-lahan semakin luntur. Saat ini berapa orang diaspora Korea yang tersisa di Kuba?
Saat ini keturunan imigran Korea di Kuba yang tersisa adalah 1.118 orang. Akan tetapi, angka ini bisa berubah tergantung pada kelahiran, kematian, dan migrasi. Mereka adalah keturunan imigran Korea generasi pertama yang datang dari Meksiko dan generasi kedua yang lahir di Meksiko. Keturunan imigran Korea di Kuba saat ini sudah berada pada generasi ketiga hingga keenam. 33 orang di antaranya lahir dari ayah dan ibu Korea. Sisanya merupakan keturunan dari diaspora Korea maupun kawin campur dengan warga setempat.
Perubahan besar yang terjadi di Kuba pada tahun 1950-an membuat keluarga-keluarga imigran Korea tercerai berai dan aktivitas kami pun menjadi terbatas. Inilah yang menyebabkan identitas kami sebagai imigran Korea semakin melemah. Akan tetapi, sebuah asosiasi diaspora Korea dibentuk kembali pada tahun 1995 dan kami mulai membentuk kembali akar identitas kami, yaitu Korea. Generasi muda belakangan ini sangat memahami identitas mereka dan mencintai tanah air serta leluhur mereka dengan sepenuh hati. Ada berbagai faktor yang membuat kami bisa memulihkan identitas kami, salah satunya adalah program pertukaran remaja yang diselenggarakan oleh pemerintah Korea.
- Hubungan diplomatik Korea dan Kuba telah dijalin sejak tanggal 14 Februari lalu. Apa makna dari jalinan hubungan tersebut?
Hubungan diplomatik antara Korea dan Kuba menjadi hadiah yang mengejutkan bagi kedua negara karena akhirnya mimpi para diaspora Korea terwujud. Hubungan diplomatik dan konsulat resmi akhirnya terbentuk setelah kami menunggu selama 65 tahun. Ini menjadi awal pengembangan hubungan kerja sama dan pertukaran dalam berbagai bidang, seperti budaya dan ekonomi. Hubungan persahabatan antar masyarakat kedua negara akan menjadi lebih kuat melalui kelas bahasa dan kebudayaan Korea. Selain itu, diaspora Korea yang berada di Kuba bisa lebih bangga akan identitas mereka.
- Bagaimana respons masyarakat terhadap hubungan diplomatik antara Korea dengan Kuba?
Masyarakat setempat menyambut dengan hangat saat mendengar kabar tersebut karena mampu meningkatkan level ekonomi Kuba. Sama seperti negara-negara Amerika Latin lainnya, Kuba juga terkena demam Korea sejak tahun 2010-an. Masyarakat setempat mulai tertarik dengan budaya Korea, seperti K-pop, K-drama, dan K-movie. Semakin banyak pula warga yang ingin mempelajari bahasa Korea karena ingin mengetahui Korea lebih lanjut. Mereka pun mulai memiliki mimpi untuk kuliah di Korea sambil belajar bahasa Korea. Menurut saya, hal ini akan memberikan lebih banyak kesempatan baru. Banyak dari mereka yang berharap akan ada penerbangan langsung antara Korea dengan Kuba.
Film The Book of Fish karya Sutradara Lee Jun-ik diundang ke Festival Film Internasional Havana yang digelar pada tanggal 8-17 Desember 2023. Foto di atas menampilkan Martha Lim Kim (tengah) dan Lee di tengah para penonton film tersebut di festival. (Wartawan Kehormatan Dayviana Diaz)
Hubungan diplomatik mampu membuat aktivitas komunitas pecinta Korea untuk beraktivitas lebih aktif lagi. Kami berharap bisa menyelenggarakan acara budaya Korea serta mendapatkan bantuan agar kami bisa bertumbuh terus menerus ke depannya.
- Apa harapan Anda terhadap pemerintah Korea dan Kuba terkait jalinan hubungan diplomatik ini?
Korea dan Kuba akhirnya menjalin hubungan diplomatik, tetapi masih ada banyak batu sandungan di berbagai bidang. Permintaan kunjungan untuk pariwisata dan bisnis di kedua negara harus meningkat. Akan tetapi, apabila ada catatan perjalanan ke Kuba, maka warga Korea bisa sulit mengunjungi AS hanya dengan menggunakan ESTA (Sistem Elektronik untuk Otorisasi Perjalanan) tanpa visa karena adanya kebijakan pemerintah AS. Untuk mengatasi hal tersebut, Korea dan Kuba harus bisa membuat kebijakan dan langkah riil untuk meningkatkan pertukaran budaya dan kerja sama ekonomi antar kedua belah negara.
Selain itu, berbagai kebijakan dalam bidang ekonomi harus diperluas agar kerja sama dan pertukaran dapat meningkat dalam bidang kebudayaan, sumber daya manusia, dan pengembangan. Selain itu, semoga diaspora Korea yang berada di seluruh dunia bisa menemukan kembali orang tua atau keluarga kandungnya di Korea untuk bisa lebih menguatkan identitas asli mereka sebagai orang Korea.
shong9412@korea.kr