Kebijakan

2023.05.08

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) dan Perdana Menteri Fumio Kishida (kiri) mengadakan konferensi pers bersama pada tanggal 7 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) dan Perdana Menteri Fumio Kishida (kiri) mengadakan konferensi pers bersama pada tanggal 7 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.



Penulis: Jung Joo-ri
Foto: Kantor Kepresidenan Republik Korea

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida sedang melawat ke Korea. Pada KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) yang digelar pada tanggal 7 Mei lalu, PM Kishida sempat memberikan pernyataan terkait korban pekerja paksa pada Masa Penjajahan Jepang di Korea (1910-1945).

"Hati saya sakit jika mengingat banyak orang yang sangat menderita dan sedih pada lingkungan yang kejam pada masa itu," ungkap PM Kishida. Ungkapan ini disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Yoon Suk Yeol pada hari itu di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

PM Kishida berkata, "Saya pikir bahwa salah satu tanggung jawab saya sebagai seorang perdana menteri adalah bekerja sama dengan Presiden Yoon untuk menatap masa depan bersama dengan melanjutkan usaha dari para pendahulu kita yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa itu."

Dalam konferensi pers bersama, Presiden Yoon berkata, "Korea dan Jepang sekali lagi telah sepakat untuk bekerja sama erat dalam menjawab berbagai agenda global seperti keamanan bersama dan ekonomi, melalui nilai-nilai bersama yang dianut oleh Korea dan Jepang."

Presiden Yoon melanjutkan, "Saya dan PM Kishida telah memastikan sekali lagi bahwa perbaikan hubungan antara Korea dan Jepang akan memberikan keuntungan yang besar kepada masyarakat Korea dan Jepang. Kami juga telah sepakat untuk mendorong perkembangan hubungan Korea dan Jepang dalam lingkup yang lebih luas."

Presiden Yoon mengungkapkan, "Saya menyambut baik badan kerja sama Korea dan Jepang yang beroperasi penuh di dalam bidang keamanan dan ekonomi. Selain itu, sesuai dengan hasil KTT Korea-Jepang yang disepakati pada bulan Maret lalu, dialog keamanan antara otoritas keamanan dan diplomasi, dialog ekonomi dan keamanan melalui NSC (National Security Council), serta rapat antar menteri ekonomi juga telah dilaksanakan."

Presiden Yoon menambahkan, "Selain itu, saat ini Korea dan Jepang juga sedang memulihkan kembali hubungan ekspor impor Korea dan Jepang yang sempat memburuk sebelumnya."

Presiden Yoon juga menjelaskan hubungan kerja sama antara Korea, Amerika Serikat, dan Jepang. "Saya dan PM Kishida memiliki pemikiran yang sama bahwa komunikasi dan diskusi erat diperlukan antara para pemimpin Korea, AS, dan Jepang sehingga apabila hubungan kerja sama yang erat diperlukan, maka KTT Korea-AS-Jepang juga bisa diselenggarakan pada saat KTT G7 di Jepang," ungkap Presiden Yoon.

Kedua pemimpin juga berdialog terkait hubungan dalam Wilayah Indo-Pasifik. Presiden Yoon menjelaskan, "Korea mengejar strategi Indo-Pasifik yang bebas, damai, dan makmur. Jepang mengejar kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas. Oleh karena itu, Korea dan Jepang sepakat untuk bekerja sama dan berkomunikasi erat terkait tujuan bersama tersebut."

Presiden Yoon dan PM Kishida juga telah sepakat untuk mengirimkan para pakar Korea untuk menginspeksi air yang terkontaminasi di Fukushima. Selain itu, Presiden Yoon dan PM Kishida juga mengungkapkan bahwa mereka akan berdoa bersama di tugu peringatan korban-korban bom atom yang berasal dari Korea. Tugu peringatan tersebut berada di Taman Perdamaian Hiroshima. Keduanya akan berkunjung pada masa penyelenggaraan KTT G7 yang akan diselenggarakan pada tanggal 19-21 Mei di Hiroshima, Jepang.


Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) dan Perdana Menteri Fumio Kishida) berjabat tangan pada KTT Korea-Jepang yang diselenggarakan pada tanggal 7 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) dan Perdana Menteri Fumio Kishida berjabat tangan pada KTT Korea-Jepang yang diselenggarakan pada tanggal 7 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.



Sebelum konferensi pers bersama, Presiden Yoon dan PM Kishida menyelenggarakan KTT bersama. Keduanya sepakat bahwa pengembangan hubungan Korea dan Jepang yang berkelanjutan sangat penting sejalan dengan 'diplomasi ulang alik' yang berjalan kembali setelah berhenti selama 12 tahun.

Dalam pernyataannya, Presiden Yoon menyebutkan, "'Diplomasi ulang alik' baru bisa dilanjutkan setelah 12 tahun. Akan tetapi kunjungan berbalas antara saya dan PM Kishida berlangsung hanya dalam dua bulan."

Presiden Yoon menilai, "Kami yakin bahwa awal hubungan baru Korea dan Jepang ini akan terus berkembang di masa depan."

Presiden Yoon mengungkapkan, "Hubungan antara Korea dan Jepang menjadi fondasi perdamaian dan kemakmuran masyarakat internasional. Korea dan Jepang harus terus bekerja sama menjalin aliansi yang erat dalam berbagi nilai-nilai bersama dalam situasi demokrasi dunia yang saat ini sedang mendapatkan ancaman."

PM Kishida berkata, "Pada dialog bulan Maret lalu, kami telah sepakat untuk memperkuat dan membangun kembali hubungan Korea dan Jepang dalam jangka panjang. Selain itu, kami juga sepakat untuk memperkuat kerja sama dan dialog, terutama untuk masalah-masalah yang memerlukan penanganan cepat."

PM Kishida menekankan, "Belum lewat dua bulan semenjak dialog tersebut, sudah banyak dialog antara Korea dan Jepang yang diselenggarakan untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara."

Presiden Yoon dan PM Kishida memberikan konferensi pers pada hari itu setelah mengadakan KTT selama 102 menit di Kantor Kepresidenan. KTT tersebut berlangsung hanya 52 hari setelah KTT Korea-Jepang di Tokyo diselenggarakan pada tanggal 16 Maret lalu.


etoilejr@korea.kr

konten yang terkait