Korea mulai mengembangkan sistem prakiraan iklim untuk memprakirakan iklim di wilayah Asia Timur dan Semenanjung Korea hingga sepuluh tahun berikutnya. Foto di atas memperlihatkan rapat Badan Administrasi Meteorologi Korea untuk mempersiapkan tanggapan bencana pada musim panas tahun 2024 yang digelar pada tanggal 14 Mei 2025 di Pusat Satelit dan Meteorologi Nasional di Dongjak-gu, Kota Seoul. (Badan Administrasi Meteorologi Korea)
Penulis: Margareth Theresia
Korea mulai mengembangkan sistem prakiraan iklim untuk memprakirakan iklim di wilayah Asia Timur dan Semenanjung Korea hingga sepuluh tahun berikutnya.
Badan Administrasi Meteorologi Korea mengungkapkan pada tanggal 1 Mei bahwa pengembangan sistem prakiraan iklim ala Korea telah dimulai per tanggal 30 April 2025.
Sistem tersebut akan bisa memberikan prakiraan iklim dalam rentang sebulan hingga sepuluh tahun berikutnya sehingga akan membantu transisi menuju netralitas karbon di tahun 2050 serta pembentukan kebijakan, rencana, sistem, dan strategi nasional untuk menanggapi perubahan iklim.
Badan tersebut mengucurkan dana hingga 49,5 miliar won selama tujuh tahun hingga tahun 2031 untuk mengembangkan sistem yang berdasar pada model prakiraan iklim milik Badan Administrasi Meteorologi Korea.
Setelah sistem tersebut selesai dikembangkan pada tahun 2031, beragam informasi terkait iklim akan diberikan sesuai dengan permintaan pengguna.
Beberapa informasi yang diberikan antara lain adalah suhu, curah hujan, salju, hujan es, badai, dan embun. Informasi tersebut dibutuhkan oleh beragam industri di Korea, seperti industri pengendalian bencana, konstruksi, keuangan, asuransi, dan energi.
Kepala Badan Administrasi Meteorologi Korea Chang Dong-Eon berkata, "Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menjamin keselamatan warga melalui tanggapan cepat terhadap bencana dan iklim melalui beragam informasi prakiraan cuaca yang diberikan lewat pengembangan teknologi untuk sistem prakiraan iklim yang cocok dengan lingkungan Asia Timur dan Semenanjung Korea."
margareth@korea.kr