Sci/Tekno

2025.03.13

KASA mengungkapkan bahwa SPHEREx telah diluncurkan pada tanggal 11 Maret 2025 pk. 20:10 (waktu setempat) dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, Amerika Serikat. (NASA)

KASA mengungkapkan bahwa SPHEREx telah diluncurkan pada tanggal 11 Maret 2025 pk. 20:10 (waktu setempat) dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, Amerika Serikat. (NASA)



Penulis: Jeon Misun

Teleskop luar angkasa terbaru NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) yang dikembangkan dengan partisipasi Korea berhasil diluncurkan pada tanggal 11 Maret 2025 (waktu setempat).

KASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Korea) mengungkapkan bahwa SPHEREx telah diluncurkan pada tanggal 11 Maret 2025 pk. 20:10 (waktu setempat) dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, Amerika Serikat.

SPHEREx (Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization and Ices Explorer) merupakan sebuah teleskop luar angkasa baru yang dibuat bersama oleh 12 lembaga, termasuk KASI (Institut Astronomi dan Ilmu Ruang Angkasa Korea).

SPHEREx diluncurkan dengan menggunakan roket peluncur Falcon9 yang dikembangkan oleh SpaceX.

42 menit setelah diluncurkan, SPHEREx lepas dari roket peluncurnya dan berhasil memasuki orbit sinkron matahari pada ketinggian sekitar 650 km di atas permukaan bumi.

80 menit setelah diluncurkan, SPHEREx berhasil berkomunikasi dengan Stasiun Satelit Svalbard di Norwegia. Stasiun tersebut adalah bagian dari Near Space Network milik NASA.

Setelah mencapai orbit tujuan, SPHEREx akan menjalani uji coba selama 37 hari untuk memastikan posisi dan suhu yang tepat.

Setelah proses tersebut selesai, SPHEREx akan memutari orbit kutub selama 98 menit sebelum memulai misi utamanya selama 2,5 tahun di angkasa.

SPHEREx mampu mengamati langit dalam cahaya inframerah yang tidak terlihat di mata manusia.

Teleskop ini akan mampu mengumpulkan data dari sekitar semiliar benda langit dengan menggunakan 102 pita warna yang berbeda di angkasa untuk membuat peta tiga dimensi baru.

Tim peneliti akan menggunakan teleskop tersebut untuk mengobservasi distribusi air dan karbondioksida yang berada dalam kondisi beku di dalam Bima Sakti untuk memahami kemunculan makhluk hidup.

Data yang dikumpulkan oleh SPHEREx juga akan digunakan untuk menganalisis penyebab pengembangan alam semesta setelah Dentuman Besar.

Direktur KASA Yoon Youngbin berkata, "Kesuksesan peluncuran teleskop SPHEREx sangat bermakna karena bisa mengumpulkan informasi yang penting mengenai bagaimana makhluk hidup bisa muncul serta bagaimana proses pembentukan Bima Sakti."

Yoon menambahkan, "Korea berhasil membuktikan keunggulannya di bidang ilmu antariksa selangkah lebih maju."


msjeon22@korea.kr

konten yang terkait