Erick Oh adalah sutradara film animasi pendek berjudul Opera.
Penulis: Wu Jinhua
Foto: Beasts And Natives Alike
"Karya seni hidup yang sangat dekat dengan metafora puitis sepanjang 8 menit."
"Ia menampilkan semua aspek dalam kehidupan manusia."
"Seakan membuat buku seperti pameran seni."
Kalimat-kalimat tersebut merupakan pujian media-media asing terhadap film animasi pendek karya Erick Oh yang berjudul
Opera. Film tersebut bahkan masuk sebagai nominasi Academy Awards tahun 2021 untuk kategori film animasi pendek terbaik.
Opera menjadi karya yang luar biasa karena merupakan satu-satunya karya yang dibuat Korea pada upacara penghargaan Oscar sekaligus satu-satunya karya asal Asia pada kategori film animasi pendek.
"Tidak akan ada yang mau melihat karya kita apabila kita membuatnya sama persis dengan karya lain di ranah konten. Saya fokus untuk membuat sebuah kisah yang unik dengan warna saya sendiri. Mungkin inilah yang membuat para penonton menyukai karya saya."
Hal ini diungkapkan oleh Erick Oh dalam wawancara dengan Korea.net pada tanggal 17 April lalu di sebuah kafe di Seoul.
Erick Oh mengungkapkan bahwa ia mulai menggambar sejak ia memiliki memori pada masa kecilnya. Ia tidak pernah memikirkan hal lain selain gambar. Saat masih kecil, ia menggambar berbagai karakter Disney, lalu ia berkarier hingga menjadi animator untuk Pixar yang merupakan studio animasi terkenal Amerika Serikat. Saat ini ia juga membuat karya animasinya sendiri dan terus menghasilkan karya yang hidup.
Erick Oh menekankan bahwa film animasi mampu diperluas tanpa batas. Ia menjelaskan bahwa genre film animasi bukanlah genre yang sederhana atau kaku, tetapi memiliki imajinasi yang tinggi dan variatif. Oleh karena itu, film animasi bisa dilihat sebagai bagian dari seni.
Erick Oh juga mengungkapkan bahwa kali ini ia menggelar pameran yang mampu menampilkan film animasi sebagai salah satu media seni yang mampu merobek batasan-batasan yang ada.
Beberapa adegan dalam film Opera.
Mulai tanggal 25 April lalu, Erick Oh menggelar sebuah pameran bertajuk "O : AN ERICK OH RETROSPECTIVE" di Pulau Jeju. Erick Oh menjelaskan, "Seperti nama pameran ini, yaitu O yang melukiskan lingkaran, pengunjung diajak untuk melihat dirinya yang tersambung dengan dunia." Ia menambahkan bahwa pameran ini dipersembahkan bagi siapa pun yang sedang menghabiskan kehidupan sehari-harinya dalam kesibukan.
'Lingkaran' banyak muncul di karya-karya Erick Oh karena merupakan simbol penting yang menjadi identitas dunianya. Kata kunci yang mampu menjelaskan pameran kali ini pun adalah 'perputaran' karena 'lingkaran' juga mengandung makna 'perputaran'.
"Saya berpikir bahwa dunia merupakan sebuah 'bentuk perputaran' raksasa. Semuanya tersambung dengan sempurna satu sama lain, layaknya sebuah lingkaran. Kehidupan kita mengalir di dalamnya. Ini adalah filosofi dan identitas yang ingin saya perlihatkan di dalam karya-karya saya."
Opera yang menjadi dasar dan karya utama Erick Oh tentu saja mengandung perputaran yang ada di dalam kehidupan dan kematian manusia. Film ini menunjukkan sisi kemanusiaan, seperti kelas, lingkungan, rasisme, dan terorisme. Karya ini unik karena tidak memiliki narasi maupun tokoh utama.
Pameran di Pulau Jeju tersebut menampilkan delapan buah karya Erick Oh yang memiliki dunia yang sama seperti Opera. Selain Opera, karya-karya lainnya merupakan karya baru yang dirilis dalam tiga tahun terakhir. Karya-karya ini mampu menampilkan berbagai metode dan teknologi terbaik dalam film animasi.
Erick Oh mengungkapkan bahwa Opera sebenarnya adalah karya yang ia buat untuk ditampilkan di pameran. Pada awalnya, Erick Oh ingin agar para penonton Opera bisa menikmatinya lewat pameran, bukan sekadar film. Ia ingin menampilkan Opera menggunakan layar proyektor di ruang pameran dengan gambar yang seakan bergerak agar pengunjung bisa menikmati karya tersebut tanpa batas waktu.
Sosok Erick Oh yang sedang membuat Opera di studionya.
Akan tetapi, Pandemi Covid-19 membuat semua rencananya berubah. Erick Oh berkata, "Saat itu tentu saja saya putus asa. Saya berpikir untuk mengubah kegagalan (rencana) tersebut untuk menjadi sebuah keberuntungan bagi saya. Saya mengubah bentuk
Opera menjadi film dan ternyata respons penonton sangat bagus, bahkan (
Opera) bisa sampai ke Oscar."
Erick Oh menambahkan, "
Opera sangat dicintai (oleh para penonton) dan mendapatkan pengakuan (dari para kritikus) sehingga saya berpikir bahwa inilah saatnya saya menyiapkan pameran untuk menampilkan karya-karya saya kepada dunia. Persiapan pameran tersebut membutuhkan waktu tiga tahun sejak karya saya masuk ke dalam nominasi Oscar."
Erick Oh menjelaskan bahwa musik juga sama pentingnya dengan video dalam pameran kali ini. Pengunjung yang datang akan sulit untuk berbicara satu sama lain karena musik yang digunakan di dalam pameran. Akan tetapi, pengunjung akan bisa menikmati pameran secara audio dan visual karena pameran ini khusus dibuat agar mata dan telinga para pengunjung bisa menikmatinya sekaligus.
Musik yang digunakan di dalam pameran tersebut disiapkan oleh DJ sekaligus produser musik, 250. Ia merupakan penulis lagu
K-pop terkenal yang bahkan sudah menelurkan album pribadi berjudul
Ppong sehingga membuatnya sebagai produser musik yang paling populer saat ini.
Erick Oh berencana untuk terus beraktivitas di Korea dan Amerika Serikat ke depannya. Ia mengungkapkan bahwa saat ini ia sedang mengerjakan proyek terkait animasi panjang tentang keluarga yang akan bisa dinikmati dengan nyaman oleh semua kalangan.
Erick Oh mengungkapkan, "Saya berharap para pengunjung pameran saya kali ini bisa mendapatkan pengalaman baru dalam melihat dunia dan membawa pengalaman tersebut di dalam kehidupan sehari-hari mereka."
Pameran seni media Erick Oh dapat dinikmati mulai tanggal 25 April hingga 31 Desember mendatang di House of Refuge, Aewol-eup, Kota Jeju.
jane0614@korea.kr