Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Lee Hyungwoo
Pada bulan Agustus 2025 empat orang siswa SMA dari Timor-Leste mendapatkan kesempatan untuk belajar budaya Korea secara langsung selama satu bulan di Korea.
Empat orang siswa SMA asal Timor-Leste berfoto dengan hanbok saat mengunjungi Istana Gyeongbokgung.
Keempat orang siswa tersebut sedang menempuh pendidikan di SMA Santa Maria Carmel, Liquidoe. Mereka adalah Celestina Mendes Baptista, Rosita Ramos Vilanova, Veronica dos Santos Almeida, dan Juvita Mona Abelai. Selama berada di Korea, mereka mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Kota Busan, Andong, Suwon, dan Seoul.
Program kunjungan tersebut bertujuan untuk dapat memberikan kesempatan bagi para pelajar untuk mengenal lebih baik budaya, sejarah, serta mengunjungi destinasi wisata terkenal di Korea.
Penulis berkesempatan untuk bertemu dan berbagi pengalaman tentang Korea.
Empat orang siswa SMA asal Timor-Leste berfoto bersama Pastor Lukas saat mengunjungi Istana Gyeongbokgung.
Bagaimana perasaan Anda mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Korea?
Celestina: Saya merasa sangat senang sekali ketika terpilih untuk dapat mengunjungi Korea. Saat sampai di Korea, saya merasa seperti berada di dalam mimpi. Banyak bangunan tinggi, transportasi, serta pemandangan yang begitu indah.
Rosita: Saya sangat terkejut terpilih menjadi salah satu dari empat siswa yang beruntung. Saya tidak menyangka dapat menginjakkan kaki di Korea, salah satu negara impian saya. Ini adalah pengalaman pertama yang tidak akan pernah saya lupakan.
Veronica: Saya sangat senang. Walaupun perjalanan sangatlah jauh, tetapi terbayar dengan pemandangan indah Korea yang sangat memanjakan mata.
Juvita: Saya sangat bahagia karena dapat terpilih untuk mengunjungi Korea karena banyak orang yang ingin mendapatkan kesempatan ini.
Adakah pengalaman baru yang dipelajari selama di Korea?
Celestina: Selama kunjungan ke berbagai destinasi wisata, kami selalu dijelaskan tentang sejarah dari tempat tersebut. Satu hal yang saya perhatikan adalah di Korea anak muda sangat menghargai dan menghormati orang dewasa.
Rosita: Saya banyak belajar tetang budaya Korea. Saat kami berkunjung Istana Gyeongbokgung, pemandu wisata menjelaskan tentang asal usul dari hanbok.
Veronica: Yang paling saya sukai dari orang Korea adalah disiplin. Semua kegiatan dimulai dengan tepat waktu sehingga mendorong saya pun harus berusaha menyesuaikan dengan kebiasaan ini.
Juvita: Saya menggunakan kesempatan ini untuk belajar bahasa Korea. Walaupun tidak mudah, tetapi saya mencoba untuk mendengarkan semua pembicaraan dalam bahasa Korea.
Empat orang siswa SMA asal Timor-Leste berfoto bersama jemaat gereja di Mungyeongsaejae, Jamchon-dong, Keuskupan Andong.
Adakah kenangan yang paling mengesankan?
Celestina: Kenangan yang tidak dapat saya lupakan yaitu berkesempatan untuk tinggal bersama salah satu keluarga di Korea. Mereka sangat ramah dan memperhatikan kami seperti keluarga mereka sendiri.
Rosita: Kami berkesempatan untuk mengunjungi empat kota besar di Korea, belajar budaya, dan mencoba sarana transportasi yang sangat maju.
Veronica: Kerja keras yang harus saya lakukan untuk berkomunikasi dengan keluarga di Korea. Kami harus berkomunikasi dengan aplikasi terjemahan karena keterbatasan bahasa.
Juvita: Merasakan kasih sayang dari keluarga di Korea. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya, dari makanan, pakaian, hingga hadiah.
Empat orang siswa SMA asal Timor-Leste mendapatkan kesempatan berkunjung ke Balai Kota Yongin dan berdialog dengan pejabat setempat.
Destinasi wisata apa yang paling berkesan?
Celestina: Saya sangat menyukai Suwon Starfield Library. Desain interiornya sangat unik, buku-bukunya tertata dengan rapi, dan menjadi spot terbaik untuk pengambilan foto dan video.
Rosita: Saya memilih Namsan Tower karena lokasinya yang sangat strategis untuk dapat menikmati indahnya Kota Seou, terutama pada malam hari.
Veronica: Bagi saya adalah Istana Gyeongbokgung karena saya berkesempatan untuk memakai hanbok yang dulu hanya bisa saya nonton melalui drama Korea.
Juvita: Saya memilih Balai Kota Yongin karena dapat bertemu dan berinteraksi dengan pejabat setempat untuk berdiskusi dan mendapatkan motivasi untuk pendidikan di masa depan.
Kunjungan singkat empat orang siswa SMA asal Timor-Leste ke Rumah Sakit St. Vincent, Universitas Katolik Korea.
Selain mengunjungi tempat wisata, keempat siswa ini pun mendapatkan kesempatan untuk mengikuti aktivitas membuat kopi dan rosario, latihan menyanyi, hingga rekaman di studio.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.