Wartawan Kehormatan

2025.08.06

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hanum Nur Aprilia dari Indonesia

Masyarakat Indonesia berkesempatan merasakan langsung pengalaman memainkan juryeonggu pada hari Kamis (31/07/2025) di Aula Multifungsi Korean Cultural Center Indonesia (KCCI).

Lomba Permainan Tradisional Era Kerajaan Silla menjadi penutup rangkaian Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju yang menjadi hasil kolaborasi antara KCCI, Organisasi Pariwisata Korea (KTO), dan Kantor Perwakilan Gyeongsangbuk-do di Jakarta.

Juryeonggu dimainkan oleh peserta di Aula Multifungsi KCCI pada hari Kamis (31/07/2025) sebagai bentuk pengalaman langsung dalam penutupan Festival Gyeongsangbuk-do. (Hanum Nur Aprilia)

Juryeonggu dimainkan oleh peserta di Aula Multifungsi KCCI pada hari Kamis (31/07/2025) sebagai bentuk pengalaman langsung dalam penutupan Festival Gyeongsangbuk-do. (Hanum Nur Aprilia)


Sebelum permainan dimulai, Kim Hyun-joo selaku Manajer Umum KCCI memberikan penjelasan singkat mengenai latar belakang juryeonggu.

Permainan ini menggunakan dadu tradisional Korea yang berasal dari periode Silla Bersatu, sekitar tahun 668 hingga 935 Masehi. Dadu kayu tersebut memiliki bentuk unik dengan total 14 sisi.

'Ju-ryeong-gu' ditulis dalam aksara hanja yang secara harfiah berarti 'minuman keras', 'perintah', dan 'alat'. Istilah ini merujuk pada fungsi awal permainan sebagai bagian dari hiburan dalam pesta minum minuman beralkohol pada masa Kerajaan Silla.

Kim Hyun-joo selaku Manajer Umum KCCI menjelaskan sejarah juryeonggu kepada peserta di awal acara. (Hanum Nur Aprilia)

Kim Hyun-joo selaku Manajer Umum KCCI menjelaskan sejarah juryeonggu kepada peserta di awal acara. (Hanum Nur Aprilia)

Artefak asli juryeonggu ditemukan di Kolam Wolji di Gyeongju pada tahun 1975. Sayangnya, artefak tersebut hancur secara tidak sengaja saat proses pengeringan menggunakan alat pengering. Beruntung, dokumentasi berupa foto yang diambil sebelum kerusakan memungkinkan pembuatan replika yang kini dapat dinikmati publik.

Setiap sisi juryeonggu memuat perintah atau hukuman berbeda yang ditujukan kepada pemain yang melempar dad sehingga menambah keseruan.

Pada versi aslinya, hukuman-hukuman tersebut berkaitan dengan aktivitas minum minuman beralkohol, seperti 'minum dengan tangan yang ditekuk' atau 'minum tiga gelas sekaligus'.

Beberapa perintah bahkan mencerminkan nilai seni, seperti 'bacakan satu bait puisi' atau 'nyanyikan satu lagu sambil menatap bulan' sehingga menggambarkan selera kalangan bangsawan masa itu.

Para peserta harus melangkah mengikuti angka yang muncul dari dadu 14 sisi untuk melewati 31 lingkaran di papan permainan juryeonggu. (Hanum Nur Aprilia)

Para peserta harus melangkah mengikuti angka yang muncul dari dadu 14 sisi untuk melewati 31 lingkaran di papan permainan juryeonggu. (Hanum Nur Aprilia)


Dalam permainan hari itu, sejumlah modifikasi diterapkan. Peserta dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri atas enam orang dan dibedakan dengan rompi berwarna.

Masing-masing kelompok harus menempuh 31 lingkaran di papan permainan dengan bergerak sesuai angka yang muncul dari dadu 14 sisi. Terdapat jalur pintas yang bisa dimanfaatkan dengan strategi dan keberuntungan lemparan.

Apabila ada kelompok yang mendarat di lingkaran yang sama, kelompok yang baru datang dapat mendepak lawan kembali ke titik awal.

Salah satu hukuman yang dijalani peserta dalam permainan juryeonggu di KCCI adalah tertawa terbahak-bahak selama 10 detik sebagai bentuk adaptasi dari perintah versi aslinya. (Hanum Nur Aprilia)

Salah satu hukuman yang dijalani peserta dalam permainan juryeonggu di KCCI adalah tertawa terbahak-bahak selama 10 detik sebagai bentuk adaptasi dari perintah versi aslinya. (Hanum Nur Aprilia)


Sebanyak 14 dari 31 lingkaran memuat hukuman yang telah disesuaikan dari versi asli agar permainan tetap ramah dan inklusif untuk semua usia.

Meski beberapa peserta tampak malu-malu di awal, suasana perlahan mencair saat hukuman mulai dijalani. Dari menari bersama hingga menirukan gerakan hewan, setiap tantangan justru menciptakan gelak tawa dan membangun kekompakan.

Salah satu momen berkesan dialami kelompok penulis adalah ketika harus menyalami semua peserta sebagai bentuk hukuman. Alih-alih menjadi beban, tantangan ini justru mempererat hubungan antarindividu.

Suasana akrab terjalin di antara peserta selama permainan juryeonggu, terlihat dari momen foto bersama di akhir acara sebagai penanda kebersamaan yang tercipta. (KCCI)

Suasana akrab terjalin di antara peserta selama permainan juryeonggu, terlihat dari momen foto bersama di akhir acara sebagai penanda kebersamaan yang tercipta. (KCCI)


Permainan terus berlanjut selama lebih dari satu jam. Seiring waktu berjalan, suasana kompetitif mulai bergeser menjadi semangat kolaboratif. Banyak peserta justru saling memberi dukungan agar permainan bisa segera mencapai garis akhir.

Puncak kemeriahan terjadi saat tim biru akhirnya tiba di lingkaran terakhir. Sorakan dan tepuk tangan membahana di aula diiringi ucapan selamat dari seluruh peserta kepada tim pemenang.

Permainan juryeonggu menjadi cara efektif bagi KCCI untuk mengenalkan budaya era Kerajaan Silla melalui pengalaman langsung. Kejutan dari setiap lemparan dadu dan hukuman yang menghibur berhasil mencairkan suasana serta membangun keakraban di antara peserta.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait