Wartawan Kehormatan

2025.05.26

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Rahmat Agussalim dari Indonesia
Foto: Rahmat Agussalim

Terletak di kaki Gunung Jirisan yang asri dan tenang, Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong merupakan destinasi edukatif dan budaya yang kaya dengan nilai sejarah Korea dalam ilmu pengobatan. Museum ini tidak hanya menjadi pusat pelestarian ilmu pengobatan tradisional Korea, tetapi juga menjadi sarana penting untuk memperkenalkan pengobatan pelengkap kepada masyarakat lokal dan internasional.

Foto di atas menunjukkan halaman depan Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong saat turun hujan di tanggal 9 Mei 2025.

Foto di atas menunjukkan halaman depan Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong saat turun hujan di tanggal 9 Mei 2025.


Salah satu tema utama yang diangkat dalam museum ini adalah keterlibatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam dukungan pengembangan dan pengakuan terhadap pengobatan tradisional dan pengobatan pelengkap. Dalam strategi globalnya, WHO menyatakan pentingnya pengelolaan sistematis pengobatan tradisional yang tidak hanya berakar dari kebudayaan lokal, tetapi juga terbukti efektif dalam pendekatan holistis terhadap kesehatan.

Dalam pameran museum dijelaskan bahwa negara-negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan beberapa negara Eropa telah menunjukkan komitmen tinggi terhadap riset dan pengembangan pengobatan tradisional. Komitmen tersebut khususnya dalam bentuk strategi lima tahunan yang memfokuskan pada sistem pengobatan khas, seperti pengobatan tradisional Tionghoa dan pengobatan herbal.

Di dalam Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong dijelaskan mengenai strategi WHO terkait pengobatan tradisional dan pelengkap.

Di dalam Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong dijelaskan mengenai strategi WHO terkait pengobatan tradisional dan pelengkap.


Salah satu tokoh paling berpengaruh yang ditampilkan dalam Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong adalah Yi Je Ma (1837–1900), yaitu seorang peneliti medis Korea yang menjadi pelopor dalam pengembangan sistem pengobatan unik yang dikenal sebagai pengobatan dengan filosofi Sasang.

Sistem Sasang merupakan terobosan penting dalam dunia pengobatan tradisional Korea karena memperkenalkan konsep bahwa setiap manusia memiliki karakteristik tubuh yang berbeda-beda sehingga memerlukan pendekatan pengobatan yang disesuaikan dengan tipe tubuhnya.

Yi Je Ma membagi manusia ke dalam empat tipe dasar berdasarkan kecenderungan psikologis dan fisiologis, yaitu taeyang, taeeum, soyang, dan soeum. Masing-masing tipe memiliki pola reaksi terhadap penyakit dan obat yang berbeda sehingga pendekatan Sasang tidak hanya mendiagnosis penyakit, tetapi juga mempertimbangkan kecocokan pengobatan dengan karakter pasien.

Foto di atas menunjukkan penjelasan mengenai Yi Je Ma, yaitu penemu pengobatan dengan filosofi Sasang.

Foto di atas menunjukkan penjelasan mengenai Yi Je Ma, yaitu penemu pengobatan dengan filosofi Sasang.


Dalam Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong, pengunjung dapat melihat bagaimana teori Sasang ini diterapkan dalam kehidupan nyata. Melalui ilustrasi interaktif, dijelaskan bahwa sistem Sasang didasarkan pada prinsip keseimbangan unsur alam, kayu, api, tanah, logam, dan air yang masing-masing terkait dengan organ tubuh dan saluran energi tertentu.

Pendekatan tersebut menekankan pentingnya menyeimbangkan tubuh dan pikiran sebagai kunci utama dalam proses penyembuhan. Tidak hanya menyembuhkan, Sasang juga sangat memperhatikan pencegahan penyakit, sesuatu yang kini semakin mendapat tempat dalam dunia medis modern.

Museum ini juga menyajikan sejarah kehidupan Yi Je Ma dan karya monumentalnya yang berjudul Donguisusebowon, yaitu sebuah manuskrip penting yang menjadi dasar pengembangan pengobatan Sasang. Buku ini merupakan upaya Yi Je Ma dalam menyusun ulang prinsip-prinsip pengobatan Timur secara sistematis berdasarkan pengamatan dan pengalaman klinisnya.

Setelah kematian Yi Je Ma pada tahun 1900, murid-muridnya meneruskan perjuangan sang guru dengan menerbitkan versi lengkap Donguisusebowon pada tahun 1901 yang kini menjadi literatur utama dalam studi pengobatan tradisional Korea.

Foto di atas menunjukkan penjelasan mengenai beragam pengobatan tradisional yang ada di seluruh dunia.

Foto di atas menunjukkan penjelasan mengenai beragam pengobatan tradisional yang ada di seluruh dunia.


Kehadiran Museum Pengobatan Tradisional Korea Sancheong bukan hanya penting dari sisi ilmiah, tetapi juga kultural. Museum ini menjadi simbol bagaimana warisan pengetahuan leluhur dapat tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.

Dengan kombinasi antara data ilmiah, filosofi Timur, dan pengalaman klinis berabad-abad, museum ini menunjukkan bahwa pengobatan tradisional bukanlah sesuatu yang kuno, melainkan bagian dari solusi masa depan yang menyeimbangkan ilmu pengetahuan modern dengan kebijaksanaan alami.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait