Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia
Foto: Korean Cultural Center Indonesia
Di tahun 2024, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea kembali menyelenggarakan program tahunan "K-pop Academy" dengan tiga kelas baru yang dilangsungkan dari bulan Juli hingga Agustus 2024.
Melalui siaran pers yang diterbitkan oleh KCCI, Direktur KCCI Kim Yong Woon, mengungkapkan bahwa besarnya minat terhadap K-pop di Indonesia menjadi salah satu alasan kuat KCCI untuk kembali membuka program K-pop Academy di tahun ini. Bahkan, besarnya permintaan yang datang dari berbagai kota lainnya di Indonesia juga mendorong KCCI untuk membuka akademi ini di Bandung.
Sejak tahun lalu, program K-pop Academy telah menarik perhatian penulis sebagai salah satu program yang mewadahi masyarakat Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap musik K-pop serta ingin menampilkan keunggulannya dalam menarikan tari K-pop. Penulis juga ingin mengetahui alasan serta motivasi murid dan guru K-pop Academy untuk turut andil dalam menyukseskan program ini.
Dengan berkoordinasi langsung bersama KCCI, penulis berkesempatan mewawancarai Bona, murid K-pop Academy yang mengikuti program sebagai murid kelas tari K-pop tingkat dasar, dan juga ZT, guru K-pop Academy untuk kelas Intermediate A dan Intermediate B untuk membagikan dampak positif yang mereka dapatkan dengan menyukai K-pop.
Dance dan K-pop Sudah Menemani ZT Selama 19 Tahun
Guru kelas Intermediate bernama ZT (33) saat ini aktif mengajar di beberapa studio di Jakarta sekaligus mengajar kelas-kelas privat. Ia juga aktif berperan sebagai juri dalam berbagai kompetisi di dalam maupun luar Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa BTS menjadi grup asal Korea yang membuatnya tertarik dengan tari K-pop dan mulai mempelajari lebih dalam lagi tentang K-pop.
"Saya menggeluti bidang tari sejak berusia 14 tahun hingga sekarang. Awalnya saya bisa sangat tertarik dengan K-pop karena sangat suka dengan genre-genre yang ada pada tari modern. Pada tahun 2013 saya sangat terpukau saat pertama kali mengenal BTS. Saat itu, saya mulai mencari tahu tentang lagu-lagu dan tarian BTS," ungkapnya.
Selanjutnya, ZT bercerita bahwa keputusannya untuk mengikuti lomba K-pop Dance Cover di kota asalnya pada tahun 2014 juga memberikannya pengalaman berharga yang membuatnya semakin dalam mengarungi fenomena hallyu, khususnya K-pop.
"Pada tahun 2014 di kota tempat saya tinggal ada sebuah lomba K-pop dan untuk pertama kalinya saya memutuskan untuk ikut lomba K-pop Dance Cover. Saat itu saya mendapatkan juara pertama dan mulai mendapatkan tawaran untuk menjadi juri K-pop pada acara selanjutnya serta tawaran mengajar kelas K-pop di beberapa studio di kota saya," jelasnya.
Menjadi seorang guru bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. ZT juga membagikan berbagai tantangan yang ia hadapi selama mengajar tari K-pop.
"Selama saya mengajar, tantangan paling umum saat saya mengajar adalah kebanyakan dari mereka belum mengenal dasar-dasar tari sama sekali, tetapi ingin mempelajari gerakan-gerakan idola mereka. Cara saya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengajari mereka mengenai dasar-dasar tarian sembari perlahan mengajarkan koreografi K-pop sesuai kemauan para anggota," tambahnya.
ZT juga mengungkapkan beberapa tip yang harus diperhatikan agar seseorang bisa menari K-pop dengan lebih baik. "Menurut saya, hal yang paling penting adalah memahami dasar-dasar teknik tari modern dan K-pop, kemudian memahami lebih dalam mengenai setiap gerakan tarian karena semua gerakan pasti mengandung makna dan pesan yang ingin disampaikan kepada para penonton," ungkap ZT.
Keunikan K-pop yang Membuat Bona Menggemarinya