Wartawan Kehormatan

2024.05.16

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia

Ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea juga dapat terlihat dari besarnya minat masyarakat untuk mempelajari bahasa Korea, baik melalui pendidikan formal universitas, maupun pendidikan nonformal, seperti kursus.

Sebagai salah satu upaya untuk memudahkan akses masyarakat dunia yang ingin mempelajari bahasa Korea, pemerintah Korea mendirikan institusi pendidikan bahasa Korea di berbagai belahan dunia, yakni King Sejong Institute (KSI).

KSI di Indonesia sendiri sudah mencapai sebelas cabang yang tersebar di berbagai daerah, yakni KSIC Indonesia, KSI KCC, KSI Jakarta, KSI Tangerang, KSI Yogyakarta, KSI Bandung 1, KSI Bandung 2, KSI Surabaya, KSI Baubau, KSI Ambon, dan KSI Banda Aceh.

Selain mengajarkan bahasa Korea, KSI setiap tahunnya juga menyelenggarakan kompetisi menulis dan berbicara Bahasa Korea bagi murid aktif, alumni, dan calon peserta KSI.

Pengumuman Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea tahun 2024 yang dibagikan oleh King Sejong Institute. (tangkapan layar media sosial Instagram King Sejong Institute)

Pengumuman Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea tahun 2024 yang dibagikan oleh King Sejong Institute. (tangkapan layar media sosial Instagram King Sejong Institute)


KSI mengumumkan bahwa babak penyisihan kompetisi tahun 2024 akan berlangsung antara bulan April dan Juli, mengikuti jadwal masing-masing cabang KSI. Babak final akan dilaksanakan antara bulan Juli sampai Agustus. Para pemenang dari kompetisi pada masing-masing cabang akan mendapat hadiah berupa undangan ke Korea untuk menghadiri berbagai pelatihan yang diadakan oleh KSI Foundation.

Untuk berbagi cerita di balik layar serta mengetahui upaya para pemenang dalam mempersiapkan kompetisi kepada para pembaca, penulis mewawancarai Agatha Inez, pemenang kompetisi menulis Bahasa Korea, serta Rachma Yuliana, pemenang pertama dalam kompetisi berbicara Bahasa Korea di KSIC Indonesia tahun 2023.

Agatha Inez mengawali aktivitasnya sebagai murid KSIC Indonesia pada tahun 2021 dengan mengambil kelas bahasa Korea untuk berita (tingkat mahir). Rachma Yuliana secara aktif mempelajari bahasa Korea di KSIC Indonesia sejak tahun 2022. Kini keduanya terdaftar sebagai siswa aktif dalam kelas debat di KSIC Indonesia.

Agatha Inez (kiri) dan Rachma Yuliani (kanan) adalah pemenang kompetisi menulis dan berbicara di King Sejong Institute Center Indonesia tahun 2023. (Agatha Inez)

Agatha Inez (kiri) dan Rachma Yuliana (kanan) adalah pemenang kompetisi menulis dan berbicara di King Sejong Institute Center Indonesia tahun 2023. (Agatha Inez)


Q: Sudah berapa lama Anda mempelajari bahasa Korea?

Inez: Sebenarnya, awalnya saya tidak belajar secara serius. Saya memulainya dari menonton acara ragam Korea lumayan lama, sepertinya ada 3-4 tahun. Saya baru mulai benar-benar belajar setelah itu. Jadi, sudah lebih dari 10 tahun saya belajar bahasa Korea.
Rachma: Saya mulai belajar di KSI dengan serius sejak empat tahun lalu, tetapi baru di tahun 2022 saya belajar bahasa Korea di KSIC Indonesia dan mengambil kelas Sejong 7.

Q: Awalnya, apa yang membuat Anda tertarik untuk mempelajari bahasa Korea?

Rachma: Karena menyukai K-pop.
Inez: Saya juga, tetapi lebih ke musik indi. Biasanya lirik K-pop sudah ada terjemahannya, tetapi musik indi biasanya tidak disertai terjemahan. Jadi, saya harus mencari sendiri arti liriknya.

Q: Hal apa yang membuat Anda tetap bersemangat untuk belajar bahasa Korea?

Inez: Saya merasa bahasa Korea membuat saya lebih bisa bercerita dan berbicara tentang banyak hal dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Rachma: Saya masih merasa belum ahli bahasa Korea. Semakin saya belajar, semakin saya tahu bahwa masih banyak hal yang belum saya ketahui.

Para pemenang Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea dari berbagai cabang KSI di Indonesia berfoto bersama di Istana Gyeongbokgung dengan mengenakan hanbok. (Agatha Inez)

Para pemenang Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea dari berbagai cabang KSI di Indonesia berfoto bersama di Istana Gyeongbokgung dengan mengenakan hanbok. (Agatha Inez)


Q: Apa yang memotivasi Anda untuk mengikuti kompetisi bahasa Korea?

Rachma: Saya sangat ingin menantang diri sendiri agar berani berbicara di depan orang.
Inez: Saya juga penasaran tentang kemampuan menulis saya.

Q: Hal apa yang menjadi perhatian Anda selama persiapan kompetisi?

Rachma: Saat itu waktu persiapan saya cukup panjang sehingga saya sempat meminta saran juga ke beberapa orang, termasuk ke guru bahasa Korea.
Inez: Mungkin yang sulit dari kompetisi menulis adalah penggunaan kata-kata, sedangkan kompetisi berbicara yang dinilai kelancaran berbicaranya. Seusai menulis naskah, peserta kompetisi berbicara harus berlatih terus agar lancar dalam berbicara.

Q: Bagaimana perasaan Anda saat pengumuman menyatakan Anda terpilih sebagai juara?

Inez: Saya sangat senang karena saya akhirnya bisa pergi ke Korea.
Rachma: Di postingan pengumuman awal, nama yang tertulis adalah Rachmi Yuliani, bukan Rachma Yuliana sehingga awalnya saya merasa hal tersebut lucu walaupun saya bersyukur bahwa saya ternyata terpilih sebagai pemenang.

Para pemenang Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea mengikuti kelas taekwondo selama pelatihan di Korea. (King Sejong Institute)

Para pemenang Kompetisi Berbicara dan Menulis Bahasa Korea mengikuti kelas taekwondo selama pelatihan di Korea. (King Sejong Institute)


Q: Apa saja kegiatan yang Anda lakukan selama di Korea setelah terpilih sebagai pemenang kompetisi?

Inez: Kami berada di sana selama seminggu untuk mengunjungi beberapa tempat, seperti Istana Gyeongbokgung, Museum Hangeul, dan Kampung Rakyat Korea. Kami juga mengikuti beberapa seminar, seperti seminar dari pembawa berita tentang bagaimana berbicara bahasa Korea yang baik. Kami juga menghadiri seminar dari sutradara drama Reborn Rich yang bercerita tentang bagaimana cara membuat cerita yang bagus dan menarik.
Rachma: Waktu itu pihak penyelenggara menyebutkan kalau rencana perjalanan ini memang dibuat berdasarkan acara-acara yang trendi di Korea. Akan tetapi, secara keseluruhan, kami juga merasakan pengalaman budaya Korea, seperti menonton pertunjukan tari tradisional. Di hari terakhir, kami naik kapal pesiar di Sungai Hangang dan juga pergi ke Pasar Gwangjang.

Q: Acara apa yang paling berkesan bagi Anda?

Rachma: Bagian bertemu dengan teman-teman baru.
Inez: Saya takjub karena bertemu orang dari seluruh dunia dan berkomunikasi dengan bahasa Korea. Bahasa Korea yang mengumpulkan kami semua di sana. Untuk saya, seminar bersama sutradara drama Reborn Rich yang paling berkesan.

Q: Apa tip Anda untuk siswa yang tertarik untuk mengikuti lomba menulis dan berbicara tahun 2024?

Inez: Kuncinya adalah latihan. Kalian harus latihan menulis bahasa Korea apapun itu. Saat kompetisi menulis, kita tidak bisa membawa naskah yang kita tulis, jadi kita harus menghafalnya. Cara menghafalnya adalah dengan menulis dan menulisnya lagi.
Rachma: Kompetisi berbicara bahasa Korea bisa dipersiapkan dengan naskah dengan baik, lalu menghafalnya, dan latihan berulang kali. Yang paling penting adalah pembawaannya juga harus menarik sehingga orang tidak mudah bosan saat mendengar kita. Saya biasanya merekam suara sendiri berkali-kali sampai hafal di luar kepala. Sebisa mungkin Anda juga mempersiapkan diri mengenai pertanyaan seperti apa yang kira-kira akan ditanya dari naskah yang kita buat.

240516_KSI_5

Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pemenang kompetisi KSI saat di Korea, yaitu seperti membuat dojang atau stempel khas Korea (kiri), mendengar seminar oleh sutradara drama Reborn Rich (tengah), dan mengikuti kelas tari K-pop (kanan). (Agatha Inez)



margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait