Wartawan Kehormatan

2023.07.05

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Hurum Maqshuro dari Indonesia
Foto: Hurum Maqshuro


Pada tanggal 24-25 Juni 2023, telah diadakan acara festival makanan Korea yang bertujuan untuk mengenalkan produk makanan dan masakan Korea kepada masyarakat Indonesia. Acara ini berlangsung di Central Park Mall, Jakarta. Acara ini diadakan oleh Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation dengan mengangkat tema "Closer Friendship, Stronger Partnership" sebagai salah satu bagian dari perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Korea dan Indonesia.

Perkembangan produk K-Food di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Makanan Korea telah menjadi tren kuliner yang populer di kalangan masyarakat Indonesia dan permintaan produk K-Food terus meningkat. Dalam upaya untuk menjawab tuntutan konsumen Indonesia yang memperhatikan kehalalan makanan impor, perusahaan-perusahaan makanan Korea berupaya beradaptasi menyesuaikan dengan permintaan tersebut. Perusahaan makanan Korea banyak yang telah melakukan penyesuaian yang diperlukan dalam proses produksi, bahan baku, dan sumber daya untuk memastikan kepatuhan terhadap standar yang ada di Indonesia.

Pada hari kedua acara K-Food Fair 2023 Jakarta, penulis berkesempatan mewawancarai beberapa PIC (person in charge) untuk stan produk K-Food yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, di antaranya PT CJ Food, STC Natural Indo, PT Okosia, dan PT Daesang Agung Indonesia.

230704_K-food_1

K-Food Fair 2023 yang diadakan di Central Park Tribeca, Jakarta.


P: Bagaimana respons masyarakat Indonesia terhadap produk makanan Korea?

"Responsnya sangat baik . Karena untuk branding-nya sendiri juga sudah oke, banyak produk CJ Food yang sudah dikenal dan diminati oleh masyarakat Indonesia," ujar Beti, selaku admin sales support.

Hampir sama dengan CJ Food, Lisnawati selaku PIC dari PT. Daesang Agung Indonesia juga mengatakan bahwa respons masyarakat Indonesia terhadap produk K-Food sangat baik.

"Responnya sangat positif, bahkan produk dari perusahaan kami yang didominasi oleh bumbu dan saus khas Korea sudah didistribusikan ke berbagai restoran dan supermarket," ujar Ana, all-in staff dari PT. STC Natural Indo.

P: Apa yang menjadi tantangan bagi produsen K-food ketika masuk ke indonesia?

Ana mengatakan bahwa standardisasi halal adalah tantangan utama dari produsen ketika masuk ke Indonesia. "Karena saat ini perusahaan kami masih dalam proses mendapatkan sertifikasi, konsumen Indonesia masih merasa kurang nyaman dalam mengonsumsi produk kami meskipun produk kami selama ini masih dalam kategori muslim-friendly. Kami berusaha untuk memastikan bahwa pada tahun 2025 semua produk (yang masuk ke Indonesia) sudah sesuai standar konsumen Indonesia," tukasnya.

Berbeda dengan PT. STC Natural Indo, PT. Okosia mengatakan tantangan mereka ada pada branding product. Mereka sedang berupaya agar masyarakat Indonesia lebih mengenal produk mereka. "Karena produk kami adalah produk herbal dan sudah lolos uji BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta telah mendapat sertifikasi di tahun 2022, tantangan kami di tahun ini lebih ke branding. Kami sedang dalam proses memperkenalkan produk kepada masyarakat dan memperluas penjualan produk. Saat ini kami memiliki toko luring di Lotte Avenue Jakarta. Kami berencana memperluas lagi dan mencoba membuka toko daring resmi," ujar Saura, finance staff PT. Okosia.

"Produk K-Food dari CJ Food sudah banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Beberapa produk (CJ Food) juga sudah ada yang mendapatkan sertifikasi sesuai standar di Indonesia. Namun, saat ini kami sedang fokus untuk memperkenalkan produk vegan mandu (Korean dumpling). Karena minat produk vegan masih bisa dikatakan jarang di Indonesia, ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami," ujar Beti.

230704_K-food_2

Dari kiri ke kanan: PT. Okosia, PT. Daesang Agung Indonesia, PT. CJ Food, dan PT. STC Natural Indo. Ketiga perusahaan ini memperkenalkan produk K-Food mereka di K-Food Fair 2023 Jakarta.


P: Bagaimana upaya produsen K-food dalam beradaptasi dengan budaya konsumen di Indonesia?

Berdasarkan jawaban dari para narasumber, sertifikasi halal adalah salah satu cara bagi produsen K-Food untuk beradaptasi dengan mayoritas konsumen di Indonesia. Admin Sales Support CJ Food, Beti mengatakan bahwa produk Bibigo Vegan Mandu masih dalam proses sertifikasi menyesuaikan standar tersebut. Namun, sejauh ini produk Bibigo Vegan Mandu sudah mengantongi sertifikasi vegan. “Agar lebih memberikan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia, produk ini masih dalam proses mendapatkan sertifikasi halal, mengikuti prosedur standar di Indonesia,” ungkapnya

Ana dari STC Natural Indo juga mengatakan produknya masih dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi, “Karena ini produk impor, jadi masih menyesuaikan dengan kondisi di Indonesia.”

PT. Daesang Agung Indonesia memiliki jawaban yang sedikit berbeda, "Sejauh ini produk andalan kami adalah seaweed (rumput laut kering/panggang) karena memang rumput laut pada dasarnya memiliki bahan dasar yang ramah untuk mayoritas konsumen di Indonesia. Namun, untuk produk lain yang tidak sesuai dengan pilihan konsumen di Indonesia, kami akan katakan sesuai apa adanya, kami biarkan konsumen yang memilih. Belum ada informasi lanjut (tentang produk lain)," tukas Lisnawati.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait