Penulis: Wartawan Kehormatan Widya Tania Artha dari Indonesia


Pada tanggal 10-11 dan 17-18 Juni 2023, INKOCF (Indonesia Korea Cultural Family) berkolaborasi dengan dua orang mahasiswi Universitas Chung Ang untuk mengadakan kelas pansori dengan tema "Heungbo is Good." Pansori adalah salah satu genre musik tradisional Korea berupa penceritaan kisah dengan seorang penyanyi dan penabuh gendang.

Acara ini diadakan secara daring melalui Zoom. Penulis hadir sebagai salah seorang peserta. Meri Diana hadir mewakili pihak INKOCF. Lee Jeongun dan Kim Seonho merupakan dua orang mahasiswi Chung Ang yang memberikan materi mengenai pansori.

Pertunjukan pansori yang diselenggarakan di Istana Changdeokgung pada tanggal 30 April 2015. (Korea.net DB)

Kelas ini diadakan selama empat kali pertemuan dengan masing-masing pertemuan berlangsung selama 45 menit. Materi pada pertemuan pertama dan kedua disampaikan oleh Lee.

Pada pertemuan pertama, Lee memperkenalkan dirinya dan musik tradisional Korea secara garis besar. Pansori merupakan salah satu genre musik tradisional Korea yang masuk ke dalam daftar Memori Dunia UNESCO. Seorang penyanyi pansori biasanya menceritakan sebuah kisah diiringi oleh seorang penabuh gendang sehingga penyanyi tersebut biasanya bisa menampilkan berbagai karakter sesuai dengan kisah yang disajikan.

Kisah yang disampaikan dalam pertunjukan pansori pada zaman dahulu sangat bervariasi, tetapi yang tersisa pada masa kini hanya lima, yaitu Heungboga, Simcheongga, Chunhyangga, Jeokbyeokga, dan Sugungga.

Kelas kali ini mempelajari Heungboga. Lee menyebutkan lagu ini mengisahkan dua kakak beradik yang bernama Heungbu dan Nolbu. Heungbu diceritakan menolong seekor burung layang-layang yang terluka di halaman rumahnya.

Sebagai rasa terima kasih, burung tersebut memberikan biji labu air kepada Heungbu. Heungbu lalu menanam biji tersebut dan merawatnya hingga tanaman labu air tersebut berbuah. Ternyata buah labu air yang dihasilkan berisi emas dan perhiasan sehingga Heungbu menjadi kaya raya.

Nolbu yang iri lalu menangkap seekor burung layang-layang dan sengaja menyakitinya agar bisa mendapatkan biji labu air. Nolbu lalu menanam biji tersebut tetapi buah yang dihasilkan berisi dokkaebi, salah satu jenis hantu Korea. Heungbu yang mendengar Nolbu sedang berada dalam kesulitan pun menolong dan membawanya ke rumahnya.

Tangkapan layar saat melakukan kelas pansori pada hari pertama bersama Lee Jeongun. (Meri Diana)

Momen saat Heungbu membuka labu air dan menemukan bahwa isinya merupakan harta berharga merupakan isi dari lagu "Heungbu is Good" yang diajarkan pada kelas kali ini. Lagu tersebut berjudul "Heungboga Joarago" dalam bahasa Korea. Para peserta mempelajari lagu tersebut dalam bahasa Korea secara pelan-pelan dengan mengikuti Lee yang membacakan lirik lagu tersebut satu per satu. Setelah menguasai lirik, kami belajar ritme dan melodi lagu tersebut.

Pertemuan ketiga dan keempat dibawakan oleh Kim dan materi yang diajarkan sedikit berbeda dari Lee. Kim memberikan detail melodi dari setiap kata dalam lirik lagu yang harus dinyanyikan. Kim juga mengajarkan ekspresi dan gerakan yang harus diaplikasikan saat menyanyikan lagu tersebut.

Setelah mencoba menyanyikan lagu itu, penulis merasa cukup kesulitan. Selain tidak terlalu mahir dalam berbahasa Korea, adanya pengulangan kata pada lirik cukup membingungkan hingga membuat lidah penulis keseleo. Apalagi di beberapa bagian terakhir lirik diperlukan beberapa cengkok dengan nada tinggi dan rendah yang makin membuat penulis cukup kesulitan mempelajarinya.

Tangkapan layar saat peserta menghadiri kelas di pertemuan terakhir bersama kedua mahasiswi Universitas Chung Ang. (Meri Diana)

Tidak hanya itu, ekspresi dan gerakan yang harus ditambahkan saat menyanyikan "Heungbu is Good" pun juga menjadi tantangan dalam mempelajari lagu ini.

Meski begitu, para peserta sangat menikmati kelas pansori dengan lagu "Heungbu is Good." Penulis merasa tertarik dengan pansori karena cengkoknya yang cukup khas.