Penulis: Wartawan Kehormatan Kustanti Hariwati Dalle dari Indonesia
Foto: Tangkapan layar ASEAN Study Center (ASC) LPPSP FISIP UI
Belum lama ini ASEAN Study Center (ASC) LPPSP FISIP, Universitas Indonesia mengadakan kuliah umum hybrid dengan topik "Kebijakan Luar Negeri Korea dan Hubungan Korea-ASEAN." Kuliah umum tersebut turut dihadiri oleh Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto dan para mahasiswa Departemen Hubungan Internasional UI. Penulis berkesempatan untuk menghadiri kuliah umum pada hari itu sebagai seorang wartawan kehormatan.
Penulis mendapatkan surel dari ASC LP2SP FISIP UI yang mengizinkan penulis untuk meliput acara kuliah umum ini setelah penulis hadir pada ASEAN-Korea Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh ASC LP2SP FISIP pada bulan lalu. Penulis akan meringkas pemaparan H.E Ambassador Kwon Hee-Seog selaku Duta Besar untuk ASEAN dari Mission of The Republic of Korea to ASEAN yang menjadi pembicara utama pada kuliah umum yang diselenggarakan pada 7 Desember 2022.
Keaktifan Korea untuk berdiplomasi salah satunya di bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan negara-negara anggota ASEAN merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Korea yang memiliki misi nasional, yakni "Korea Leading Again: A Nation of People Living Well Together." Misi tersebut adalah misi yang ingin dicapai oleh presiden baru Korea, Presiden Yoon Suk Yeol.
Walaupun terkenal dengan soft power-nya, Korea juga terkenal dengan kemajuan teknologinya. Salah satu contoh kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Korea dijalankan melalui penandatanganan MoU Konsep Sistem Teknologi Cerdas untuk pembangunan IKN pada bulan Juli 2022.
Kwon juga menjelaskan mengenai Tiga Dimensi dari Kebijakan Luar Negeri Korea. Pertama, mengenai kebijakan diplomasi dengan negara-negara tetangga. Kedua, mengenai diplomasi regional yang mencakup kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin. Ketiga, mengenai diplomasi multilateral yang mencakup pemulihan pasca Pandemi Covid-19 serta keterlibatan Korea dalam organisasi regional seperti ASEAN dan organisasi internasional seperti G-20, United Nations dan OECD.
Selain itu, Kwon juga menjelaskan Inisitiatif Solidaritas Korea-ASEAN (KASI) sebagai kebijakan luar negeri Korea yang berfokus untuk mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, damai dan sejahtera. KASI memiliki empat prioritas saat ini. Yang pertama adalah mempromosikan kerja sama strategis dalam bidang diplomasi dan pertahanan negara. Kedua, kesejahteraan bersama melalui pengembangan rantai pasokan global, keamanan energi dan transformasi digital. Ketiga, kolaborasi bersama untuk mengatasi tantangan regional dan global seperti isu perubahan iklim, kesehatan masyarakat hingga kerja sama di bidang perikanan dan agrikultura. Terakhir adalah kontribusi dalam hal finansial, misalnya melalui ASEAN-Korea Cooperation Fund yang diperkirakan telah mengeluarkan bantuan dana sebesar 16 juta dolar pada tahun 2022.
Sekalipun hanya dapat menghadiri kuliah umum secara daring, penulis bisa merasakan antusiasme dari para mahasiswa terutama lewat sesi tanya jawab di akhir sesi kuliah umum tersebut. Kwon juga menegaskan bahwa Indonesia merupakan partner kerja sama yang penting di kawasan Asia Tenggara bagi Korea. Sehingga ia berharap hubungan kerja sama Korea dan ASEAN, terlebih dengan Indonesia dapat terus terjalin erat di masa mendatang.
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.