Wartawan Kehormatan

2022.09.30

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Tiffany Benedicta dari Indonesia

Jumat (16/09/2022), Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia dan Korea Cultural Center Indonesia (KCCI) menggelar event berstandar internasional di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Pertunjukan ini merupakan sebuah pertunjukan tarian tradisional Korea yang dibawakan oleh Busan National Gugak Center.

Acara ini diselenggarakan untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 di Bali dan sebagai acara pembuka Korea Festival 2022. Sekitar seribu penonton diperkiraan hadir untuk menonton secara langsung, mulai dari tamu VIP, media, dan sahabat KCCI.

Menjadi kebanggaan bagi saya karena bisa melihat langsung pertunjukan tarian ini. Duduk di bagian depan panggung membuat saya bisa melihat lebih jelas tarian dan gerakan serta mimik wajah dari semua penari dari atas panggung.

Saat semua kursi sudah terisi penuh dan jam menunjukkan pukul tujuh malam, lampu teater mulai diredupkan dan tirai merah yang menutupi panggung mulai diangkat karena acara akan segera dimulai. Selama pertunjukan, penonton tidak diperbolehkan untuk memotret dan merekam baik gambar ataupun suara.

Jangguchum merupakan tarian tradisional Korea yang ditarikan dengan menggunakan alat musik yang disebut janggu. (Korean Cultural Center Indonesia)

Jangguchum merupakan tarian tradisional Korea yang ditarikan dengan menggunakan alat musik yang disebut janggu. (Korean Cultural Center Indonesia)


Pertunjukan pertama adalah jangguchum atau tarian gendang tradisional Korea. Janggu merupakan alat musik tradisional Korea dan chum meruapakan bahasa Korea untuk tari. Jangguchum ini dibawakan oleh enam penari perempuan yang mengenakan baju khas Korea sambil membawa janggu secara diagonal.

Para penari menari dengan lincah sambil memukul janggu mengikuti irama. Gerakan kaki yang cepat dan serempak membuat tarian ini terlihat sangat indah. Para penari pun selalu tersenyum dari awal penampilan hingga akhir. Tarian janggu ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keterampilan menari yang baik, dicirikan oleh tarian berputar dengan cepat saat mengenakan janggu.

Hanryangmu merupakan sendratari tradisional Korea yang ditarikan dengan menggunakan kombinasi dari akting, tarian, dan ritme dari sang penari. (Korean Cultural Center Indonesia)

Hanryangmu merupakan sendratari tradisional Korea yang ditarikan dengan menggunakan kombinasi dari akting, tarian, dan ritme dari sang penari. (Korean Cultural Center Indonesia)


Pertunjukan kedua adalah hanryangmu yang dibawakan oleh lima orang laki-laki dengan pakaian serba putih. Mereka memegang kipas di tangan sebagai bagian dari tarian ini. Semua penari menari dengan lemah lembut.

Para penari memainkan gerakan lengan, mimik wajah, dan kipas sehingga membuat tarian ini menjadi unik dan indah. Hanryangmu merupakan sendratari tradisional Korea yang ditarikan dengan menggunakan kombinasi dari akting, tarian, dan ritme dari sang penari.

Pertujukan ketiga adalah abakmu yang dibawakan oleh dua penari perempuan dengan menggunakan pakaian sangat cerah, yaitu hijau untuk atasan dan merah untuk bawahan. Para penari juga mengenakan lengan baju yang panjang sehingga menutupi tangan.

Abak merupakan alat musik kecil yang dapat menghasilkan suara unik dengan cara memukulnya ke papan kayu. Abak ini digunakan dalam tarian sehingga tarian ini disebut abakmu.

Geomungo merupakan alat musik dawai tradisional Korea yang dimainkan dengan menggunakan tongkat bambu kecil. Geomungo digunakan dalam pertunjukan geomungo sanjo. (Tiffany Benedicta)

Geomungo merupakan alat musik dawai tradisional Korea yang dimainkan dengan menggunakan tongkat bambu kecil. Geomungo digunakan dalam pertunjukan geomungo sanjo. (Tiffany Benedicta)


Pertunjukan keempat adalah geomungo sanjo yang dibawakan oleh dua orang perempuan anggun. Satu orang duduk sambil memangku alat musik dawai tradisional Korea yang disebut geomungo dan satu lainnya mengiringi dengan janggu.

Geomungo sanjo merupakan pertunjukan alat musik tradisional Korea. Pertunjukan geomungo sanjo kali ini menggunakan lagu dengan struktur megah dan bersahaja yang dimainkan secara perlahan lalu pelan-pelan menjadi lebih cepat.

Geomungo adalah alat musik dengan enam senar yang dipintal ke kayu sepanjang 1,5 meter dan lebar 25 sentimeter dengan benang sutra. Irama cepat dan lambat merupakan campuran dari ujo (nada tertinggi dalam musik tradisional Korea) dan gyemyeonjo (nada dalam musik tradisional Korea yang memberikan rasa sedih bagi pendengar).

Buchaechum merupakan tarian tradisional Korea Selatan yang ditarikan dengan menggunakan kipas. (Korean Cultural Center Indonesia)

Buchaechum merupakan tarian tradisional Korea Selatan yang ditarikan dengan menggunakan kipas. (Korean Cultural Center Indonesia)


Pertunjukan kelima adalah buchaechum. Buchae berarti kipas dan chum berarti tari dalam bahasa Korea. Oleh karena itu, buchaechum juga bisa disebut sebagai tari kipas tradisional Korea.

Buchaechum pada pertunjukan ini pada awalnya dibawakan oleh seorang perempuan yang berada di tengah panggung dengan sambil memegang kipas di tangannya dan disoroti oleh lampu biru. Lampu tersebut memantulkan cahaya warna warni dari kipas yang dipegangnya membuatnya terlihat mewah dan semua orang terpukau. Tak lama kemudian, sejumlah penari lain masuk dengan kipas di tangannya.

Tarian kipas ini adalah tarian yang menggambarkan bunga yang berwarna warni. Tarian ini membentuk berbagai gerakan mulai dari bentuk kelopak bunga yang bergoyang dan bunga yang mekar melalui gerakan kipas-kipas. Penampilan buchaechum sangat mencuri perhatian para penonton karena terlihat banyak penonton yang bertepuk tangan dan bersorak sorai untuk penampilan ini.

Pertunjukan keenam adalah jinsoechum. Tari jinsoe ini awalnya merupakan tarian dukun pada zaman dahulu tapi sekarang berkembang menjadi tarian pertunjukan. Jinsoechum ini ditampilkan oleh lima orang laki-laki dengan membawa alat musik di tangannya.

Penari dan pemusik dari Busan Gugak Center memberikan salam penutup kepada penonton setelah pertunjukan selesai. (Tiffany Benedicta)

Penari dan pemusik dari Busan Gugak Center memberikan salam penutup kepada penonton setelah pertunjukan selesai. (Tiffany Benedicta)


Pertunjukan terakhir adalah samulnori atau kuartet perkusi tradisional Korea. Di atas panggung terlihat empat pemusik yang sedang duduk bersila dengan memegang alat musik masing-masing. Samulnori adalah bentuk pertunjukan yang menekankan emosi yang dapat dirasakan yang penuh dengan kegembiraan melalui empat alat musik, yaitu kkwaenggwari, janggu, buk, dan jing.

Penonton dibawa hanyut dalam penampilan samulnori ini. Ritme awal sangat pelan lalu menjadi lebih cepat. Suara dentuman dari alat musik buk yang dimainkan membuat kepala dan bahu ikut bergoyang mengikuti irama. Harmonisasi yang dikeluarkan dari empat alat musik tersebut sangat indah dan membuat penonton kagum. Beberapa penonton berdiri di akhir sambil bertepuk tangan mengapresiasi kerja keras para penari dan pemusik dari Busan National Gugak Center.

Lampu teater dinyalakan kembali setelah pertunjukan samulnori selesai. Pembawa acara lalu memperkenalkan semua penari dan pemusik dengan mempersilakan mereka kembali ke atas panggung untuk memberi salam perpisahan dengan para menonton. Semua penari terlihat sangat bahagia dengan senyumnya yang tak pernah hilang sambil menggerakan tangannya sebagai salam perpisahan. Tirai merah pun perlahan mulai menutupi bagian panggung dan pembawa acara menyampaikan salam perpisahan sebagai tanda bahwa acara sudah selesai.

Pertunjukan ini berlangsung sebentar hanya sekitar satu jam saja. Melalui pertunjukan ini, Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia dan KCCI mengajak para penonton untuk lebih mengenal lagi budaya, lagu, dan tarian tradisional yang Korea miliki. Pertunjukan mana yang akan kalian tonton bila kalian bisa menontonya secara langsung?

Korean Traditional Performance Poster_2022

Poster "Beautiful Korea, Dynamic Busan: Lagu dan Tarian Tradisional Korea" (Korean Cultural Center Indonesia)


margareth@korea.kr


*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea Selatan.

konten yang terkait