Makanan kuil ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Korea. Foto di atas menunjukkan makanan kuil yang disajikan di Kuil Jingwansa, Seoul. (Badan Usaha Budaya Buddha Korea)
Penulis: Aisylu Akhmetzianova
Layanan Warisan Budaya Korea mengungkapkan pada tanggal 19 Mei 2025 bahwa makanan kuil telah ditetapkan menjadi warisan budaya takbenda nasional Korea karena mengandung filosofi agama Buddha.
Makanan kuil mengandung makna etika makan tradisional yang mewakili etika makan dan tradisi keseharian biksu-biksu Buddha.
Karakteristik utama makanan kuil mengandung filosofi Buddha dan vegetarian, yakni makanan yang tidak mengandung daging, ikan, serta lima bahan makanan berbau tajam, seperti bawang putih, daun bawang, bawang kucai, bawang Allium monanthum, dan sayur Ferula assa-foetida.
Makanan kuil telah memberi dan menerima pengaruh dari budaya kuliner Korea dalam waktu yang lama setelah agama Buddha masuk ke Korea.
Arsip Dongguk Yi Sangguk Jip dari Dinasti Goryeo (918-1392) menuliskan catatan mengenai hubungan antara kuil dengan makanan, seperti melalui mandu vegetarian dan kimci sangat.
Pada masa Dinasti Joseon (1392-1910) kuil berfungsi sebagai tempat suplai saus dan makanan yang diawetkan, seperti tahu dan meju (kacang kedelai yang difermentasi hingga kering).
Saat itu, kuil juga menjadi tempat pertukaran dengan keluarga pejabat dan cendekiawan melalui pertukaran biji-bijian.
Layanan Warisan Budaya Korea menjelaskan, "Prinsip agama Buddha yang tidak membunuh makhluk hidup, menghargai kehidupan, serta memercayai filosofi pengendalian diri diwujudkan dalam bentuk makanan kuil hingga menjadi sebuah budaya kuliner yang unik."
Lembaga tersebut menambahkan, "Walaupun (makanan kuil) tetap menjaga cara pembuatannya yang tradisional, (makanan kuil) juga mampu berkontribusi pada keberagaman dan kreativitas budaya."
Lembaga tersebut mengungkapkan, "Cara pembuatan makanan kuil berbeda tergantung karakteristik dan metode pembuatan di setiap kuil sehingga penetapan makanan kuil sebagai warisan budaya ditetapkan sebagai warisan bersama, tanpa menunjuk seseorang atau organisasi tertentu."
aisylu@korea.kr