Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul: Gunung Bugaksan dibuka pada tanggal 18 April lalu di Samcheong-dong, Jongno-gu, Seoul. Pusat informasi ini bertugas membantu para wisatawan asing yang ingin mendaki gunung di tengah Kota Seoul. (Charles Audouin)
Penulis: Charles Audouin
Penulis berjalan santai menyusuri bagian pinggir dinding Istana Gyeongbokgung pada hari musim semi yang hangat tanggal 12 April lalu. Dengan mengenakan kaus dan celana jin, siapa pun pasti menyangka penulis akan pergi mengunjungi galeri atau kafe cantik di Bukchon yang memang terkenal di Kota Seoul. Akan tetapi, penulis pergi untuk mendaki gunung.
Tepat pada jam sembilan pagi, penulis tiba di tujuan, yaitu sebuah
hanok (rumah tradisional Korea) setinggi dua lantai yang terletak di sebuah jalan di Samcheong-dong, Jongno-gu, Seoul. Tempat itu bernama Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul: Gunung Bugaksan.
Pusat informasi wisata ini dibuka pertama kali pada tanggal 18 April lalu untuk membantu para wisatawan asing yang ingin mendaki gunung di tengah Kota Seoul. Cabang ini adalah cabang kedua setelah cabang pertama di Gunung Bukhansan dibuka pada bulan September 2022.
Wisatawan asing bisa meminjam berbagai peralatan pendakian gunung di pusat informasi ini sekaligus bergabung di dalam tur yang ditawarkan dengan didampingi oleh pemandu wisata. Terdapat berbagai rute dan informasi terkait pendakian gunung dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang.
Kelebihan dari cabang Gunung Bugaksan adalah letaknya yang cukup strategis karena berbagai lokasi wisata utama Kota Seoul terletak di kaki Gunung Bugaksan, seperti Istana Gyeongbokgung, Kampung Hanok Bukchon, dan Alun-alun Gwanghwamun. Wisatawan bisa melihat sejarah, budaya, dan alam Korea dalam satu tempat. Oleh karena itu, pusat informasi tersebut merencanakan akan menyediakan berbagai peralatan bagi para wisatawan seperti tikar piknik agar para wisatawan bisa menikmati gunung di tengah Kota Seoul.
Para peserta program pertama Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul: Gunung Bugaksan terlihat sedang menaiki tangga Gunung Bugaksan pada tanggal 12 April. (Charles Audouin)
Para peserta WNA (warga negara asing) yang mengikuti program pada hari itu mendengarkan penjelasan dalam bahasa Inggris lalu menyusuri Cheong Wa Dae dan Gunung Bugaksan. Mereka mengenakan pakaian untuk mendaki gunung yang disediakan gratis oleh pusat informasi kemudian menikmati panorama Gunung Bugaksan.
Peserta asal Indonesia yang bernama Riska Dwi Astuti berkata, "Saya tidak membawa pakaian khusus untuk mendaki gunung, tetapi untungnya pusat informasi ini menyediakan pakaian yang bisa dipinjam."
Christian Rhee yang sudah menetap lebih dari 10 tahun di Korea berkata, "Sepertinya tidak ada negara selain Korea yang meminjamkan sepatu untuk mendaki gunung kepada para wisatawan."
Tidak hanya untuk wisatawan asing saja, penduduk asing di Korea juga bisa menggunakan layanan peminjaman tersebut. Tongkat, tas, topi, celana, dan kaus untuk mendaki gunung disewakan dengan harga 2.000 won per buahnya, sedangkan sepatu dan jaket disewakan dengan harga 5.000 won.
Keterangan lebih lanjut mengenai penyewaan, reservasi, dan program pendakian gunung bisa dicek melalui akun Instagram resmi Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul (@seoulhikingtourism_official).
Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon memberikan kata sambutan pada upacara pembukaan Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul: Gunung Bugaksan pada tanggal 18 April lalu di Samcheong-dong, Jongno-gu, Seoul. (Organisasi Pariwisata Seoul)
Uji coba pengoperasian Pusat Wisata Pendakian Gunung Seoul: Gunung Bugaksan sudah dimulai pada tanggal 20 November 2023, tetapi baru resmi dibuka pada tanggal 18 April lalu. Pada upacara pembukaan tersebut, lebih dari 100 orang tamu hadir. Selain para wisatawan asing, tokoh penting yang hadir adalah Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon serta duta promosi dari tiga negara, yaitu Kosta Rika, Belarusia, dan Ceko.
Wali Kota Oh mengungkapkan pentingnya aktivitas dalam wisata, "Memori saat berwisata akan lebih teringat jika wisatawan mengalaminya langsung dibanding hanya dengan mendengarkan penjelasan. Tidak ada kota lain di dunia yang memiliki gunung yang bisa didaki hanya dalam satu dua jam saja, tetapi bisa membuat pendakinya melihat panorama satu kota besar."
caudouin@korea.kr