Seorang pakar seni ternama sekaligus profesor di Myeongji University Yu Hong-june di dalam bukunya yang berjudul Eksplorasi Warisan Leluhur Saya mengatakan, "Kita melihat sesuai dengan apa yang kita ketahui." Maksudnya adalah, seberapa pun terkenalnya suatu tempat, atau seberapa pun tidak istimewanya tempat yang kita datangi, hal itu bisa berubah tergantung dari seberapa kita tahu mengenai suatu tempat dan dari sisi mana kita melihat tempat tersebut.
Pada tahun 2022 ini, Korea.net memulai sebuah serial untuk memperkenalkan kebudayaan Korea dan tempat wisata di daerah yang belum begitu dikenal secara internasional. Kami mengajak pembaca untuk melihat dari sisi lain mengenai kisah dari suatu tempat dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Tempat wisata terkenal yang bisa kita cari informasinya di internet pun bisa dilihat dari sisi yang berbeda. Kami juga berencana untuk mengunjungi tempat wisata populer yang sudah mendapatkan sorotan sebelumnya. Korea.net akan menyuguhkan permata tersembunyi Korea kepada para pembaca.
Penulis: Kim Hyelin
Video: Lee Jun Young
Sinan-gun yang terletak di Provinsi Jeollanam merupakan satu-satunya daerah otonom yang terdiri dari kepulauan. Terdapat 72 pulau yang berpenghuni dan 953 pulau yang tidak berpenghuni. Terdapat total 1.025 buah pulau di dalam satu kabupaten.
Oleh karena itu, wilayah ini juga disebut sebagai 1004 atau yang dibaca cheonsa dalam bahasa Korea. Kata cheonsa bisa berarti angka 1.004 atau malaikat.
Banyak sekali sebutan yang disematkan untuk daerah ini, antara lain adalah Bintang Pariwisata Korea, Desa Pariwisata Terbaik Dunia, Daerah Konservasi Makhluk Hidup UNESCO, Lahan Basah Konvensi Ramsar, dan Slow City Pertama Korea.
Banyaknya sebutan bagi Sinan membuat Korea.net bingung untuk menentukan lokasi wisata pilihan. Kami lalu membuka peta dan mengecek berbagai wilayah satu per satu. Banyak sekali tempat yang ingin kami datangi. Hal itu karena terlalu banyak pulau yang ada di dalam Sinan sehingga kami bingung dari mana kami harus berangkat dan sampai mana kami harus melakukan perjalanan.
Kepulauan Sinan-gun terbagi menjadi empat wilayah utama, yaitu Heuksan (yang berpusat pada Pulau Hongdo dan Heuksando), Utara (Imjado, Jido, Jeungdo), Tengah (Jaeundo, Anjwado), dan Selatan (Bigeumdo, Dochodo). Berpindah dari satu pulau ke pulau lain memerlukan waktu yang tidak sedikit, sehingga pengunjung direkomendasikan untuk mengunjungi pulau-pulau yang terletak di dalam satu kawasan. (Pemerintah Sinan-gun)
Jarak dari Kota Seoul ke Sinan-gun adalah 310 km. Sinan yang terletak di sebelah barat daya Semenanjung Korea ini bisa ditempuh dalam lima jam dengan menggunakan mobil. Daerah ini merupakan daerah kepulauan yang jarang didatangi turis sehingga keindahan alamnya masih sangat terjaga.
Pada tahun 2019, Jembatan Cheonsa sepanjang 7,26 km yang menghubungkan Aphaedo dan Amtaedo dibuka. Oleh karena itu, turis lebih mudah berkunjung dengan mobil. Saat ini, berbagai jembatan sudah menghubungkan Kota Mokpo, Kabupaten Muan-gun, dan Aphaedo sehingga turis sangat mudah untuk mengunjungi Sinan dengan menggunakan mobil.
Beberapa pulau seperti Palgeumdo, Anjwado, dan Jeungdo juga sudah terhubung dengan jembatan sehingga pengunjung dapat berwisata dengan mudah. Pengunjung bisa naik kereta hingga Stasiun Mokpo lalu menyewa mobil, atau naik kapal cepat dari Terminal Feri Mokpo yang berjarak 1,5 km dari stasiun Mokpo.
Saat ini, Sinan lebih terkenal di media dengan nama Purple Island. Ini adalah kisah mengenai Pulau Banwol dan Bakjido. Sebelum berubah menjadi desa berwarna ungu, tempat ini tidak banyak didatangi turis. Jumlah penduduk yang semakin berkurang membuat masyarakat memutar otak untuk membuat tempat ini menjadi lokasi wisata.
Pada tahun 2018, seluruh daerah pedesaan berubah warna menjadi keunguan berkat ide yang muncul setelah melihat bunga Platycodon grandiflorus dan prunella yang berwarna ungu. Bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, pemerintah dan masyarakat bahu membahu membangun jembatan dan mewarnai atap rumah dengan cat berwarna ungu. Selain itu, mereka juga menanam bunga Verbena bonariensis, lavender, dan aster yang berwarna ungu.
Jang Sang-sun (76), warga lokal Banwaldo, lalu menjelaskan mengenai keadaan saat pulau itu berubah menjadi pulau ungu. "Saat itu, pemerintah kabupaten bertanya kepada masyarakat mengenai kesediaan kami untuk mengecat atap rumah kami menjadi warna ungu. Karena tidak ada yang menolak, akhirnya kami semua mengecat atap rumah kami. Tak hanya itu, pemerintah juga mengukur badan kami untuk membuat pakaian. Kami diberikan jas, hanbok, kaus kaki, topi, bahkan pakaian dalam berwarna ungu."
Pulau Ungu itu pun menjadi sensasi dalam waktu singkat. Setelah dibuka resmi pada Agustus 2020, pulau itu telah menerima kunjungan lebih dari 380.000 orang wisatawan.
Jeong Sun-sim (89), warga tertua Pulau Bakjido, menceritakan mengenai perubahan pulau tempat ia tinggal. "70 tahun selama saya tinggal di sini, banyak orang yang pindah ke luar desa. Bahkan desa kami mulai tertutupi tanaman liar sehingga saya sempat berpikir untuk meninggalkan rumah saya. Akan tetapi, lalu saya pikir lebih baik untuk tetap tinggal di sini. Setelah desa saya berubah warna menjadi warna ungu, semakin banyak orang yang mengunjungi desa saya sehingga saya senang."
Penduduk setempat dan wartawan Korea.net yang mengenakan baju berwarna ungu. Pengunjung yang mengenakan baju berwarna ungu saat mengunjungi Pulau Ungu dibebaskan dari baya masuk sebesar 5.000 won. (Joung Haseung)
Ada sebuah kisah yang menarik terkait dengan bebatuan yang muncul saat arus surut sehingga menghubungkan dua buah pulau. Pada saat Pulau Banwol dan Banjido masih belum terhubung oleh jembatan, ada seorang biksu dan seorang biksuni yang tinggal terpisah di kedua pulau tersebut sehingga saling merindu.
Setiap kali arus surut, keduanya meletakkan batu di tanah yang mengering di antara kedua pulau tersebut. Setelah beberapa waktu, akhirnya jalan bebatuan itu menjadi penghubung kedua pulau tersebut dan mereka melepas rindu di tengah jalan itu pada saat arus surut. Akan tetapi, mereka akhirnya tersapu arus pasang.
Kita bisa memikirkan kisah itu sebagai sebuah kisah cinta tragis. Akan tetapi, Manajer Fasilitas Pulau Bakjido Jang Cheong-gyun menganalisisnya dari sudut pandang yang berbeda. "Bahkan tempat ini menjadi tempat di mana biksu bisa meraih cinta mereka. Siapa pun yang datang ke sini pasti bisa mendapatkan cinta yang mereka inginkan. Saya mengajak para pembaca Korea.net untuk datang ke Pulau Ungu dan mewujudkan cinta Anda semua."
Warna ungu juga merupakan warna grup K-pop BTS dan grup penggemarnya yang bernama ARMY. Di berbagai tempat di pulau ini terdapat tulisan dari kalimat yang dibuat oleh anggota BTS, yaitu V. Kalimat itu adalah "I Purple You." Seluruh penduduk Pulau Banwol dan Bakjido yang Korea.net temui mengatakan bahwa mereka menyambut kunjungan BTS dan ARMY. Pada Februari tahun ini, para penduduk Pulau Bakjido mengundang BTS ke Pulau Ungu melalui video Youtube. Foto di atas menunjukkan lokasi foto populer di Banwoldo dengan latar belakang "I Purple You". (Pemerintah Sinan-gun)
Pantai Gomak yang ada di Goseo-ri, Bigeum-myeon, merupakan permata tersembunyi yang bahkan tidak diketahui oleh penduduk lokal Sinan. Sejauh mata memandang, terlihat laut biru dengan pantai yang indah dan air yang jernih.
Akan tetapi, keindahan Pantai Gomak baru akan tampak saat arus surut. Saat itu, pengunjung yang datang bisa menyeberang ke Pulau Pojeondo yang ada di seberang.
Pojeondo dan Naepojoendo merupakan pulau kecil berbatu, Pengunjung bisa melihat berbagai macam bebatuan berbentuk unik jika melangkahkan kaki di sana. Apabila sempat naik ke puncak, maka pengunjung bisa melihat pemandangan Taman Nasional Dadohae Haesang.
Di bagian belakang pulau, pengunjung bisa melihat pemandangan yang cantik di horizon. Selain itu pengunjung juga bisa mencium wangi air laut yang terbang karena angin. Tak hanya itu, suara ombak yang memecah kesunyian juga terasa menenangkan hati.
Panorama Pantai Gomak dan Pulau Naepojeondo yang terletak di Goseo-ro, Bigeum-myeon, Sinan. (Pemerintah Sinan-gun)
Apabila pengunjung masih mempunyai tenaga dan waktu tersisa, maka Korea.net merekomendasikan tempat yang disebut sebagai Kepulauan Peziarah. Pulau ini terletak di ujung Jeungdo-myeon. Tempat ini mendapatkan sebutan Seomtiago, plesetan dari jalur peziarah Spanyol yang terkenal, yaitu Santiago. Seom berarti pulau dalam bahasa Korea.
Kepulauan Peziarah ini terletak di tiga pulau, yaitu Sogijeomdo, Daegijeomdo, dan Soakdo. Terdapat dua belas kapel yang namanya diambil dari kedua belas rasul. Terdapat pula jalan untuk para peziarah yang ingin mengunjungi berbagai tempat ziarah tersebut.
Rumah Matius yang berada di atas lahan endapan lumpur Pulau Soakdo (atas) dan Rumah Petrus yang berada di dermaga Daegijeom Pulau Daegijeomdo (bawah). (Pemerintah Sinan-gun)
Setiap pulau yang ada di Sinan memiliki karakteristik yang berbeda. Pengunjung harus paham bahwa transportasi ke pulau ini tidak begitu nyaman. Selain itu, pengunjung lebih baik mengunjungi berbagai tempat dengan pelan-pelan dibanding mengunjungi banyak tempat dalam waktu yang singkat.
Lebih baik menikmati waktu untuk menatap pemandangan sekitar yang indah karena air lautnya yang jernih. Mari kita dengarkan suara nyanyian burung dan suara tertawa penduduk lokal. Nikmatilah pesona Kepulauan Malaikat yang hanya bisa ditemui di sana.
kimhyelin211@korea.kr