Penulis: Charles Audouin
Video: Park Daejin
"Padi yang kutanam ternyata sudah tumbuh hingga sebesar ini."
Kalimat tersebut diucapkan oleh para siswa SD Guun yang mengikuti aktivitas menuai padi di tengah terik matahari musim gugur pada tanggal 22 Oktober 2025 di Museum Pertanian Nasional Korea, Kota Suwon, Provinsi Gyeonggi.
Para siswa tersebut hadir untuk menuai padi yang mereka tanam di sawah yang berada di depan museum pada musim semi lalu.
Para siswa melangkah hati-hati di sawah tersebut karena hujan yang turun semalam sebelumnya membuat tanah menjadi lebih berlumpur.
Awalnya mereka menuai padi dengan perlahan menggunakan sabit, tetapi setelah terbiasa, kecepatan mereka menuai padi pun semakin bertambah. Mereka bisa merasakan kebahagiaan para petani saat menuai padi yang mereka tanam.
Eo Jun So mengungkapkan, "Ternyata tidak mudah untuk menuai padi sehingga akhirnya saya paham bahwa saya perlu tahu cara menggunakan sabit dengan benar. Saya bisa merasakan kesulitan yang dihadapi oleh para petani saat menuai padi sehingga saya pikir bahwa saya tidak boleh menyisakan makanan saya."
Di tengah kegiatan menuai padi, sebuah melodi terdengar melalui nyanyian para petani yang menyanyikan lagu petani dari Gyeolseong-myeon, Hongseong-gun.
Lagu tersebut telah ditetapkan sebagai warisan nonbenda Provinsi Chungcheongnamdo karena telah dinyanyikan turun temurun sejak masa prasejarah.
Lagu petani itu merupakan lagu yang dinyanyikan oleh para petani daerah Gyeolseong-myeon saat menanam padi, menyiangi gulma, dan memisahkan sekam.
Eo menambahkan, "Saya merasa lebih bersemangat dalam menuai padi karena beberapa orang menyanyikan lagu petani. Menuai padi tanpa suara sepertinya akan terasa lebih berat."
Seorang siswa SD Guun di Kota Suwon terlihat sedang menampi padi pada tanggal 22 Oktober 2025 di Museum Pertanian Nasional Korea, Kota Suwon, Provinsi Gyeonggi. (Museum Pertanian Nasional Korea)
Para siswa pun mencoba untuk melakukan pemisahan bulir padi dari tangkainya dengan cara tradisional.
Mereka memukul ikatan batang padi ke atas mesin perontok untuk merontokkan padi dari bulirnya. Setelah itu, mereka menggiling padi untuk mengupas beras dari kulitnya. Terakhir, mereka menampi beras tersebut untuk memisahkan beras dengan sekam.
Direktur Museum Pertanian Nasional Korea, Oh Kyeong Tae, berkata, "Kami berharap anak-anak yang mengikuti kegiatan ini dapat memahami proses bertani. Kami juga akan menyelenggarakan berbagai acara tradisi rakyat Korea ke depannya untuk mendukung aktivitas penuaian padi yang sudah ada."
Museum Pertanian Nasional Korea resmi dibuka pada bulan Desember 2022 di Seodun-dong, Gwonseon-gu, Kota Suwon. Tempat ini merupakan tempat dibangunnya Fasilitas Irigasi Chukmanjae oleh Raja Jeongjo dari Dinasti Joseon (1392-1910) untuk membantu industri pertanian.
Museum ini menampilkan arah perkembangan industri pertanian Korea melalui pameran artefak, pelatihan, aktivitas, dan konferensi akademik. Pameran kerja sama dengan Museum Nasional Sejarah Jepang juga sedang dipersiapkan oleh pihak museum.
Para siswa yang mengunjungi Museum Pertanian Nasional Korea pada tanggal 22 Oktober 2025 berfoto bersama di sebelah sawah yang terletak di depan museum. (Lee Jeong Woo)