Berbagai lukisan yang bisa dilihat di pameran Landscapes of Homeland and Longing. (Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional)
Penulis: Charles Audouin
Beragam karya seni bertema kampung halaman dipamerkan untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Korea. Pameran seni tersebut menampilkan sosok Korea dari Masa Penjajahan Jepang (1910-1945) hingga saat ini.
Pameran Landscapes of Homeland and Longing dibuka oleh Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional di Istana Deoksugung pada tanggal 14 Agustus 2025.
Pameran tersebut menampilkan 210 karya seni berupa lukisan, patung, dan foto dari 85 seniman modern dan kontemporer Korea.
Pengunjung bisa melihat kembali panorama Korea melalui rasa kehilangan dan penemuan kembali tanah Korea pada Masa Penjajahan Jepang, terpisahnya keluarga akibat Perang Korea, bertahan hidup di tanah yang hancur, serta harapan dari pembangunan kembali.
Berbagai lukisan pemandangan dari tempat-tempat yang jarang dilukis dapat dinikmati di pameran ini, seperti lukisan pemandangan daerah Tongyeong, Sinan, Hongseong, dan Uljin.
Tak hanya itu, berbagai karya seni yang selama ini tersimpan di gudang museum maupun rumah keluarga seniman yang sudah wafat pun dipamerkan melalui pameran ini.
Lukisan di atas dilukis oleh Kim Won dan tidak diketahui judulnya. Kim menempuh pendidikan di Jepang lalu mengajar seni di Hamheung dan Pyeongyang. Ia menetap di Seoul pada tahun 1947 dan melukis lukisan tersebut pada tahun 1954. (Charles Audouin)
Karya-karya seni tersebut lahir pada waktu dan tempat yang berbeda. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah karya milik Kim Won (1912-1994).
Lukisan Kim yang tidak berjudul berhasil memperlihatkan perdamaian yang berhasil dicapai setelah perang selesai melalui pemandangan tepi sungai pada saat matahari tenggelam. Lukisan tersebut baru pertama kali ditampilkan ke publik melalui pameran ini.
Selain itu, terdapat pula karya "Nostalgia" oleh Park Sunghwan (1919-2001) yang ditampilkan dalam poster pameran.
Lukisan tersebut menampilkan seorang wanita yang sedang membawa guci di atas kepalanya. Lukisan itu menonjolkan simbol dan perasaan tokoh di dalam lukisan melalui warna yang kuat, tekstur yang tebal, dan susunan yang datar.
Poster resmi pameran Landscapes of Homeland and Longing. (Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional)
Direktur Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional, Kim Sunghee, berkata, "Saya berharap pameran tersebut bisa membuat para pengunjung bisa merasakan sudut pandang para seniman dalam menampilkan era dan kampung halamannya.
Pameran Landscapes of Homeland and Longing digelar hingga tanggal 9 November 2025 dengan biaya 2.000 won. Akan tetapi, pengunjung harus membayar biaya masuk Istana Deoksugung secara terpisah sebesar 1.000 won.
Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional cabang Istana Deoksugung pertama kali dibuka pada tahun 1998. Museum ini terletak di tengah jantung Kota Seoul dan dikelilingi oleh berbagai tempat wisata populer, seperti Sejong Center, Taman Jeongdong, Museum Seni Seoul, dan Pasar Namdaemun. Pengunjung bisa datang dengan menggunakan Seoul Metro jalur 1 dan 2 lalu keluar dari pintu keluar no. 1.
![]()
Tampak depan Museum Seni Modern dan Kontemporer Nasional cabang Istana Deoksugung. (Charles Audouin)