Penulis: Park Hye Ri
Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata mengumumkan pada tanggal 22 Februari bahwa kementerian mulai membuat pondasi kelompok kerja dalam bidang kebudayaan, sistem, dan industri untuk menjawab tantangan teknologi kecerdasan buatan (AI) baru seperti ChatGPT.
Kelompok kerja ini akan dibentuk dalam tiga bidang untuk memperbaiki sistem hak cipta, pelatihan korpus bahasa Korea untuk membuat 'AI yang pintar berbahasa Korea,' pembuatan konten, serta pemakaian AI dalam bidang industri.
Kementerian juga menjawab tantangan untuk mencari arah perbaikan sistem hak cipta untuk mengikuti perkembangan teknologi AI. Kementerian sudah memulai kelompok kerja untuk hak cipta pada tanggal 24 Februari lalu dan akan beroperasi hingga September mendatang.
Kelompok kerja untuk hak cipta ini terdiri dari berbagai tokoh dalam dunia pendidikan dan hukum, serta tokoh dan pencipta dalam industri AI. Kelompok kerja ini akan mencari arah dan membentuk kebijakan terkait beberapa hal, seperti arah penggunaan hasil-hasil hak cipta yang digunakan dalam data pelatihan AI, pengakuan dalam sistem hak cipta dan masalah posisi hukum dalam produk buatan AI, serta perampasan hak cipta yang bisa terjadi dalam penggunaan teknologi AI.
Kementerian dan Institut Nasional Bahasa Korea juga memulai kelompok kerja untuk membentuk korpus bahasa Korea berkualitas tinggi pada tanggal 23 Februari untuk mendorong pembentukan 'K-ChatGPT yang pintar berbahasa Korea.'
ChatGPT yang belakangan ini menjadi isu dunia, dikembangkan dengan pondasi bahasa Inggris sehingga banyak yang merasa kecewa saat menggunakannya dalam bahasa Korea. Oleh karena itu, kementerian menganggap bahwa sangat penting untuk membuat korpus berkualitas tinggi agar AI bisa berlatih bahasa Korea.
Kelompok kerja tersebut akan menganalisis permintaan korpus yang dibutuhkan untuk pengembangan teknologi AI dari bulan Maret hingga Agustus. Mereka akan membuat rencana yang berlangsung hingga tahun 2027 untuk membuat korpus berkualitas tinggi berisi satu miliar frasa yang mencerminkan karakteristik bahasa Korea.
Kementerian akan membuat dan mendistribusikan korpus bahasa Korea berisi 120 juta frasa dari 25 jenis agar ChatGPT ala Korea bisa lebih cepat dikembangkan. Sistem evaluasi model bahasa AI juga akan diuji coba untuk memverifikasi pemahaman dan pembentukan bahasa Korea serta pemahaman terkait masyarakat Korea.
Kementerian juga telah membentuk Gugus Tugas AI untuk Konten yang terdiri dari sembilan orang pakar dari bidang industri dan pendidikan. Salah satu dari pakar tersebut adalah Profesor Emeritus KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology), Kim Jin-Hyung. Kim adalah generasi pertama pakar AI di Korea dan ia akan membantu gugus tugas tersebut untuk mencari bentuk penggunaan AI dalam industri konten.
Gugus tugas tersebut memiliki tiga tugas utama. Pertama, memahami berbagai isu dan pengaruh AI yang bisa memengaruhi industri konten. Kedua, memberikan saran untuk membentuk kebijakan terkait setelah meneliti dan menganalisis contoh-contoh penerapan AI. Ketiga, mencari arah untuk mengembangkan talenta berbakat di dalam bidang konten AI.
Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Park Bo Gyoon mengungkapkan, "Pemerintah harus memberikan bantuan kepada perusahaan besar maupun perusahaan baru agar mereka bisa melatih AI dengan bahan yang cukup tanpa harus mengkhawatirkan biaya yang diperlukan saat mengumpulkan data maupun membeli hak cipta. Hal ini digunakan untuk mendorong kesuksesan pembentukan K-ChatGPT."
Menteri Park menambahkan, "Kami akan membentuk kebijakan untuk memperbaiki sistem hak cipta lebih awal agar bisa mewujudkan penjaminan hak yang adil bagi para pencipta dan pengembang industri AI. Selain itu, kami juga akan memperluas pembentukan korpus untuk seluruh data pelatihan AI dalam bahasa Korea berkualitas tinggi."
hrhr@korea.kr