Oleh Xu Aiying
Foto: Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata
Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Park Bo Gyoon berbicara pada Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 tentang popularitas dan minat masyarakat internasional terhadap kebudayaan Korea.
Ia mengatakan, "Seniman budaya hallyu menampilkan orisinalitas, tantangan, dan keterampilan digital di dalam karya-karya mereka. Selain itu, mereka juga memberikan pesan berupa harapan, hak asasi manusia, perdamaian, perlindungan lingkungan dan masa depan."
Menteri Park menyampaikannya dalam pidato utama Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 yang diadakan pada tanggal 13 September di Hotel Borobudur Plataran di Yogyakarta, Indonesia.
Ia mengatakan, "Salah satu tujuan negara dengan daya tarik budaya yang dikejar oleh pemerintah Korea adalah 'Kebudayaan untuk Kehidupan Berkelanjutan', sesuai dengan tema konferensi ini," jelasnya.
"Pemerintah Korea menghargai akses yang adil terhadap budaya berdasarkan 'nilai kebebasan universal'," tambahnya.
Menteri Park juga meminta dukungan masing-masing negara agar Korea menjadi tuan rumah 2030 Busan Expo dan Piala Asia AFC 2023.
Menteri Park mengatakan, "2030 Busan Expo akan menjadi panggung untuk menghadirkan visi dan aspirasi untuk 'masa depan dan kebudayaan umat manusia yang lebih baik'. Busan adalah tempat terbaik dengan berbagai pengalaman menjadi tuan rumah acara internasional seperti acara KTT APEC."
Mengangkat tema "Kebudayaan untuk Kehidupan Berkelanjutan", Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 ini diselenggarakan oleh negara-negara anggota utama G20 seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris, serta Kementerian Kebudayaan dari empat negara yang mengundang perwakilan negara, yaitu Spanyol, Belanda, Singapura, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Menanggapi krisis global seperti Pandemi Covid-19 dan perubahan iklim, 18 poin "Tugas Aksi Borobudur" diadopsi untuk meningkatkan kesadaran akan peran sosial ekonomi dan dampak budaya, melindungi warisan budaya, dan memperkuat pertukaran budaya dan kerja sama di antara negara-negara anggota.
Namun, karena perbedaan pendapat di antara negara-negara anggota tentang isu-isu termasuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, kesepakatan dituang di dalam dokumen bertajuk Chair Summary alih-alih Deklarasi Bersama.
Sebelumnya, Menteri Park mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi RI Nadiem Makarim pada tanggal 12 September untuk membahas cara-cara untuk memperluas kerja sama budaya antara kedua negara, seperti daftar warisan budaya UNESCO, bantuan resmi pembangunan (ODA) di bidang budaya, bidang konten, dan pertukaran tenaga kerja dan pariwisata.
Pada tanggal 11 September, pertemuan K-Culture diadakan di Pusat Bisnis Indonesia dari Korea Creative Content Agency dan suara-suara lapangan terdengar untuk penyebaran hallyu yang berkelanjutan.
xuaiy@korea.kr