Dalam lima tahun terakhir, Korea tercatat sebagai pengekspor senjata terbesar kedua ke negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah Amerika Serikat. Foto di atas menunjukkan self-propelled howitzer K9. (Laman resmi Hanwha Group)
Penulis: Kim Seon Ah
Dalam lima tahun terakhir, Korea tercatat sebagai pengekspor senjata terbesar kedua ke negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setelah Amerika Serikat.
Industri pertahanan Korea dinilai tengah muncul sebagai kekuatan baru di pasar senjata global berkat keunggulan harga yang kompetitif dan kemampuan pengiriman cepat.
Menurut laporan
Trends in International Arms Transfers 2024 yang diterbitkan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) pada Maret 2025, Korea meraih pangsa 6,5% dalam ekspor senjata ke NATO periode 2020–2024, sejajar dengan Prancis di posisi kedua.
AS menempati peringkat pertama dengan pangsa 64%. Dalam periode yang sama, Korea berada di posisi ke-10 dunia untuk ekspor senjata dengan pangsa pasar global meningkat dari 2,1% menjadi 2,2%.
Berdasarkan kategori, Korea menduduki posisi teratas dalam ekspor tank dan artileri, melampaui Amerika Serikat. Pada kategori jet tempur, Korea menduduki peringkat ketiga setelah AS dan Prancis. Majalah
The Economist pada tanggal 31 Agustus 2025 (waktu setempat) melaporkan, "Sementara Rusia dan Eropa melemah, Korea dan Turkiye muncul sebagai pengekspor senjata baru yang kuat."
Akibat perang Rusia-Ukraina, Rusia memprioritaskan pembangunan kembali militernya yang mengalami kerugian besar. Sementara itu, Eropa belum sepenuhnya memulihkan kapasitas produksi yang menyusut sejak akhir Perang Dingin. Sebaliknya, Korea memperluas pijakannya melalui kerja sama erat antara pemerintah dan industri serta harga yang kompetitif. Salah satunya adalah kontrak bernilai triliunan won dengan Polandia untuk tank K2 dan self-propelled howitzer K9.
The Economist juga memproyeksikan bahwa ekspor Korea di bidang maritim (kapal perang) dan penerbangan (jet tempur) akan meningkat. Saat ini, konsorsium Hanwha Ocean-HD Hyundai bersaing dengan perusahaan Jerman dalam proyek kapal selam Kanada. Selain itu, jet tempur KF-21 Korea diperkirakan berpotensi menembus pasar Eropa Timur, Teluk, dan Asia Selatan.
Majalah tersebut menambahkan, "Ekspor pertahanan Korea mencapai 17,3 miliar dolar (sekitar 24 triliun won) pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai 23 miliar dolar (sekitar 32 triliun won) tahun 2025. Namun, persaingan di pasar tersebut akan semakin ketat."
sofiakim218@korea.kr