Bisnis

2024.04.19

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Choi Sang Mok (kanan) memberikan pernyataan bersama pada rapat trilateral perdana antara menteri keuangan Korea, Amerika Serikat, dan Jepang yang digelar pada tanggal 17 April (waktu setempat) di Washington D.C, Amerika Serikat. (Kementerian Ekonomi dan Keuangan)

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan, Choi Sang Mok (kanan) memberikan pernyataan bersama pada rapat trilateral perdana antara menteri keuangan Korea, Amerika Serikat, dan Jepang yang digelar pada tanggal 17 April (waktu setempat) di Washington D.C, Amerika Serikat. (Kementerian Ekonomi dan Keuangan)



Penulis: Lee Kyoung Mi

Pada tanggal 17 April (waktu setempat), menteri Keuangan Korea, Amerika Serikat, dan Jepang mengungkapkan keinginan untuk bekerja sama lebih erat demi kepentingan ketiga negara dan perekonomian global. Dalam pernyataan bersama, mereka berkata, "Kami prihatin dengan depresiasi tajam won Korea dan yen Jepang baru-baru ini."

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Ekonomi dan Keuangan, Choi Sang Mok; Menteri Keuangan AS Janet Yellen; serta Menteri Keuangan Jepang Suzuki Shunichi mengatakan hal tersebut dalam pernyataan pers bersama setelah pertemuan trilateral perdana para menteri keuangan dari Korea, AS, dan Jepang di di Washington D.C, AS.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dicapai pada pertemuan puncak ketiga negara yang diselenggarakan pada Agustus tahun lalu di Camp David, Maryland, AS. Korea telah melakukan kerja sama ekonomi pada tingkat bilateral dengan kedua sekutunya.

Ketiga menteri menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai depresiasi tajam mata uang Korea dan Jepang terhadap dolar AS baru-baru ini.

"Kami juga akan terus berkonsultasi secara erat mengenai perkembangan pasar valuta asing sejalan dengan komitmen G20 kami saat ini," ungkap mereka.

"Kami akan terus bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, stabilitas keuangan, serta pasar keuangan yang tertib dan berfungsi dengan baik," jelas ketiga menteri tersebut.

Won dan yen terus melemah karena perkiraan penundaan penurunan suku bunga AS dan penghindaran risiko yang berasal dari ketidakstabilan di wilayah Timur Tengah.

"Kami menegaskan komitmen kami bersama untuk menggunakan dan mengoordinasikan alat sanksi kami masing-masing untuk membebankan biaya pada Rusia atas perang melawan Ukraina dan menargetkan program senjata Korea Utara," ungkap ketiga menteri tersebut dalam pernyataan yang dirilis.

"Kami mengutuk keras ekspor senjata Korut ke Rusia serta pengadaan rudal balistik Korut oleh Rusia yang merupakan pelanggaran langsung terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, serta menyerukan kepada mereka untuk segera menghentikan kegiatan tersebut," tambah mereka.

"Melalui dialog yang erat dan solidaritas, ketiga negara harus merespons gangguan terhadap rantai pasokan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mengancam stabilitas perdagangan dan tatanan ekonomi," kata Menteri Choi jelang rapat trilateral tersebut.

"Kita juga harus bekerja sama dan secara agresif merespons ketidakstabilan keuangan yang mungkin timbul akibat ketidakpastian ekonomi dan reformasi bank pembangunan multilateral," ungkap mereka.

Sejak tanggal 8 April, depresiasi won terhadap dolar AS telah menunjukkan tanda-tanda mereda setelah ketiga negara tersebut bersama-sama bertindak untuk mengatasi meningkatnya volatilitas nilai tukar.


km137426@korea.kr

konten yang terkait