Kebijakan

2025.06.26

Penasehat Keamanan Nasional, Wi Sung-lac, terlihat sedang memberikan pengarahan terkait kehadiran Presiden Lee Jae Myung dalam KTT G7 pada tanggal 15 Juni 2025 di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan-gu, Seoul. (Yonhap News)

Penasehat Keamanan Nasional, Wi Sung-lac, terlihat sedang memberikan pengarahan terkait kehadiran Presiden Lee Jae Myung dalam KTT G7 pada tanggal 15 Juni 2025 di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan-gu, Seoul. (Yonhap News)



Penulis: Park Hye Ri

Korea dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) sepakat untuk membentuk badan konsultasi untuk memperkuat kerja sama dalam bidang industri pertahanan.

Berdasarkan laporan media-media Korea, termasuk Yonhap News, Penasehat Keamanan Nasional, Wi Sung-lac, bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, dalam KTT (konferensi tingkat tinggi) NATO pada tanggal 25 Juni 2025 (waktu setempat) di Belanda.

Keduanya membicarakan pembentukan badan konsultasi dalam pertemuan tersebut.

Saat itu, Wi menyerahkan surat pribadi atas nama Presiden Lee Jae Myung kepada Rutte. Surat tersebut berisi keinginan untuk memperkuat kemitraan antara Korea dengan NATO.

Rutte menghargai keinginan pemerintah Korea untuk mengembangkan hubungan dengan NATO secara berkelanjutan. Ia lalu menjawab bahwa NATO juga memiliki pandangan yang sama terkait penguatan kemitraan antara Korea dengan NATO.

Wi mengungkapkan, "Kami berharap Korea dan NATO bisa bekerja sama dengan aktif karena berbagi nilai-nilai yang sama, seperti demokrasi dan perdamaian, untuk menjawab tantangan global yang kompkeks."

Wi menekankan, "Korea adalah mitra terbaik yang dapat berkontribusi dalam penguatan kapasitas industri pertahanan NATO dengan berbasis pada kapasitas industri pertahanan Korea yang unggul."

Korea dan NATO pun sepakat untuk membentuk badan konsultasi dalam bidang industri pertahanan yang setara dengan sekretariat jenderal.

Korea pun akan mendorong kerja sama dalam bidang industri pertahanan, salah satunya melalui partisipasi dalam High Visibility Projects (HVPs) milik NATO yang merupakan proyek pengembangan kekuatan militer masa depan.

Selain dialog dengan Rutte, Wi juga hadir dalam acara khusus mitra NATO dengan wilayah Indo Pasifik yang digelar pada hari yang sama.

Selain Wi, hadir pula Perdana Menteri Selandia Baru, Christoper Luxon; Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles; dan Menteri Luar Negeri Jepang, Iwaya Takeshi.

Wi mengatakan, "Kemitraan antara Korea dengan NATO terus berkembang dalam 20 tahun terakhir dan kami berharap bisa lebih mempereratnya melalui KTT ini."

Wi menutup, "Republik Korea akan menjalankan peran yang bertanggung jawab untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional."


hrhr@korea.kr

konten yang terkait