Foto di atas menunjukkan instalasi militer pada Juni 2024 yang menyiarkan pesan-pesan melalui pengeras suara ke arah Korea Utara di dekat perbatasan antar-Korea di Paju, Provinsi Gyeonggi. Pada tanggal 11 Juni 2025, Presiden Lee Jae-myung memerintahkan agar pengeras suara tersebut dihentikan. (Yonhap News)
Penulis: Kang Gahui
Presiden Lee Jae-myung telah mengambil langkah pertama untuk memperbaiki hubungan antar-Korea yang tegang dengan memerintahkan penghentian siaran pengeras suara di sekitar perbatasan, menyusul permintaan resmi untuk menghentikan penyebaran selebaran ke Korea Utara.
Juru Bicara Kantor Kepresidenan Republik Korea Kang Yu-jung mengatakan bahwa Presiden Lee memerintahkan otoritas militer untuk menghentikan siaran tersebut di pos-pos perbatasan antar-Korea pada tanggal 11 Juni 2025.
“Langkah terbaru ini diambil dengan maksud pemerintah untuk memulihkan kepercayaan dalam hubungan antar-Korea dan membangun perdamaian di Semenanjung Korea,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan, Seoul.
Ia menjelaskan, "Tindakan praktis ini bertujuan mengurangi penderitaan para warga di wilayah perbatasan yang terdampak siaran kebisingan dari Korea Utara."
Kementerian Pertahanan Nasional dan Kepala Staf Gabungan menyatakan bahwa pengeras suara di garis depan telah dihentikan pada pukul 14.00 tanggal 11 Juni 2025.
Seorang pejabat kementerian menambahkan, "Ini adalah bagian dari upaya untuk memulihkan kepercayaan dalam hubungan antar-Korea dan merupakan pelaksanaan dari janji kepada rakyat untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea."
Pada tanggal 9 Juni 2025 Kementerian Unifikasi menyatakan keprihatinan atas penyebaran selebaran oleh sebuah kelompok sipil dan meminta agar hal itu dihentikan.
Juru Bicara Kementerian Unifikasi Koo Byoungsam mengungkapkan dalam konferensi pers pada tanggal 9 Juni 2025, "Kementerian Unifikasi menyayangkan keputusan Serikat Keluarga Korban Penculikan untuk menyebarkan selebaran ke arah Korea Utara pada tanggal 2 Juni 2025. Meskipun telah diminta untuk menahan diri, serikat tersebut tetap melakukan peluncuran selebaran yang ketiga, setelah sebelumnya dilakukan pada tanggal 27 April 2025 dan 8 Mei 2025."
Ia menambahkan, "Penyebaran selebaran ke arah Korea Utara berisiko meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea dan membahayakan nyawa serta keselamatan warga yang tinggal di wilayah perbatasan. Kementerian dengan tegas meminta agar tindakan semacam itu dihentikan."
Langkah ini sesuai dengan janji kampanye Presiden Lee untuk menghidupkan kembali perjanjian militer antar-Korea 2018, menghentikan penyebaran selebaran dan balon yang berisi sampah dari Utara maupun Selatan, menghentikan siaran pengeras suara dari kedua belah pihak, serta mendorong kerja sama kemanusiaan melalui dimulainya kembali reuni keluarga yang terpisah.
Korea Utara juga telah menghentikan siaran propagandanya setelah Korea melakukannya lebih dahulu. Hal tersebut terlihat sebagai tanda bahwa kedua belah pihak ingin meredakan ketegangan.
kgh89@korea.kr