Kebijakan

2024.05.17

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berfoto bersama dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet dalam KTT yang digelar pada tanggal 16 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan-gu, Seoul. (Yonhap News)

Presiden Yoon Suk Yeol (kanan) berfoto bersama dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet dalam KTT yang digelar pada tanggal 16 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan-gu, Seoul. (Yonhap News)



Penulis: Yoon Sojung
Video: Lee Junyoung dan Park Daejin

Korea dan Kamboja sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat kemitraan strategis.

Kesepakatan ini dicapai berkat pertemuan Presiden Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet pada tanggal 16 Mei di Kantor Kepresidenan Republik Korea, Yongsan-gu, Seoul. PM Hun sedang mengunjungi Korea secara resmi.

Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama dan pertukaran di sektor-sektor seperti politik, keamanan nasional, pertahanan, ekonomi, keuangan, dan bantuan pembangunan resmi (ODA). Keduanya juga menandatangani pernyataan bersama mengenai hal tersebut.

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa kedua pemimpin menyepakati kerja sama pertahanan yang lebih kuat melalui kegiatan-kegiatan seperti pertukaran pejabat tinggi, pendidikan dan pelatihan, pelatihan anti-teror, serta latihan bersama.

Poin lainnya dalam pernyataan tersebut adalah kolaborasi yang lebih tinggi dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) melalui proyek segitiga PBB, Korea, dan Kamboja ,serta keselamatan dan keamanan maritim untuk perdamaian dan stabilitas kawasan.

Dalam bidang ekonomi dan keuangan, Korea dan Kamboja mengapresiasi pertemuan perdana komite bilateral mengenai perjanjian perdagangan bebas (FTA) pada tanggal 13 Mei yang diselenggarakan oleh kementerian perdagangan kedua belah pihak.

Keduanya juga sepakat untuk melanjutkan pembicaraan mengenai memulai perundingan di bidang jasa dan investasi untuk mempromosikan perdagangan dan investasi bilateral.

Untuk pembangunan berkelanjutan berbasis inovasi, Korea dan Kamboja akan memperluas kerja sama di bidang perdagangan digital dan kekayaan intelektual. Korea akan meningkatkan investasi di Kamboja yang berfokus pada industri teknologi tinggi termasuk usaha kecil dan menengah, perakitan mobil, peralatan listrik, serta mesin.

Korea dan Kamboja juga sepakat untuk mengupayakan kerja sama dalam proyek kota pintar dan budaya serta memperluas pertukaran sumber daya manusia (SDM).


Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet pada tanggal 16 Mei menyampaikan pidato di Forum Bisnis Korea-Kamboja yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Korea di Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet pada tanggal 16 Mei menyampaikan pidato di Forum Bisnis Korea-Kamboja yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Korea di Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)


Pada hari itu, para pengusaha dari Korea dan Kamboja mengadakan pertemuan mengenai kerja sama yang lebih tinggi di bidang industri teknologi tinggi, teknologi finansial, dan pembangunan perkotaan.

Forum Bisnis Korea-Kamboja diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Korea (KCCI) di Jung-gu, Seoul. Sekitar 250 peserta termasuk tokoh pemerintah, organisasi publik, dan perusahaan dari Korea dan Kamboja membahas lingkungan investasi Kamboja serta sektor-sektor yang menjanjikan dan tolok ukur aktivitas perusahaan Korea di Kamboja.

Dalam pidatonya, PM Hun berkata, "Korea adalah salah satu negara yang paling awal melakukan investasi langsung di Kamboja dan berinvestasi dalam jumlah terbesar. Sektor swasta kedua negara serta pemerintahnya perlu terus meningkatkan kerja sama bilateral."

Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya, Ahn Dukgeun mengatakan, "Hubungan antara kedua negara semakin erat dari sebelumnya melalui penandatanganan perjanjian perdagangan bebas bilateral dan partisipasi bersama dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional sehingga sekarang adalah waktu terbaik untuk meningkatkan kerja sama ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi."

Menteri Ahn juga mengusulkan arah kerja sama seperti perluasan perdagangan dan investasi, percepatan kolaborasi dalam industri teknologi tinggi, serta pencapaian bersama netralitas karbon pada tahun 2050. Ia mendesak pertukaran yang lebih kuat untuk mencapai tujuan tersebut.

Forum tersebut juga membahas kebijakan Kamboja untuk menarik investasi asing, status ekonomi dan lingkungan investasi, serta sektor-sektor yang menjanjikan untuk investasi dan insentif terkait.

Studi kasus yang disajikan dalam forum tersebut adalah Kamko Motor yang memasuki Kamboja pada tahun 2014 dan berhasil berkat strategi pelokalan komprehensif yang menyasar masyarakat Kamboja.

Selain itu, pada upacara tersebut juga terdapat enam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh lembaga keuangan dan pengembang perkotaan Korea dan Kamboja, termasuk satu nota kesepahaman tentang perluasan pertukaran ekonomi yang disepakati oleh KCCI dan Kamar Dagang Kamboja.

Forum tersebut dihadiri oleh lebih dari 150 orang pejabat dan pengusaha Korea termasuk Menteri Ahn dan Ketua Komite Kerja Sama Ekonomi Korea-Kamboja Lee Hee-beom.

Lebih dari 100 orang pejabat Kamboja yang hadir termasuk Perdana Menteri Hun Manet, Wakil Perdana Menteri Sun Chanthol, Menteri Perdagangan Cham Nimul, Presiden Kamar Kamboja Neak Oknha Kith Meng, dan para pengusaha.


Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya, Ahn Dukgeun pada tanggal 16 Mei menyampaikan kata sambutan di Forum Bisnis Korea-Kamboja yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Korea di Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)

Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya, Ahn Dukgeun pada tanggal 16 Mei menyampaikan kata sambutan di Forum Bisnis Korea-Kamboja yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang Korea di Jung-gu, Seoul. (Jeon Han)





arete@korea.kr