Kebijakan

2023.12.14

Presiden Yoon Suk Yeol (keempat dari kanan) mengunjungi Ridderzaal bersama Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, pada tanggal 13 Desember (waktu setempat). Ridderzaal adalah tempat Konvensi Den Haag digelar 116 tahun lalu. (Jeon Han)

Presiden Yoon Suk Yeol (keempat dari kanan) mengunjungi Ridderzaal bersama Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, pada tanggal 13 Desember (waktu setempat). Ridderzaal adalah tempat Konvensi Den Haag digelar 116 tahun lalu. (Jeon Han)



Penulis: Aisylu Akhmetzianova

Presiden Yoon Suk Yeol mengunjungi Ridderzaal dan Memorial Yi Tjoune di Den Haag pada tanggal 13 Desember (waktu setempat). Ini adalah kali pertama seorang pemimpin Korea mengunjungi lokasi bersejarah tersebut.

Menurut Kantor Kepresidenan Republik Korea, Presiden Yoon mengunjungi Ridderzaal bersama Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte lalu melihat pameran Konvensi Den Haag kedua yang diadakan pada tahun 1907.

Ridderzaal yang selesai dibangun pada tahun 1280 tersebut merupakan bangunan yang memegang peranan penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Korea. Bangunan tersebut sampai sekarang masih digunakan untuk penyelenggaraan acara-acara kenegaraan penting.

Presiden Yoon menjelaskan kepada PM Rutte, "Ridderzaal adalah tempat di mana utusan Kaisar Gojong hadir untuk meminta pemulihan kedaulatan Kekaisaran Korea pada penyelenggaraan Konvensi Den Haag Kedua. Mereka adalah Yi Sang Sul, Yi Jun, dan Yi Oui Jong. Oleh karena itu, tempat ini memegang peranan penting bagi Korea."

Setelah itu, Presiden Yoon mengunjungi Museum Perdamaian Yi Jun yang terletak di dekat Ridderzaal. Museum tersebut dibuat di bekas tempat De Jong Hotel, yaitu lokasi Yi Jun wafat saat tinggal di hotel ini untuk menghadiri Konvensi Den Haag Kedua.

Presiden Yoon lalu melihat-lihat kamar dan tempat tidur yang digunakan oleh Yi Jun, serta surat pengiriman Yi Jun yang ditulis oleh Kaisar Gojong. Setelah itu, Presiden Yoon mendengar penjelasan mengenai aktivitas para utusan khusus di Den Haag yang berusaha untuk memberitahukan kepada dunia mengenai poin-poin Perjanjian Jepang-Korea Tahun 1905 yang merugikan Korea.

Presiden Yoon menekankan, "Korea bisa menjadi negara bebas saat ini berkat pengorbanan para pahlawan yang telah berusaha untuk memulihkan kedaulatan negara dan memerdekakan negara walau dalam kondisi yang sulit."

Presiden Yoon menambahkan, "Saya akan mengabadikan semangat para pejuang kemerdekaan di dalam hati saya untuk mewujudkan kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Saya akan terus berusaha untuk mempromosikan patriotisme dan perdamaian tersebut."


Presiden Yoon Suk Yeol memberikan hormat di depan patung Yi Jun saat mengunjungi Museum Perdamaian Yi Jun di Den Haag, Belanda. (Kim Yong Wii, Kantor Kepresidenan Republik Korea)

Presiden Yoon Suk Yeol memberikan hormat di depan patung Yi Jun saat mengunjungi Museum Perdamaian Yi Jun di Den Haag, Belanda. (Kim Yong Wii, Kantor Kepresidenan Republik Korea)


aisylu@korea.kr

konten yang terkait