Menteri Luar Negeri Korea, Park Jin (kiri) berjabat tangan setelah berdialog dengan Menteri untuk Eropa dan Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, pada tanggal 10 November (waktu setempat) di gedung Kementerian Luar Negeri Prancis, Paris, Prancis.
Penulis: Lee Jihae
Foto: Kementerian Luar Negeri
Menteri Luar Negeri Korea, Park Jin, terus melakukan upaya promosi untuk bidding penyelenggaraan World Expo 2030 Busan (Busan Expo) seiring dengan kehadirannya di Forum Perdamaian Paris tanggal 10-11 November (waktu setempat) di Paris, Prancis.
Menurut Kementerian Luar Negeri pada tanggal 12 November, Menteri Park menjadi menlu Korea pertama yang hadir pada Forum Perdamaian Paris. Saat itu, Menteri Park bertemu para pemimpin dan menteri dari 12 negara yang hadir, serta perwakilan BIE (Bureau International des Expositions) untuk memberikan dukungan pada penyelenggaraan Busan Expo.
Pada tanggal 10 November, Menteri Park berdialog dengan Menteri untuk Eropa dan Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, di gedung Kementerian Luar Negeri Prancis, lalu meminta Menteri Catherine untuk mendukung Busan menjadi tuan rumah World Expo 2030.
Pada dialog hari itu, Menteri Park berbagi pendapat mengenai pentingnya strategi wilayah Indo-Pasifik serta menilai bahwa pertukaran aktif antara Korea dan Prancis harus terus dilakukan.
Menteri Luar Negeri Korea, Park Jin (kiri), berfoto bersama Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, pada Forum Perdamaian Prancis tanggal 10 November (waktu setempat) di Paris, Prancis.
Pada hari itu juga, Menteri Park bertemu dengan Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo. Menteri Park meminta dukungan Presiden Nana agar mendukung Busan untuk menjadi tuan rumah World Expo 2030 dengan berkata, "Mari kita perkuat solidaritas kita di panggung dunia dan juga kerja sama di berbagai bidang."
Selain itu, Menteri Park juga menjelaskan kelebihan Kota Busan untuk menjadi tuan rumah World Expo 2030 kepada Perdana Menteri Andorra, Xavier Espot Zamora; Menteri Luar Negeri Armenia, Xavier Espot Zamora; dan Menteri Luar Negeri Georgia, Ilia Darchiashvili.
Setelah itu, pada tanggal 11 November, Menteri Park juga berdialog dengan Juru Bicara Senat Kenya, Amason Kingi Jeffah serta Menteri Luar Negeri Uganda, Henry Oryem Okello.
Dalam dialog dengan Menteri Okello, Menteri Park berkata, "Pemerintah Korea berharap bisa bekerja sama lebih erat dengan Uganda yang menjadi salah satu negara utama ODA (bantuan pembangunan resmi) melalui kerja sama infrastruktur, pendidikan, dan perkembangan daerah yang sesuai dengan Visi 2040 Uganda."
Menteri Park melanjutkan, "Mari eratkan kerja sama kita dalam segi ekonomi melalui teknologi informasi dan manufaktur yang dimiliki Korea serta sumber daya manusia dan alam yang dimiliki Uganda."
Menteri Okello mengungkapkan, "Saya merasa terkesan dengan perkembangan ekonomi Kota Busan saat saya mengunjungi Busan bulan September lalu. Perkembangan ekonomi Korea akan menjadi contoh bagi Uganda."
Selain itu, Menteri Park juga bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Diggitalisasi Ghana, Ursula Owusu-Ekuful; Presiden Montenegro, Jakov Milatovic; Perdana Menteri Slovenia, Robert Golob; Menteri Luar Negeri Barbados, Kerrie Symmonds; Menteri Luar Negeri Tajikistan, Sirojiddin Muhriddin; dan Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani.
Pada Forum Perdamaian Paris, Menteri Park berusaha untuk memperkuat solidaritas masyarakat internasional melalui upaya menyelesaikan berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, perluasan konflik, penambahan jumlah ketidakadilan, dan penggunaan teknologi termutakhir dengan tujuan buruk.
Selain itu, Menteri Park juga memastikan kembali tekad Pemerintah Korea yang ingin mendorong stabilitas dan perdamaian dunia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa).
jihlee08@korea.kr