Kebijakan

2023.08.16

Presiden Yoon Suk Yeol memberikan pidato pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Korea yang ke-78. Upacara tersebut digelar pada tanggal 15 Agustus di auditorium Universitas Wanita Ewha, Seodaemun-gu, Seoul. (Kantor Kepresidenan Republik Korea)

Presiden Yoon Suk Yeol memberikan pidato pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Korea yang ke-78. Upacara tersebut digelar pada tanggal 15 Agustus di auditorium Universitas Wanita Ewha, Seodaemun-gu, Seoul. (Kantor Kepresidenan Republik Korea)



Penulis: Park Hye Ri

Presiden Yoon Suk Yeol menekankan, "Mengenang dan mengingat jasa patriot bangsa yang telah mengorbankan segalanya demi kebebasan, kemerdekaan, dan nilai-nilai universal negara merupakan esensi dari identitas nasional dan kesinambungan bangsa."

Presiden Yoon mengungkapkan hal tersebut saat memberikan pidato pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Korea yang ke-78. Upacara tersebut digelar pada tanggal 15 Agustus di auditorium Universitas Wanita Ewha, Seodaemun-gu, Seoul.

Presiden Yoon berkata, "Gerakan kemerdekaan Korea merupakan gerakan untuk mendirikan negara yang berdasar pada demokrasi. Negara tersebut merupakan negara yang dimiliki oleh masyarakatnya serta menjunjung tinggi kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Gerakan kemerdekaan ini juga universal dan adil bahkan dari sudut pandang seluruh umat manusia."

Presiden Yoon melanjutkan, "Gerakan kemerdekaan Korea telah memulihkan kedaulatan Republik Korea serta mampu menjaga kebebasan negara dengan melawan kekuatan komunis. Gerakan tersebut juga terus berlanjut hingga industri dan ekonomi menjadi berkembang serta Korea menjadi negara yang demokratis."

"Saat ini semangat gerakan kemerdekaan bertanggung jawab dan berkontribusi pada masyarakat internasional untuk membentuk kebebasan, perdamaian, dan kemakmuran dunia. Gerakan ini juga terus berlanjut menjadi visi negara yang menjadi poros dunia," ungkap Presiden Yoon.

Presiden Yoon mengumpamakan gerakan kemerdekaan sebagai "perjalanan untuk mencari kebebasan." Oleh karena itu, Presiden Yoon menekankan bahwa perjalanan tersebut harus diteruskan melalui kerja sama keamanan antara Korea, Amerika Serikat, dan Jepang yang sama-sama berbagi nilai-nilai demokrasi.

Presiden Yoon berujar, "Aliansi antara Korea dan AS merupakan aliansi perdamaian dan kemakmuran yang dibuat berdasarkan nilai-nilai universal. Sedangkan Korea dan Jepang bekerja sama dan melakukan pertukaran dengan berorientasi pada masa depan sehingga bisa berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran dunia."

Presiden Yoon juga sempat menyebutkan mengenai betapa pentingnya kerja sama keamanan antara Korea, AS, dan Jepang di dalam serta luar Semenanjung Korea.

"Agar dapat menghalau ancaman nuklir dan peluru kendali Korea Utara, maka kerja sama erat antara ketiga negara sangatlah penting untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dan berbagi satu sama lain dalam waktu nyata," ungkap Presiden Yoon.

Presiden Yoon juga sempat mengutarakan mengenai KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) antara Korea, AS, dan Jepang yang akan berlangsung pada tanggal 18 Agustus mendatang.

"Hal ini akan menjadi tonggak bersejarah baru bagi kerja sama ketiga negara yang berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran wilayah Semenanjung Korea serta Indo-Pasifik," jelas Presiden Yoon.

Presiden Yoon juga meningkatkan mengenai penguatan kerja sama dengan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).

"Keamanan Republik Korea berada pada garis yang sama dengan keamanan Wilayah Indo-Pasifik, keamanan wilayah Atlantik dan Eropa, serta keamanan global," ungkap Presiden Yoon.

Presiden Yoon menutup, "Korea akan terus menjalankan 'rencana penuh keberanian' tanpa berhenti serta mendorong perdamaian tanpa kekerasan. Korea akan bekerja sama dengan masyarakat internasional agar bisa menangani permasalahan nuklir dan peluru kendali Korea Utara melalui dialog dan kerja sama."


hrhr@korea.kr

konten yang terkait