Kebijakan

2022.05.30

Presiden Yoon Suk Yeol pada tanggal 28 Mei (waktu setempat) dalam wawancara CNN mengatakan arah kebijakan pemerintahan baru tentang bantuan Covid-19 ke Korea Utara, kebijakan Korea Utara, kerja sama Korsel-AS dan pengangkatan orang berbakat wanita. (situs web resmi CNN)

Presiden Yoon Suk Yeol pada tanggal 28 Mei (waktu setempat) dalam wawancara CNN mengatakan arah kebijakan pemerintahan baru tentang bantuan Covid-19 ke Korea Utara, kebijakan Korea Utara, kerja sama Korsel-AS dan pengangkatan orang berbakat wanita. (situs web resmi CNN)


Oleh Yoon Sojung dan Kim Seon Ah

Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN di Amerika Serikat bahwa dia "sepenuhnya siap" untuk bantuan COVID-19 ke Korea Utara.

Dalam sebuah wawancara yang dilaporkan pada tanggal 28 Mei (waktu setempat), Presiden Yoon berkata, "Jika Korea Utara dapat menerima ini dengan cara apa pun dan memberikan obat-obatan kepada warganya dengan cepat, kami akan menyediakan segalanya."

Pada malam hari ini, melalui program yang disebut Talk Asia, CNN menayangkan video 21 menit wawancara dengan Presiden Yoon di Kantor Keperesidenan Yongsan pada tanggal 23 Mei.

Dalam sebuah wawancara, Presiden Yoon juga mengungkapkan arah pemerintahan baru tentang kebijakan Korea Utara dan kerja sama Korsel-AS.

Mengenai arah hubungan antar-Korea, dia mengatakan, "Hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara harus dimulai lagi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Era menenangkan Korea Utara sudah berakhir."

Mengenai apakah Korea Utara akan terlibat dalam dialog tentang denuklirisasi, dia berkata, "Ini adalah masalah yang harus dipilih oleh Ketua Kim Jong-un." Ketika ditanya tentang bagaimana menanggapi jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir ke-7, dia berkata, "Kami akan merespons dengan kuat dan tegas untuk mencegah provokasi Korea Utara." Jawabnya.

Mengenai partisipasi Korea dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dipimpin AS, Presiden Yoon mengatakan, "Sebagai negara di kawasan Indo-Pasifik, jika menyangkut kepentingan nasional Korea, tentu perlu untuk berpartisipasi."

kata Mengenai tanggapan Tiongkok dalam hal ini, dia mengatakan, "Sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia dan negara terkemuka, Tiongkok harus menjaga, berpartisipasi dan memimpin tatanan internasional berdasarkan nilai-nilai universal. Saya pikir itu tidak masuk akal Tiongkok menganggap ini dengan serius."

Mengenai kritik terhadap kecenderungan laki-laki di kabinet, Presiden Yoon mengatakan, "Kabinet pertama tidak punya pilihan selain memilih tokoh terkenal karena keterbatasan waktu. Rencana saya adalah memahami keahlian wanita dan mengejari kebijakan yang adil dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada wanita."

Setelah itu, pada tanggal 26, Presiden Yoon menunjuk Park Soon-ae, profesor administrasi publik di Universitas Nasional Seoul, sebagai wakil perdana menteri dan menteri pendidikan, serta mantan anggota parlemen Kim Seung-hee sebagai menteri kesehatan dan kesejahteraan. Dia menunjuk Oh Yu-kyung, dekan Fakultas Farmasi, Universitas Nasional Seoul sebagai wakil menteri tingkat Keamanan Pangan dan Obat-obatan, dan mengangkat Lee In-sil, presiden Asosiasi Penemuan Wanita Korea, sebagai kepala badan Kekayaan Intelektual.

arete@korea.kr