Sosial

2025.09.22

▲ 11일 서울 영등포구 서울시글로벌청소년교육센터 강당에 열린 '세계시민교육 – 베트남 편' 특강에 참여한 청소년들이 베트남 전통음식인 반미를 만들고 있다.

Para remaja terlihat sedang membuat banh mi dalam kelas Pendidikan Warga Dunia yang digelar tanggal 11 September 2025 di Seoul Global Youth Education Center.



Penulis: Margareth Theresia
Foto: Lee Jeong Woo

Gelak tawa remaja terdengar di aula Seoul Global Youth Education Center pada tanggal 11 September pk. 13:00. Saat itu lebih dari 20 orang remaja terlihat sedang membuat banh mi, yaitu roti lapis ala Vietnam. Kelas hari itu memperkenalkan budaya Vietnam dalam Pendidikan Warga Dunia.

Para remaja yang hadir dalam kelas hari itu bukanlah remaja biasa. Mereka adalah imigran remaja yang datang ke Korea setelah tumbuh besar hingga remaja di luar Korea.

Imigran remaja tersebut memiliki latar belakang keluarga multikultural, diaspora Korea, penduduk asing, maupun pengungsi dari Korea Utara.

Bagi imigran remaja tersebut, menempuh pendidikan di Korea bukanlah hal yang mudah. Mereka memiliki keterbatasan dalam bahasa Korea, pemahaman mengenai sistem pendidikan, serta permasalahan dari segi budaya maupun identitas diri.

Walaupun mereka bisa akhirnya bisa mengikuti pendidikan di sekolah, tidak sedikit dari mereka yang berhenti karena tidak mampu memahami pelajaran di sekolah maupun beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

Masalah-masalah tersebutlah yang membuat Pemerintah Kota Seoul mendirikan Seoul Global Youth Education Center.

Direktur Seoul Global Youth Education Center, Shin Hye Young, terlihat sedang menjelaskan mengenai peran sosial lembaganya dalam wawancara yang digelar tanggal 11 September 2025 di Seoul Global Youth Education Center, Yeongdeungpo-gu, Seoul.

Direktur Seoul Global Youth Education Center, Shin Hye Young, terlihat sedang menjelaskan mengenai peran sosial lembaganya dalam wawancara yang digelar tanggal 11 September 2025 di Seoul Global Youth Education Center, Yeongdeungpo-gu, Seoul.


Direktur Seoul Global Youth Education Center, Shin Hye Young, mengungkapkan, "Lembaga kami memberikan bantuan terpadu bagi para imigran remaja yang ingin menetap di Korea dan memasuki sekolah di Korea."

Shin menambahkan, "Tak hanya pendidikan bahasa Korea, kami juga menyediakan beragam program, seperti kelas budaya, pencarian bakat, dan konsultasi."

Salah satu kelas yang ditawarkan di Seoul Global Youth Education Center, tetapi tidak ada di lembaga lain adalah kelas persiapan masuk ujian perguruan tinggi.

Shin menjelaskan bahwa lembaganya membantu para imigran remaja agar bisa menyelesaikan pendidikan tinggi di Korea, bahkan hingga memasuki jenjang universitas.

Seoul Global Youth Education Center dikelola untuk bisa memberikan ruang yang aman dan nyaman bagi para imigran remaja. Lembaga tersebut memiliki visi untuk menjadi teman terdekat bagi para remaja setelah kedatangan mereka ke Korea.

Direktur Seoul Global Youth Education Center, Shin Hye Young, terlihat sedang menjelaskan mengenai hasil-hasil prakarya para imigran remaja dalam wawancara yang digelar tanggal 11 September 2025 di Seoul Global Youth Education Center, Yeongdeungpo-gu, Seoul.

Direktur Seoul Global Youth Education Center, Shin Hye Young, terlihat sedang menjelaskan mengenai hasil-hasil prakarya para imigran remaja dalam wawancara yang digelar tanggal 11 September 2025 di Seoul Global Youth Education Center, Yeongdeungpo-gu, Seoul.


Imigran remaja di Korea pun terus bertambah setiap tahun. Pemerintah Kota Seoul mengungkapkan bahwa jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat dari 5.604 orang di tahun 2014 menjadi 11.987 orang di tahun 2024.

Shin menuturkan, "Kami berharap para remaja yang datang ke lembaga kami bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka dan berhasil menjadi bagian dari masyarakat Korea."


margareth@korea.kr