Korea menjadi negara tujuan migrasi tertinggi kedua setelah Inggris di antara negara-negara anggota OECD. Foto di atas menunjukkan para mahasiswa internasional yang sedang menikmati Hanyang Global Fair pada bulan Juli 2024 di Universitas Hanyang, Seongdong-gu, Seoul. (Facebook resmi Universitas Hanyang)

Penulis: Yoon Sojung

Korea menjadi negara tujuan migrasi tertinggi kedua setelah Inggris di antara negara-negara anggota OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi).

Jumlah pekerja migran musiman jangka pendek dan kepopuleran hallyu dianalisis berpengaruh besar terhadap jumlah migrasi ke Korea.

Menurut International Migration Outlook yang dirilis oleh OECD pada tanggal 14 November 2024 (waktu setempat), jumlah migrasi tetap ke 38 negara anggota OECD mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan 6,5 juta jiwa.

OECD menjelaskan bahwa peningkatan jumlah pekerja migran musiman dan pencari suaka yang cukup tinggi menyumbang angka tersebut.

Penghitungan migran di OECD tidak hanya menggunakan data penduduk tetap saja, tetapi juga penduduk jangka pendek sehingga mencakup pemegang citizenship, penduduk jangka panjang, pengungsi, mahasiswa internasional, dan pekerja migran jangka pendek,

Korea mengirimkan data penduduk asing yang tinggal lebih dari 90 hari ke OECD setiap tahun sekali.

Jumlah migrasi permanen ke Korea meningkat sebesar 50,9% dari 57.800 orang pada tahun 2022 menjadi 87.100 orang pada tahun 2023. Jumlah peningkatan ini merupakan yang tertinggi kedua setelah Inggris yang mencapai 52,9%.

Negara-negara lain dengan jumlah peningkatan migrasi tertinggi di antara-antara OECD pada tahun 2023 adalah Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Yunani.

Jumlah mahasiswa internasional di Korea juga menyumbang angka migrasi ke Korea. Korea menargetkan untuk dapat menarik 300.000 orang mahasiswa asing pada tahun 2027.


arete@korea.kr