Sci/Tekno

2025.05.26

Beberapa ekor katak yang lahir di Waduk Janghyeon di Kota Ulsan terlihat sedang dilepasliarkan ke wilayah Gunung Hwangbangsan pada tanggal 9 Mei 2025. Gunung tersebut merupakan habitat alami katak-katak tersebut. (Pemerintah Jung-gu di Ulsan)

Beberapa ekor katak yang lahir di Waduk Janghyeon di Kota Ulsan terlihat sedang dilepasliarkan ke wilayah Gunung Hwangbangsan pada tanggal 9 Mei 2025. Gunung tersebut merupakan habitat alami katak-katak tersebut. (Pemerintah Jung-gu di Ulsan)



Penulis: Kang Gahui

Setiap pertengahan bulan Mei, makhluk-makhluk kecil terlihat berlompatan di dekat lahan basah yang berada di tepi jalan, terutama pada hari saat turun hujan atau hari dengan kelembapan tinggi.

Saat itu menandakan bahwa katak-katak kecil mulai 'kembali ke rumahnya', yaitu habitat mereka yang berada di darat.

Katak dewasa biasanya mencari lingkungan yang berair pada setiap musim semi untuk bertelur. Setelah telur menetas, anak katak akan menjadi berudu yang hidup di air.

Setelah semakin besar, berudu tersebut akan tumbuh semakin besar hingga bermetamorfosis menjadi anak katak yang akan kembali ke ekosistem darat untuk hidup.

Akan tetapi, proses kehidupan ini bukan tanpa resiko. Proses metamorfosis katak mengharuskan mereka berpindah dari lingkungan berair ke lingkungan kering sehingga mereka melewati jalanan beraspal atau saluran air yang berada di tengah kota.

Kehidupan hewan-hewan kecil di tengah kota tersebut membuat mereka rentan untuk terlindas di tengah jalan atau tersangkut di tengah saluran hingga mati.

Alasan tersebutlah yang membuat berbagai pemerintah daerah di Korea bekerja sama dengan organisasi lingkungan dan relawan untuk melindungi katak-katak tersebut selama periode mereka berkembang biak.

Pemerintah daerah dan organisasi tersebut mengawasi pergerakan katak-katak tersebut dan memasang pagar pembatas di beberapa tempat yang berbahaya untuk dilewati katak.

Kendaraan pun bahkan tidak masuk ke beberapa area selama masa berkembang biak tersebut. Selain itu, para relawan juga memindahkan katak-katak yang berada di tempat rawan untuk pindah ke tempat yang aman.

Dewan perwakilan Kota Cheongju di Provinsi Chungcheongbuk bahkan pada tahun 2022 menetapkan kebijakan daerah untuk mengurangi kematian hewan-hewan kecil di saluran buatan dan jalanan. Kebijakan tersebut menjadi yang pertama di seluruh penjuru Korea.

Kebijakan Kota Cheongju tersebut berisi mengenai pemasangan bagian khusus bagi hewan-hewan kecil agar bisa melewati saluran air buatan, pemasangan jalur penyeberangan khusus untuk hewan di jalan, serta bantuan untuk menyelamatkan hewan-hewan kecil.

Setelah itu, pemerintah-pemerintah daerah lainnya mulai membuat kebijakan yang serupa untuk melindungi ekosistem alam di wilayahnya, salah satunya adalah perlindungan katak.


Organisasi Perlindungan Alam Suseong-gu dan para pegawai Departemen Ekosistem Hijau Pemerintah Suseong-gu Daegu terlihat sedang memasang pagar pembatas di area sepanjang 400 meter dari pintu masuk pendakian Gunung Uksusan di Waduk Malwongji, Kota Daegu. Pagar pembatas tersebut dipasang agar katak-katak tidak melewati area tersebut untuk menyeberang jalan raya sehingga berisiko mati tertabrak kendaraan. (Pemerintah Seongsu-gu, Kota Daegu)

Organisasi Perlindungan Alam Suseong-gu dan para pegawai Departemen Ekosistem Hijau Pemerintah Suseong-gu Daegu terlihat sedang memasang pagar pembatas di area sepanjang 400 meter dari pintu masuk pendakian Gunung Uksusan di Waduk Malwongji, Kota Daegu. Pagar pembatas tersebut dipasang agar katak-katak tidak melewati area tersebut untuk menyeberang jalan raya sehingga berisiko mati tertabrak kendaraan. (Pemerintah Seongsu-gu, Kota Daegu)


Area Suseong-gu di Kota Daegu merupakan salah satu area terbesar di Korea sebagai tempat kata bertelur. Oleh karena itu, selama periode katak-katak bertelur, pemerintah setempat melarang kendaraan untuk melewati area-area tempat katak banyak bertelur.

Pemerintah Suseong-gu pun memasang pagar pembatas di kawasan katak bertelur serta mengawasi pergerakan katak-katak tersebut melalui kamera pengawas yang dipasang di berbagai sudut.

Para relawan di daerah Suseong-gu pun bergerak untuk menjaga keamanan katak agar bisa bertelur dengan aman serta agar anak-anak katak bisa berpindah ke daerah kering kembali setelah bermetamorfosis menjadi katak dewasa.

Pemerintah Suseong-gu saat ini sedang menjalankan proyek pemulihan ekosistem kota dan pendirian lembaga pendidikan ekosistem di wilayah Waduk Mangwolji.

Proyek tersebut bisa dijalankan melalui anggaran sebesar total 20 miliar won yang didapat dari dana proyek bantuan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan sejak tahun 2023.

Daur hidup katak tidak akan berhenti. Katak akan terus hidup di lingkungan kering, lalu kembali ke lingkungan berair untuk bertelur, kemudian anak-anak katak akan kembali lagi ke lingkungan kering.

Korea menjalankan langkah kecil untuk menjaga keragaman hayati wilayahnya dengan menjaga keharmonisan hidup antara manusia dengan alam.


kgh89@korea.kr

konten yang terkait