Foto di atas menunjukkan Hall thruster berenergi rendah sebesar 150 watt untuk satelit mini yang dikembangkan oleh tim peneliti Choe Wonho bersama Cosmo Bee. Cosmo Bee merupakan laboratorium perintis yang berada di KAIST untuk meneliti sistem propulsi elektrik. (KAIST)
Penulis: Margareth Theresia
Peneliti Korea telah berhasil mengembangkan teknologi yang bisa memprediksi kemampuan alat pendorong listrik untuk kendaraan antariksa. Hasil pengembangan tersebut berhasil didapatkan dengan menggunakan kecerdasan buatan dan akan diuji kemampuannya di antariksa pada tahun 2025.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Choe Wonho di Departemen Teknik Nuklir dan Kuantum KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology) mengungkapkan pada tanggal 3 Februari 2025 bahwa tim tersebut telah berhasil mengembangkan teknologi yang mampu memprediksi kemampuan dorong Hall thruster dengan ketepatan yang tinggi. Teknologi tersebut berhasil dikembangkan dengan menggunakan dasar-dasar kecerdasan buatan.
Hall thruster untuk satelit kubus yang dikembangkan kali ini akan diuji kemampuannya di antariksa melalui pemasangan di K-HERO. K-HERO merupakan satelit kubus yang akan diluncurkan melalui peluncuran roket Nuri keempat pada bulan November 2025.
Hall thruster merupakan sebuah alat propelan plasma dengan efektivitas tinggi yang digunakan dalam misi antariksa dengan kesulitan tinggi, seperti konstelasi satelit Starlink milik SpaceX atau misi wahana pengorbit Psyche milik NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat). Hall thruster memiliki peran yang sangat penting dalam teknologi antariksa.
Dalam Era Antariksa Baru akhir-akhir ini, industri antariksa semakin berkembang sehingga permintaan Hall thruster pun semakin meningkat untuk penggunaan di berbagai misi antariksa. Untuk mengembangkan Hall thruster dengan cepat untuk misi antariksa yang optimal, diperlukan teknologi yang bisa memprediksi kemampuan alat pendorong dengan tepat dari mulai tahap awal.
Tim peneliti KAIST berhasil menemukan cara untuk mengurangi waktu dan biaya dari tahap pemasangan, produksi, hingga uji coba melalui teknologi prediksi kemampuan alat pendorong dengan tepat melalui kecerdasan buatan.
Model jaringan saraf tiruan yang dikembangkan oleh tim peneliti mampu mencatat tingkat kesalahan rata-rata 5% untuk Hall thruster sebesar 700 watt dan 1 killowatt. Hall thruster berenergi tinggi sebesar 5 killowatt yang dikembangkan oleh Laboratorium Penelitian Angkatan Udara Amerika Serikat pun berhasil mencatat tingkat kesalahan rata-rata 9%.
Melalui hasil penelitian ini, terbukti bahwa metode prediksi dengan kecerdasan buatan tersebut dapat digunakan secara luas dalam beragam skala energi Hall thruster.
margareth@korea.kr