Jet tempur ala Korea KF-21 pada 19 Juli 2022 lepas landas pada pukul 15:40 dari Skuadron Pelatihan Penerbangan Ketiga Angkatan Udara Republik Korea di Kota Sacheon, Provinsi Gyeongsangnam. (Badan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Nasional)
Oleh Xu Aiying
Pesawat tempur ala Korea KF-21 (Boramae) berhasil dalam penerbangan pertamanya yang bersejarah.
Ini menjadikan Korea sebagai negara kedelapan yang mengembangkan jet tempur supersoniknya sendiri setelah AS, Rusia, Tiongkok, Jepang, Prancis, Swedia, serta konsorsium Eropa yang terdiri dari Inggris, Italia, dan Spanyol.
Badan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Nasional (DAPA) mengatakan bahwa KF-21 pada 19 Juli 2022 lepas landas pada pukul 15:40 dari Skuadron Pelatihan Penerbangan Ketiga Angkatan Udara Republik Korea di Kota Sacheon, Provinsi Gyeongsangnam.
Jet tersebut terbang selama 33 menit dan mendarat dengan selamat di landasan pacu pada pukul 16.13.
Jet tersebut mengonfirmasi kinerjanya dengan terbang pada kecepatan pesawat ringan 400 km per jam tanpa mencapai kecepatan supersonik pada penerbangan pertamanya.
Proyek KF-21 dimulai pada tahun 2000 ketika Presiden Kim Dae-jung saat itu mengumumkan rencana negara untuk secara mandiri membuat jet tempur canggih sendiri. Tujuan tersebut telah mencapai hasil 22 tahun kemudian.
Jika pengembangan akhir berhasil, Korea berencana untuk mengekspor 120 unit KF-21 pada tahun 2032 termasuk 40 batch pertama yang dijadwalkan untuk produksi pada tahun 2026-2028.
“Melalui penerbangan perdana ini, pengembangan jet tempur ala Korea telah memasuki tahap uji terbang. Pengembangan sistem akan berakhir pada 2026 ketika kami memperluas zona penerbangan melalui 2.000 kali uji penerbangan dan melakukan pemeriksaan kinerja sebagai serta kesesuaian persenjataan udara," jelas DAPA.
"Inilah momen ketika kapasitas Korea untuk mengembangkan jet tempur generasi 4,5 diwujudkan melalui keberhasilan penerbangan pertamanya. Selangkah lebih dekat ke pengembangan akhir melambangkan kemajuan baru dalam teknologi penerbangan domestik dan kebangkitan bangsa sebagai kekuatan militer berteknologi tinggi," tambah DAPA.
Kantor Kepresidenan Republik Korea dalam sebuah pengumuman media mengutip Presiden Yoon Suk Yeol yang mengatakan, "Ini telah menjadi titik balik dalam perluasan ekspor pertahanan kita. Ini adalah pencapaian besar dalam dorongan bangsa menuju pertahanan diri."
xuaiy@korea.kr