Sutradara Jang Seong-ho terlihat sedang menjawab pertanyaan para wartawan dalam konferensi pers film The King of Kings yang digelar pada tanggal 2 Juli 2025 di CGV Yongsan IPark Mall, Yongsan-gu, Seoul. Film animasi tersebut menjadi film Korea terlaris sepanjang sejarah di wilayah Amerika Serikat.
Penulis: Xu Aiying
Video: Saluran YouTube resmi D-STATION
"Menurut saya, The King of Kings menceritakan kisah cinta dan keluarga secara umum sehingga mendapatkan respons positif di wilayah Amerika Utara."
Hal tersebut diungkapkan oleh Jang Seong-ho pada konferensi pers yang digelar pada tanggal 2 Juli 2025 di CGV Yongsan IPark Mall, Yongsan-gu, Seoul.
Jang merupakan penulis naskah sekaligus sutradara film animasi terlaris di Amerika Utara, yaitu The King of Kings.
Tokoh dalam film tersebut bernama Charles Dickens yang menceritakan sejarah Yesus kepada anaknya bernama Walter. Penonton pun diajak untuk mengikuti cerita Yesus dari lahir hingga bangkit melalui cerita Charles.
The King of Kings pertama kali dirilis di wilayah Amerika Utara pada bulan April 2025 dan berhasil mengumpulkan keuntungan sebesar 60,3 juta dolar.
Film tersebut bahkan berhasil melewati rekor penjualan Parasite di Amerika Utara sebesar 53,8 juta dolar hanya 17 hari setelah perilisannya.
Jang mengungkapkan, "Yesus adalah tokoh penting dalam agama tertentu sehingga awalnya sempat ada kekhawatiran terkait hal tersebut, tetapi ternyata hal tersebut tidak berpengaruh di Amerika Serikat."
Jang menambahkan, "Film tersebut bercerita mengenai cinta dan pemulihan hubungan manusia sehingga saya pikir orang biasa (yang tidak memiliki agama) pun bisa menonton film tersebut."
Hasil tersebut membuktikan kepuasan para penonton di wilayah Amerika Utara. The King of Kings berhasil mendapatkan rating 97% untuk popcornmeter di Rotten Tomatoes dan A+ di CinemaScore.
Rating tinggi tersebut membuktikan bahwa film itu tak hanya populer di kalangan penonton saja, tetapi juga diakui kualitasnya oleh para ahli perfilman.
CinemaScore merilis ratingnya berdasarkan penilaian para penonton bioskop yang benar-benar menonton suatu film dari awal hingga akhir.
Film yang mendapatkan penilaian tertinggi berupa A+ di CinemaScore hanya ada 128 film sejak pemberian rating dimulai pertama kali pada tahun 1979.
Potongan adegan dalam film The King of Kings. (Mofac Studio)
Produksi film The King of Kings memakan waktu sepuluh tahun mulai dari tahun 2015. Jang mengungkapkan bahwa biaya produksi yang besar dibutuhkan untuk bisa membuat film yang mendekati sempurna. Ia juga mengatakan bahwa Amerika Utara menjadi targetnya sejak awal, bukan Korea.
Saat wartawan bertanya mengenai alasan ia memilih Yesus sebagai tokoh dalam filmnya, Jang menjawab bahwa Yesus merupakan karakter yang sangat dikenal oleh penonton film Amerika Serikat. Ia pun memperkirakan bahwa film tersebut akan populer di wilayah tersebut.
Jang juga membuat langkah maju dari segi teknis. Ia menerapkan pengalamannya selama lebih dari 30 tahun sebagai ahli efek visual. Ia menggunakan kualitas dan metode syuting film nyata ke animasi sehingga pergerakan kamera terlihat lebih detail dan dinamis.
Pengisi suara The King of Kings pun tidak main-main. Para bintang Hollywood mengisi suara film tersebut untuk versi Amerika Utara. Beberapa di antara bintang tersebut adalah Kenneth Branagh, Uma Thurman, Oscar Isaac, dan Pierce Brosnan.
Suara untuk The King of Kings versi Korea diisi oleh Lee Byung-hyun, Jin Sun-kyu, Lee Hanee, YDG, dan Cha In-Pyo.
Jang berkata, "Saya beruntung bisa mendapatkan pengisi suara berupa aktor-aktor Hollywood hingga banyak yang bertanya-tanya bagaimana saya bisa mendapatkan pengisi suara bintang seperti itu."
Jang menutup, "Sepertinya mereka merespons baik tawaran tersebut karena kualitas film ini yang bagus."
xuaiy@korea.kr