Tokoh

2022.05.04


Oleh Kim Hayeon, Kim Yeonsue dan Kim Seonah

Video: Kim Sunjoo


"Ini sangat banyak menceritakan kisah keluarga saya, keluarga Anda, semua keluarga kita, bukan hanya keluarga Korea, tetapi begitu banyak keluarga di seluruh dunia. Dan itu benar-benar terasa penting."

Soo Hugh, produser eksekutif dari serial Apple TV+ asli "Pachinko" mengatakan dia memilih novel terkenal Lee Min Jin untuk dijadikan serial karena dia ingin membawanya untuk hidup karena saya pikir itu adalah cerita yang sangat penting dan indah.

Korea.net pada 15 April mengadakan wawancara video eksklusif dengan Hugh yang berada di Washington.

Orang Korea-Amerika ini lahir di Busan dan berimigrasi ke AS pada usia 1 tahun. "Saya adalah Solomon dan itulah kisah yang harus saya ceritakan," katanya.

Dia bertanggung jawab atas perencanaan, penulisan skenario, dan produksi umum drama, yang didasarkan pada “Pachinko”novel Lee Min Jin.

"Ketika berada di Amerika dan tumbuh di lingkungan yang itu, bukan salah satu dari mereka. Tetapi ketika saya pergi ke Korea, saya juga bukan salah satu dari mereka," kata Hugh, "Saya selalu merasa terbelah dua seperti banyak imigran." "Dan perpisahan itu terkadang membuat saya lebih kuat, tetapi terkadang membuat saya sangat mendambakan komunitas." ujarnya.

“Berbagai generasi Korea-Amerika semakin banyak belajar bagaimana mengekspresikan pengalaman itu," tambahnya. "Tapi ketika membuat acara ini 'Pachinko', saya merasa menjadi lebih ornag Korea dari sebelumnya dan itu adalah sesuatu yang sangat saya banggakan."

Tentang produksi drama Hugh berkata, "Saya berusaha untuk memahami kesulitan yang generasi orang tua dialami dan bahkan berpikir tentang kesulitan yang generasi halmeoni saya (nenek) harus lalui," menambahkan, "Dalam membuat drama ini, saya merasa saya menjadi lebih dekat dengan keluarga saya."

Sambil berusaha untuk tetap setia pada novelnya, dia mengatakan bahwa dia berusaha keras untuk memberikan kesan bahwa setiap generasi berkomunikasi satu sama lain, dan ingin serial ini senyata mungkin dan tidak memberi kesan tua seperti mereka sedang membaca sebuah buku sejarah.

"Semuanya harus terasa seperti Anda dapat menyentuhnya Hanbok dan makanan di atas meja," katanya, "Ketika Anda melihat makanannya, saya ingin orang-orang menciumnya, seolah-olah Anda bisa merasakan makanan dan suaranya."

"Saya pikir yang paling penting adalah membuat orang korea bisa merasa martabatnya"

Banyak upaya yang dilakukan untuk mewujudkannya. Naskahnya menggunakan tiga bahasa yaitu Korea, Jepang, dan Inggris. Bahkan di dalamnya, Hugh harus membedakan dialeknya.

"Beberapa aktor lancar berbahasa Inggris, beberapa aktor tidak bisa berbahasa Inggris," katanya sambil tersenyum. "Kadang-kadang ada lebih banyak penerjemah daripada jumlah aktor di lokasi syuting "

Dia juga berusaha untuk menampilkan kebudayaan tradisional Korea seperti Hanbok dan kimchi untuk menampilkan latar belakang setiap generasi.

Desainer Hanbok, Chae Kyung Hwa dan timnya memberikan perhatian khusus untuk mereproduksi pakaian yang dikenakan orang-orang di setiap generasi.

Sebuah artikel The New York Times judulnya "Perjalanan Satu Garmen Melalui Sejarah" pada tanggal 9 April mengatakan, "Evolusi hanbok Korea adalah lensa ke dalam sejarah negara yang sekarang bisa kita cari dalam seri 'Pachinko.'"

Mengenai proses produksi Hanbok yang disebutkan dalam artikel tersebut, Hugh berkata, "Kyung Hwa dan timnya menghabiskan banyak waktu untuk membuat kain itu terasa dan terlihat tua." Dia menambahkan, "Ketika Anda memikirkan Sunja, Yangjin dan generasi itu, mereka tidak punya banyak pakaian. Mereka hanya punya beberapa Hanbok. Jadi, Mereka mencucinya dan kemudian menjemurnya di bawah sinar matahari."

"Jadi Kyung-hwa dan timnya akan mengeringkan Hanbok di bawah sinar matahari untuk memastikan mereka benar-benar merasakannya dan memastikan bahannya benar-benar asli."

Mengenai ledakan global Hallyu, produser eksekutif berkata, "Saya sangat merasa bangga fenomena ini"

"Budaya Korea sudah berlanjut selama ribuan tahun. 'Squid Game' tidak dibuat untuk Amerika. Dan sekarang akhirnya seluruh dunia menyadari betapa menakjubkan budaya Korea," tambahnya. "Dan saya berharap itu semakin besar dan besar."

"Pachinko" yang menggambarkan empat generasi keluarga Korea-Jepang dari masa pendudukan Jepang itu telah meraih pengakuan global.

BBC di Inggris menyebut drama tersebut "Epik Korea yang mempesona dan menyentuh hati" dan memberikan skor ulasan yang sempurna. The New York Times mengatakan, "Di seluruh dunia jutaan orang akan segera menemukan diri kecanduan serial 'Pachinko.'"


hayeounk8@korea.kr