Penulis: Wartawan Kehormatan
Maulia Resta Mardaningtias dari
Indonesia
Foto:
Maulia Resta Mardaningtias
Pada hari Senin, 11 Agustus 2025 penulis bersama beberapa Wartawan Kehormatan asal Indonesia menghadiri puncak perayaan Hari Konservasi Alam Nasional 2025 yang diselenggarakan di Auditorium Manggala Wanabakti.
Acara ini dilengkapi dengan berbagai kegiatan inspiratif, mulai dari pameran konservasi alam, gelar wicara, deklarasi pemuda untuk konservasi, peluncuran jenis flora dan fauna terbaru, hingga penampilan bintang tamu yang memikat perhatian.
Salah satu sorotan utama di area pameran adalah stan Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC) yang mengusung tema "Korea-Indonesia Cooperation: Empowering Youth, Enriching Nature." Letak stan yang strategis di dekat pintu masuk, membuat stan KIFC menarik perhatian pengunjung dengan desain yang ramah dan konten yang sarat makna.
Stan Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC) di area pameran perayaan Hari Konservasi Alam Nasional 2025.
Pada dasarnya, KIFC didirikan untuk mendukung pengembangan serta implementasi kerja sama Korea-Indonesia di bidang kehutanan dan pengelolaan hutan berkelanjutan, dengan landasan saling percaya, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
Saat mengunjungi stan KIFC, Kim Hyoung Gyun selaku Project Manager menyambut hangat para pengunjung pameran dan menjelaskan secara mendalam mengenai kolaborasi Korea-Indonesia di bidang kehutanan yang menekankan aksi nyata pelestarian serta keterlibatan aktif generasi muda.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa sejauh ini KIFC telah melaksanakan delapan proyek utama yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Berbagai buku informasi tersedia untuk dibaca pengunjung di area stan pameran KIFC, sementara booklet berjudul Green Partnership Green Future dapat dibawa pulang.
Ragam proyek yang dijalankan KIFC membuat para pengunjung yang hadir kala itu terkagum-kagum. Salah satu proyek paling menarik adalah pengembangan wisata hutan di Taman Ekowisata Tunak, Lombok, yang dirancang sebagai ekowisata berbasis komunitas.
Kini, pengelolaan wisata tersebut dikelola oleh kelompok pemuda 'Tunak Besopoq' di bawah pengawasan Balai Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana konservasi dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan generasi muda.
Tak kalah menarik, Korean Gallery di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan simbol persahabatan erat antara Korea dan Indonesia.
Di galeri ini, pengunjung dapat menemukan berbagai spot foto bertema Korea sekaligus mencoba mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea. Galeri ini umumnya dimanfaatkan sebagai ruang pembelajaran sekaligus pengalaman budaya Korea yang terbuka untuk publik.
Kim Hyoung Gyun, Project Manager KIFC memberikan pengenalan lebih dalam mengenai wujud kerjasama Korea dan Indonesia dalam bidang kehutanan.
Hubungan Korea-Indonesia dalam bidang kehutanan dan budaya memang semakin erat dari tahun ke tahun. Tak hanya menghadirkan Korean Gallery di Indonesia, pemerintah Korea juga membangun Rumah Gadang, yakni rumah adat khas Minangkabau di Hutan Cheongtaesan, Korea.
Kehadiran dua simbol budaya ini di masing-masing negara menjadi bukti nyata bahwa kerja sama lintas budaya dapat memperkuat rasa saling menghargai dan memperkaya pemahaman antarbangsa.
Penulis dan Wartawan Kehormatan Indonesia berfoto bersama di stan pameran KIFC yang mengusung tema “Korea-Indonesia Cooperation: Empowering Youth, Enriching Nature”.
Di tengah semaraknya Hari Konservasi Alam Nasional 2025, kehadiran KIFC menjadi pengingat bahwa pelestarian alam bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga, tetapi juga ruang kolaborasi lintas negara dan generasi.
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.