Wartawan Kehormatan

2025.08.14

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Frenky Ramiro de Jesus dari Timor-Leste
Foto: Frenky Ramiro de Jesus

15 Agustus 1945 menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Korea karena pada hari itu mereka merayakan hari kemerdekaan setelah 35 tahun berada di bawah penjajahan Jepang.

Bagi rakyat Korea, hari ini tidak hanya sekedar akhir dari sebuah perang, melainkan akhir perjuangan panjang untuk mendapatkan kedaulatan rakyat dan identitas nasional.

Setiap tahun pemerintah Korea memperingati hari ini untuk mengingat perjuangan para pahlawan yang wafat demi memperjuangkan kemerdekaan.

Berbagai penyelenggaraan dilakukan, seperti upacara resmi, pengibaran bendera, mengheningkan cipta, aktivitas budaya, serta pameran di beberapa museum yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya makna dari suatu pembebasan.

Atas: Tampak gedung Balai Sejarah Penjara Seodaemun dari samping kiri dan belakang. Bawah: Kotak penyiksaan yang terpasang paku tajam, dan tali gantung yang terdapat pada ruang penganiayaan.

Atas: Tampak gedung Balai Sejarah Penjara Seodaemun dari samping kiri dan belakang. Bawah: Kotak penyiksaan yang terpasang paku tajam, dan tali gantung yang terdapat pada ruang penganiayaan.


Salah satu tempat yang dapat dikunjungi untuk mengenal lebih dekat perjuangan para pahlawan adalah Balai Sejarah Penjara Seodaemun. Penulis pernah mengunjungi dan melakukan tur di tempat ini waktu masih berada di Korea.

Balai Sejarah Penjara Seodaemun merupakan penjara yang didirikan oleh pemerintah imperialis Jepang para tahun 1908 untuk menahan para aktivis kemerdekaan Korea dan prodemokrasi. Tempat ini sekarang dijadikan sebagai museum.

Para pengunjung dapat menjelajah kembali ke masa lalu saat Korea memperjuangkan kemerdekaan mereka melalui tempat ini. Penjara ini terbagi menjadi beberapa bangunan, seperti aula pameran, bangunan penjara untuk pria dan wanita, ruang eksekusi hingga ruang isolasi untuk penderita penyakit lepra.

Memulai tur, penulis mengunjungi aula utama yang sekarang dijadikan sebagai museum. Museum ini dulunya merupakan tempat semua proses administrasi berlangsung. Desain ruangannya pun dirancang dengan sangat baik dan menggunakan berbagai bentuk media untuk menggambarkan pesan yang ingin disampaikan.

Tampak terlihat pada kiri atas, pengunjung sedang membaca informasi di aula utama. Pada foto kanan atas terlihat contoh baju tahanan dan pada bagian bawah terlihat berbagai pajangan foto para tahanan.

Tampak terlihat pada kiri atas, pengunjung sedang membaca informasi di aula utama. Pada foto kanan atas terlihat contoh baju tahanan dan pada bagian bawah terlihat berbagai pajangan foto para tahanan.


Pada awalnya penjara ini dibangun dengan nama Penjara Gyeongseong. Dengan berjalannya waktu, penjara ini mengalami banyak perubahan nama, seperti Penjara Seodaemun, Penjara Seoul, hingga Pusat Penahanan Seoul yang kemudian dipindahkan ke Uiwang, Provinsi Gyeonggi pada tahun 1987.

Saat dibuka, penjara ini dirancang untuk menampung sekitar 500 orang tahanan. Namun, setelah Gerakan 1 Maret 1919, penjara ini menampung lebih dari 3.000 orang tahanan, termasuk aktivis kemerdekaan ternama seperti Ahn Chang-ho, Yun Bong-gil, Han Yong-Un, dan Ryu Gwan-sun.

Aula utama pun terbagi menjadi beberapa ruangan dengan berbagai informasi tentang para tahanan, baju tahanan, serta video pemutaran demonstrasi penyiksaan para tahanan kala itu.

Kiri: Pajangan informasi sekilas Balai Sejarah Penjara Seodaemun. Tengah dan Kanan: Foto beberapa tahanan yang ditahan di Penjara Seodaemun.

Kiri: Pajangan informasi sekilas Balai Sejarah Penjara Seodaemun. Tengah dan Kanan: Foto beberapa tahanan yang ditahan di Penjara Seodaemun.


Penulis menghabiskan banyak waktu di ruangan khusus yang memamerkan foto dan informasi para tahanan, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Dari pengamatan penulis, ruangan ini menjadi salah satu yang paling banyak disinggahi oleh para pengunjung.

Beralih dari ruangan tersebut, penulis menuju ruang bawah tanah yang merupakan tempat penyiksaan yang digunakan saat itu. Di ruangan ini terdapat beberapa manekin contoh simulasi penganiayaan tentara Jepang kepada para tahanan.

Terdapat pula alat-alat yang digunakan saat penyiksaan, seperti penyiksaan dalam kotak. Tahanan akan dimasukkan ke dalam kotak yang dipenuhi paku tajam dan diguncang di dalamnya.

Setelah melihat beberapa alat yang digunakan untuk menyiksa para tahanan, penulis tidak dapat membayangkan betapa menderitanya mereka saat itu.

Tampak sel penjara Balai Sejarah Penjara Seodaemun.

Tampak sel penjara Balai Sejarah Penjara Seodaemun.


Setelah itu, penulis melakukan tur ke sel penjara untuk melihat lebih dekat tempat yang dihuni oleh para tahanan. Ada sel yang memiliki kamar mandi berupa lubang kecil dan ada sel yang terbilang sangat kecil tanpa memiliki kamar mandi, listrik, maupun jendela di dalamnya.

Meninggalkan sel penjara, penulis pun mengunjungi ruang eksekusi yang terletak di luar gedung. Dari samping ruang ini terhubung dengan terowongan kecil yang digunakan sebagai pintu keluar untuk membuang jenazah para tahanan setelah dieksekusi.

Penulis berfoto didepan ruang isolasi pasien dengan penyakit lepra.

Penulis berfoto didepan ruang isolasi pasien dengan penyakit lepra.


Dengan kunjungan ini, penulis dapat lebih mengetahui betapa besar pengorbanan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengenal sejarah kelam saat masa penjajahan Jepang.

Balai Sejarah Penjara Seodaemun kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di Korea. Balai ini pun selalu menyelenggarakan berbagai program pameran untuk menarik perhatian wisawatan untuk mengenal lebih dekat sejarah kemerdekaan Korea.

Program yang paling menonjol adalah tur malamnya. Program ini memungkinkan peserta untuk merasakan gerakan kemerdekaan dan kehidupan di dalam penjara yang melibatkan kombinasi teater, pertunjukan, dan ulasan.

Penulis bersama teman-teman saat mengunjungi dan melakukan tur di Balai Sejarah Penjara Seodaemun.

Penulis bersama teman-teman saat mengunjungi dan melakukan tur di Balai Sejarah Penjara Seodaemun.


Program ini populer di kalangan orang Korea. Namun, program terpisah pun ditawarkan kepada warga non-Korea sebagai bagian dari upaya untuk menginformasikan sejarah Korea kepada komunitas internasional. Tur ini dipandu dalam bahasa Korea, Inggris, Jepang, dan Mandarin.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait