Penulis: Wartawan Kehormatan
Maulia Resta Mardaningtias dari
Indonesia
Setiap hari, selalu ada keunikan budaya Korea yang menarik untuk dipelajari oleh masyarakat. Salah satunya diangkat melalui acara bertajuk "Kreasi Kerajinan Tangan Mahkota Era Kerajaan Silla" yang diselenggarakan oleh Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) pada hari Jumat, 25 Juli 2025.
Kerajaan Silla menjadi fokus utama dalam acara tersebut. Sorotan terhadap Kota Gyeongju dalam "Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do" pun memperkuat relevansi tema, karena kota tersebut merupakan ibu kota Korea pada masa Kerajaan Silla.
Poster resmi acara tersebut. (KCCI)
Dalam acara tersebut, Kim Hyun Joo selaku Manajer Umum KCCI menyampaikan pemaparan khusus yang memperkenalkan budaya Korea pada era Tiga Kerajaan, yaitu Goguryeo, Baekje, dan Silla.
Kim juga menyebut beberapa drama sejarah Korea, termasuk
Jumong, Gyebaek, dan
Queen Seondeok sebagai referensi visual bagi para peserta untuk mengenali karakteristik masing-masing kerajaan. Ia menjelaskan bahwa drama
Queen Seondeok dan
Hwarang merupakan contoh karya yang menggambarkan kejayaan budaya dan seni dari Kerajaan Silla secara mendalam.
Kim Hyun Joo, Manager Umum KCCI, memberikan pemaparan mengenai budaya Korea pada era Tiga Kerajaan. (Maulia Resta Mardaningtias)
Dalam penjelasannya, Kim menyampaikan bahwa Goguryeo memiliki reputasi yang kuat dalam bidang militer, seni, dan arsitektur yang dinamis.
Sementara itu, Baekje, meskipun usianya relatif pendek, dikenal karena kekayaan artistiknya, terutama dalam penyebaran budaya ke Jepang dan kemahiran dalam pembuatan keramik.
Di sisi lain, Silla tampil sebagai kerajaan yang paling religius dan menonjol dalam pengembangan seni serta budaya logam dan emas, tercermin dari berbagai artefak yang ditemukan di wilayah tersebut.
Potret artefak Mahkota Emas Silla yang dapat dilihat oleh masyarakat umum di Museum Nasional Gyeongju. (Maulia Resta Mardaningtias)
Salah satu artefak ikonik dari masa Silla adalah Mahkota Emas Silla, yang ditemukan pada tahun 1973 di makam Cheonmacheong, tempat peristirahatan seorang raja atau bangsawan berpangkat tinggi.
Dalam video yang ditayangkan oleh KCCI, mahkota emas berdesain tanduk rusa itu terlihat berkilau dan anggun, dipajang dalam kotak kaca khusus di Museum Nasional Gyeongju. Penulis pun mengenang kembali suasana saat berkunjung ke museum tersebut beberapa waktu lalu.
Di museum, pengunjung dapat berfoto dari sisi tertentu kotak kaca sehingga tampak seolah-olah mengenakan mahkota, meskipun penggunaan lampu kilat tidak diperbolehkan karena pencahayaan ruangan yang redup.
Peserta membuat kreasi kerajinan tangan Mahkota Kerajaan Silla berbahan dasar kertas berwarna keemasan. (Maulia Resta Mardaningtias)
Seusai pemaparan, terdapat sesi tanya jawab. Salah satu peserta bertanya mengenai asal usul bahan emas yang digunakan dalam pembuatan mahkota dan artefak lainnya. Mengenai hal itu, Kim menjelaskan bahwa wilayah Silla tidak memiliki industri pertambangan, namun bahan emas kemungkinan besar didatangkan dari wilayah utara Korea.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan membuat kreasi kerajinan tangan Mahkota Emas Silla. Para peserta memperoleh kit berisi potongan kertas keemasan, dan perlengkapan lain yang memudahkan mereka menyusun mahkota versi mereka sendiri.
Sebagai penutup, seluruh peserta pun berfoto bersama sambil mengenakan mahkota buatan masing-masing, menciptakan suasana hangat yang sarat makna budaya.
Para peserta berfoto bersama dengan menggunakan Mahkota Emas Silla hasil kerajinan tangannya. (Maulia Resta Mardaningtias)
Melalui pendekatan yang menyentuh sisi edukatif sekaligus kreatif, acara ini tidak hanya memperkenalkan sejarah Kerajaan Silla, tetapi juga menghidupkannya kembali dalam bentuk yang lebih dekat dan menyenangkan.
sofiakim218@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.