Penulis: Wartawan Kehormatan Hanum Nur Aprilia dari Indonesia
Foto: Hanum Nur Aprilia
Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju resmi dibuka pada hari Senin (21/07/2025) di Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), Jakarta.
Suasana pembukaan Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju pada hari Senin (21/07/2025) di lobi KCCI diwarnai dengan antusiasme pengunjung yang hadir.
Acara pembukaan yang digelar di lobi KCCI diawali dengan pemutaran video promosi Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) yang akan diselenggarakan di Gyeongju, Provinsi Gyeongsangbuk.
Debora dari KCCI kemudian memberikan pengantar mengenai rangkaian acara festival yang mencakup aktivitas kerajinan tangan, kuis, lomba permainan tradisional, hingga kuliah umum seputar seni dan budaya Korea. Budaya Kerajaan Silla yang berpusat di Gyeongju menjadi sorotan utama dalam kegiatan tahun ini.
Dalam sambutannya pada pembukaan festival, Direktur KCCI menyoroti keindahan Provinsi Gyeongsangbuk yang kaya akan sejarah dan budaya.
Suasana semakin hangat saat Direktur KCCI, Kim Yong-woon, menyampaikan sambutan. Ia menjelaskan bahwa festival ini merupakan hasil kolaborasi antara KCCI, Organisasi Pariwisata Korea (KTO) Indonesia, dan Kantor Perwakilan Provinsi Gyeongsangbuk di Jakarta.
Ia juga menyoroti keindahan wilayah Gyeongsangbuk yang ditampilkan melalui deretan foto yang menghiasi lobi KCCI. Menurutnya, daerah ini wajib untuk dikunjungi untuk memperkaya pemahaman tentang budaya Korea karena memiliki banyak situs warisan dunia UNESCO.
Gong secara simbolis dipukul oleh perwakilan KCCI, KTO, dan Gyeongsangbuk-do Jakarta Office di lobi KCCI sebagai tanda resmi dibukanya Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju.
Perwakilan dari KCCI, KTO, dan Gyeongsangbuk-do Jakarta Office secara simbolis memukul gong sebagai tanda pembukaan resmi festival didampingi oleh perwakilan dari K-Influencer dan Wow Korea Supporters.
Usai seremoni pembukaan, peserta diarahkan menuju Aula Multifungsi KCCI, lokasi utama pameran festival ini. Di dalamnya, peserta diajak mengenal lebih dalam tiap lembaga penyelenggara acara.
Sesi perkenalan dari Organisasi Pariwisata (KTO) Indonesia yang berlangsung di Aula Multifungsi KCCI memperkenalkan tiga jenis wisata tematik melalui kampanye Rediscover Korea untuk menarik minat wisatawan Indonesia.
Sesi pertama dibawakan oleh KTO yang menjelaskan perannya dalam mempromosikan pariwisata Korea. Pada tahun 2024, tercatat lebih dari 300.000 orang wisatawan asal Indonesia mengunjungi Korea. Sebagian besar berkat promosi aktif KTO melalui festival dan pameran wisata.
KTO juga memperkenalkan Kontak Bantuan Wisata Korea 1330, layanan bantuan perjalanan yang kini tersedia dalam Bahasa Indonesia baik melalui pesan teks maupun suara. Hal ini semakin memudahkan wisatawan Indonesia dalam memperoleh informasi seputar pariwisata di Korea.
Beragam brosur informasi wisata Korea, termasuk booklet restoran ramah Muslim, disediakan di stan KTO pada festival ini untuk memberikan panduan praktis kepada pengunjung.
Lebih lanjut, KTO memfokuskan promosi di Indonesia pada tiga kategori wisata, yakni kuliner, ramah Muslim, dan halyu (budaya populer Korea).
Wisata kuliner mencakup makanan tradisional hingga fusion, termasuk hidangan unik seperti ikan buntal durian yang dapat ditemukan di Busan.
Wisata ramah Muslim meliputi restoran dengan beberapa tingkat sertifikasi, salah satunya sertifikasi halal oleh Korea Muslim Federation (KMF).
Sementara itu, penggemar K-pop dan drama Korea dapat mengunjungi destinasi seperti HiKR Ground, K-Star Road, dan Benteng Hwaseong melalui wisata halyu.
Perwakilan dari Kantor Provinsi Gyeongsangbuk di Jakarta menjelaskan kekayaan budaya, sejarah, dan potensi wisata di wilayah tersebut kepada peserta festival.
Sesi berikutnya menghadirkan Kantor Perwakilan Provinsi Gyeongsangbuk di Jakarta. Dengan populasi sekitar 2,5 juta jiwa yang tersebar di 22 kota dan kabupaten, provinsi ini dikenal sebagai pusat budaya Korea.
Gyeongsangbuk memiliki enam situs warisan dunia UNESCO dan dijuluki sebagai "Korea dalam Korea" oleh Ratu Elizabeth II.
Konsep 5 Han yang terdiri atas Hangeul, Hanji, Hanok, Hansik, dan Hanbok diperkenalkan dalam festival ini sebagai elemen budaya Korea yang dapat ditelusuri jejaknya di Provinsi Gyeongsangbuk.
Perwakilan Gyeongsangbuk juga memperkenalkan konsep 5 Han yang mencakup lima elemen budaya utama Korea yang berakar kuat di Provinsi Gyeongsangbuk, yaitu Hanok (rumah tradisional), Hangeul (aksara Korea), Hanji (kertas tradisional), Hansik (kuliner tradisional), dan Hanbok (pakaian tradisional).
Gyeongsangbuk merupakan provinsi dengan jumlah hanok terbanyak di Korea, termasuk dua desa bersejarah, Hahoe dan Yangdong, yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Komitmen KCCI dalam mengenalkan budaya Korea di Indonesia terus ditingkatkan, salah satunya melalui renovasi kantor yang dapat diakses oleh masyarakat umum sebagai ruang terbuka untuk mengenal Korea lebih dekat.
Sesi perkenalan ditutup oleh KCCI yang telah aktif di Indonesia selama 14 tahun terakhir. KCCI telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seni dan budaya, seperti kuliah umum, pameran, dan pertunjukan.
Dalam kesempatan ini, KCCI juga memperkenalkan beberapa agenda mendatang, salah satunya "K-Hanbok: Petualangan 1000 km di Jawa," yaitu sebuah proyek perjalanan budaya yang akan membawa Hanbok dari Jakarta hingga Yogyakarta.
Dalam sesi praktik kuliner yang berlangsung di lobi KCCI, peserta diajak membuat dotorimuk muchim dan mencicipi berbagai makanan tradisional Korea seperti jeon dan kudapan lainnya untuk mengenal cita rasa khas Korea.
Acara berlanjut ke sesi praktik kuliner. Peserta diajak membuat dotorimuk muchim, sajian tradisional Korea dari jeli pati biji pohon ek (dotorimuk) yang dibumbui dan disajikan sebagai lauk pendamping nasi (bancan).
Dipandu oleh koki asal Korea, peserta diberi arahan untuk memotong, membumbui, dan mencampur dotorimuk dengan sayuran segar dan saus khas Korea. Para peserta tampak antusias, lengkap dengan celemek, sarung tangan, dan penutup kepala demi menjaga kebersihan.
Setelah sesi memasak, peserta dipersilakan mencicipi berbagai jenis jeon, dadar khas Korea yang digoreng dengan isian sayuran, daging, atau makanan laut. Kudapan tradisional lainnya serta sari buah apel dan persik turut disajikan untuk dinikmati bersama di aula.
Kegiatan membuat gelang manik bertuliskan Hangeul diselenggarakan di stan KTO sebagai bagian dari festival.
Acara diakhiri dengan kegiatan membuat gelang manik bertuliskan Hangeul di stan KTO, sebuah aktivitas kreatif yang memperkenalkan aksara Korea dalam bentuk aksesori yang menarik.
Informasi mengenai Gyeongju dan Provinsi Gyeongsangbuk sebagai tuan rumah APEC 2025 disediakan di area pameran untuk meningkatkan pemahaman pengunjung terhadap posisi strategis dan nilai historis wilayah tersebut.
Festival Wisata Budaya dan Seni Gyeongsangbuk-do Gyeongju akan berlangsung pada 21–31 Juli 2025 di Aula Multifungsi KCCI Jakarta. Beragam pameran budaya, aktivitas interaktif, dan sesi edukatif terbuka untuk masyarakat umum.
Aktivitas kerajinan tangan yang akan digelar selama festival bertujuan memperkenalkan budaya Kerajaan Silla melalui pembuatan mahkota dan Hanbok karena Gyeongju dikenal sebagai ibu kota Silla.
Pameran dibuka setiap hari Senin hingga Juma pukul 10.00–17.00 WIB. Pada tanggal tertentu, akan diadakan kegiatan khusus untuk peserta di Aula Multifungsi, tetapi area pameran tetap dapat diakses oleh pengunjung umum.
Momen selama kegiatan ini dianjurkan untuk didokumentasikan dan dibagikan melalui media sosial. Fitur tag yang digunakan oleh pengunjung dapat memberikan kesempatan memenangkan suvenir menarik yang akan disediakan setiap hari bagi yang berpartisipasi secara aktif.
Area berfoto yang tersedia di lokasi festival dapat dimanfaatkan pengunjung untuk mendokumentasikan pengalaman mereka dan membagikannya di media sosial untuk mendapatkan suvenir menarik dari penyelenggara.
Informasi lengkap mengenai jadwal dan pendaftaran dapat diakses melalui situs resmi KCCI (https://id.korean-culture.org/id).
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.