Penulis: Wartawan Kehormatan Annisa Alifadhila dari Indonesia
Foto: Annisa Alifadhila
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, King Sejong Institute cabang Korean Cultural Center Indonesia (KSI KCCI) kembali mengadakan "Kontes Berbicara dan Menulis Bahasa Korea" pada bulan Mei 2025. Kontes ini adalah kegiatan tahunan yang dapat diikuti oleh pemelajar KSI. Tahun ini, peserta yang diperbolehkan ikut serta adalah mereka yang berstatus sebagai siswa aktif kelas KSI KCCI periode 2025 sesi 1 dan lulusan KSI KCCI periode 2024 sesi 2.
Poster Kontes Berbicara dan Menulis Bahasa Korea yang ditampilkan di CGV fX Sudirman sebagai lokasi pelaksanaan lomba pada tanggal 26 Mei 2025.
Sebagai salah satu siswa KSI KCCI, penulis merasa tertantang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Meski awalnya sempat ragu, penampilan dan karya para peserta lomba dari tahun-tahun sebelumnya cukup meninggalkan kesan mendalam bagi penulis yang akhirnya membangkitkan keinginan untuk turut mencoba. Penulis pun akhirnya memutuskan untuk mengikuti lomba menulis dalam bahasa Korea.
Penulis mulai mengumpulkan berbagai bahan yang dibutuhkan sebagai persiapan. Dari dua tema yang tersedia, penulis memilih untuk membahas tentang "King Sejong Institute dan mimpi saya." Dengan tema tersebut, penulis membicarakan ketertarikan penulis terhadap bahasa asing sejak kecil, perkenalan awal dengan bahasa Korea, proses belajar bahasa Korea, hingga akhirnya muncul keinginan untuk berkarier di bidang yang berkaitan dengan bahasa Korea.
Meskipun penulis adalah siswa KSI KCCI, mempersiapkan diri untuk sebuah perlombaan tetaplah tidak mudah. Tantangan terbesar yang penulis hadapi dalam proses penyusunan ide adalah pemilihan diksi agar kalimat yang ditulis tidak terdengar terlalu sederhana, namun tetap terkesan alami. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis banyak membuka kamus dan berdiskusi dengan rekan-rekan yang lebih berpengalaman. Hal ini cukup membantu penulis dalam memastikan keluwesan bahasa yang digunakan.
Dua tema yang diberikan untuk para peserta Lomba Menulis dalam Bahasa Korea.
Untuk menyempurnakan proses penilaian terhadap karya, lomba menulis dan berbicara diadakan di waktu dan tempat yang berbeda. Lomba menulis diselenggarakan pada tanggal 19 Mei 2025 di KCCI, sedangkan lomba berbicara dilakukan satu minggu setelahnya, yaitu tanggal 26 Mei 2025 di CGV fX Sudirman.
Saat proses lomba menulis berlangsung, ada sekitar belasan orang yang terlihat berpartisipasi sebagai peserta lomba. Kompetisi itu berjalan selama 70 menit dengan target tulisan sebanyak 600 hingga 1.200 karakter huruf Korea. Karena ketentuan tersebut, perasaan gugup dan antusias terasa bercampur jadi satu di dalam pikiran penulis.
Proses penulisannya pun tidak serta merta lancar. Sempat ada kendala ketika penulis melupakan beberapa kalimat pendukung yang membuat penulis harus mengganti kertas dan mengulang kembali semua yang telah disusun dari awal. Kewajiban penggunaan pulpen juga mengharuskan penulis tetap fokus pada apa yang ingin disampaikan. Namun, terlepas dari semua kesulitan yang dialami, penulis berhasil menyelesaikan sekitar 600 karakter sebelum durasi pengerjaan selesai.
Usai perlombaan, pihak KSI KCCI menginformasikan bahwa pemenang akan diumumkan satu minggu kemudian, yaitu tepat bersamaan dengan pelaksanaan lomba berbicara. Selain itu, disampaikan pula bahwa ada "Lomba Menulis Surat untuk Diri Sendiri di Masa Depan" yang turut diadakan dan diumumkan di hari yang sama.
Kim Yong-woon selaku Direktur KCCI memberikan kata sambutan dalam acara puncak di CGV fX Sudirman.
Mengingat berbagai tantangan yang dihadapi selama proses lomba berlangsung, penulis tidak menaruh harapan besar terhadap hasil akhirnya. Bagi penulis, keberanian untuk berpartisipasi pun telah menjadi sebuah pencapaian yang membanggakan. Perlombaan ini adalah pengalaman pertama penulis untuk ikut serta dalam kompetisi berbahasa asing sehingga prosesnya tentu dipenuhi dengan tantangan dan pembelajaran baru.
Tak disangka, sebagai hasil akhir, penulis berhasil menyabet juara ketiga. Pencapaian ini bukan hanya memberikan kebahagiaan, tetapi juga sebagai pengingat bahwa lawan utama penulis adalah keraguan terhadap diri sendiri.
Potret penulis memegang papan penghargaan bertuliskan "Juara 3" dari Lomba Menulis dalam Bahasa Korea.
Keikutsertaan dalam lomba ini juga membuat penulis menyadari bahwa inti dari perlombaan bukanlah sekadar untuk bersaing, tetapi juga sebagai sarana belajar dan bertumbuh. Berkompetisi mampu mengubah rasa takut menjadi keberanian, dari memendam ide sendiri hingga bisa menyampaikannya pada orang lain. Setiap langkah tersebut, meskipun hanya terlihat seperti satu atau dua langkah, adalah pengalaman berarti yang memperkuat keyakinan penulis untuk terus mengejar impian.
Usai perlombaan ini, penulis ingin terus mengasah keterampilan, mencari peluang baru, dan tidak ragu lagi dalam menghadapi tantangan serupa, terutama di bidang bahasa Korea. Selain itu, seperti yang juga penulis nyatakan dalam naskah kompetisi, terus berkembang adalah cara terbaik untuk mendekatkan diri pada berbagai cita-cita yang diharapkan. Semoga kita semua memiliki banyak kesempatan untuk meraih apa yang kita inginkan!
margareth@korea.kr
*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.