Wartawan Kehormatan

2025.05.08

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Annisa Alifadhila dari Indonesia
Foto: Annisa Alifadhila

Dalam rangka memeriahkan perayaan Hari Buku Internasional yang jatuh pada tanggal 23 April, Korean Cultural Center Indonesia (KCCI) menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan literatur Korea atau yang biasa disebut K-lit.

Salah satu kegiatan itu adalah sesi bincang buku yang bertajuk K-Book More than Just a Story. Bincang buku yang diselenggarakan pada tanggal 21 April 2025 di Multifunction Hall, KCCI ini turut mengundang Penerbit BACA sebagai narasumber acara.

Poster acara bincang buku K-Book More than Just a Story ditampilkan saat kegiatan berlangsung pada tanggal 21 April 2025 di Multifunction Hall, KCCI.

Poster acara bincang buku K-Book More than Just a Story ditampilkan saat kegiatan berlangsung pada tanggal 21 April 2025 di Multifunction Hall, KCCI.


Penerbit BACA (Bentara Aksara Cahaya) merupakan penerbit lokal yang sering menerjemahkan dan menerbitkan berbagai karya sastra dari Korea. Salah satu hasil terjemahan yang paling banyak dikenal adalah Vegetarian karya Han Kang, seorang penulis asal Korea yang belum lama ini menerima Penghargaan Nobel di bidang literatur.

Penulis turut hadir dalam sesi bincang buku tersebut. Secara lebih spesifik, acara ini menghadirkan Aniesah Hasan Syihab sebagai narasumber, yaitu CEO Penerbit BACA. Diskusi hari itu dipandu oleh Debora dari KCCI.

Dalam sesi pengenalan, Aniesah mengungkapkan bahwa hingga kini Penerbit BACA telah menerbitkan sekitar 20 judul karya terjemahan dari Korea. Keputusan untuk menerbitkan buku-buku Korea berangkat dari keinginan untuk menyajikan alternatif bacaan di tengah dominasi buku terjemahan Barat di Indonesia. Menurutnya, karena budaya Korea dan Indonesia memiliki banyak kesamaan nilai, cerita-cerita dari Korea akan mudah dipahami dan terasa dekat bagi pembaca.

Beberapa buku literatur Korea yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit BACA.

Beberapa buku literatur Korea yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Penerbit BACA.


Dari sisi teknis, Aniesah menjelaskan bahwa Penerbit BACA terlebih dahulu melakukan riset terkait tren literatur Korea untuk memutuskan buku yang akan diterjemahkan. Ia turut menyebutkan bahwa salah satu tanda sebuah buku sedang populer adalah ketika buku tersebut telah memiliki versi terjemahan dalam bahasa Inggris. Artinya, animo untuk membaca buku tersebut sudah memasuki pasar global.

Di Indonesia, healing fiction adalah genre yang paling banyak diminati oleh pembaca. Salah satu buku yang cukup populer dan telah diterbitkan oleh Penerbit BACA dengan genre tersebut adalah Dallergut: Toko Penjual Mimpi karya Lee Mi-ye. Novel itu menyuguhkan kisah hangat tentang mimpi serta perjalanan penyembuhan diri.

Tantangan utama dalam menerjemahkan literatur Korea adalah mempertahankan nuansa budaya yang khas tanpa membingungkan para pembaca. Ada banyak istilah, frasa, dan konteks sosial dalam bahasa Korea yang tidak memiliki padanan setara dengan bahasa Indonesia. Untuk itu, penerjemah harus berusaha menyampaikan makna sealami mungkin sehingga hasil akhirnya bisa menyesuaikan apa yang dipahami dan diterima masyarakat.

Meskipun prosesnya tidak sederhana, respons para pembaca Indonesia terhadap literatur Korea tergolong positif. Banyak yang menganggap cerita-cerita asal Korea menyentuh secara personal karena seringkali menyajikan tema seperti keluarga, pencarian jati diri, hingga proses penyembuhan. Semuanya dibalut dalam narasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Informasi mengenai Han Kang yang ditampilkan di ruangan acara.

Informasi mengenai Han Kang yang ditampilkan di ruangan acara.


Dalam sesi tanya jawab bersama para peserta acara, penulis sempat meminta tiga rekomendasi buku terjemahan Korea yang telah diterbitkan oleh Penerbit BACA. Jawaban yang diberikan atas pertanyaan itu adalah Vegetarian karya Han Kang, The Hole karya Pyun Hye-young, serta Jane’s Magical Salon karya Seunghee Park. Ketiga buku tersebut dianggap mewakili berbagai tema dalam literatur Korea, mulai dari pemahaman psikologis manusi, hingga fantasi yang penuh imajinasi.

Tidak hanya itu, para peserta juga mendapat sedikit bocoran bahwa Penerbit BACA akan meluncurkan satu buku lagi dari penulis Han Kang di pertengahan tahun 2025. Tentunya, ini akan melanjutkan tradisi penerbitan karya literatur Korea yang berkualitas di Indonesia.

Tim Penerbit BACA berfoto dengan para peserta acara di akhir kegiatan.

Tim Penerbit BACA berfoto dengan para peserta acara di akhir kegiatan.


Di penghujung acara, respons menyampaikan sebuah pernyataan yang sederhana, tetapi sarat akan makna. Ia berkata, "Buku disebut dapat mencerdaskan bangsa. Buku juga dipandang sebagai jendela dunia. Ungkapan-ungkapan tersebut mungkin terdengar klise, tetapi itulah kenyataannya."

Penerbit BACA terus berharap agar makin banyak orang yang tertarik untuk menggali wawasan mereka melalui kegiatan membaca buku karena dengan membaca, kegelapan pun akan menemukan jalan menuju terangnya.


margareth@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.

konten yang terkait