Wartawan Kehormatan

2023.07.20

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Maulia Resta Mardaningtias dari Indonesia



Pada Sabtu, 27 Mei 2023 lalu, telah digelar acara K-Quiz Golden Bell ke-7 di Jakarta International Korean School (JIKS). Kegiatan ini adalah perlombaan cerdas cermat yang dapat diikuti oleh pelajar Korea dari kelas 9-12 yang tinggal di Indonesia dan juga mahasiswa di Indonesia. Materi yang diperlombakan seperti sejarah Korea, pemerintahan Korea, dan sistem pendidikan di Korea. Melalui perlombaan ini dipilih lima kategori juara, di antaranya adalah grand prize atau hadiah utama, most excellent award, excellent award, encouragement award, dan penghargaan partisipasi.

Terkait dengan K-Quiz Golden Bell ke-7 ini, pada 3 Juni 2023, melalui direct message Instagram, penulis mewawancarai Diana Wulandari, mahasiswa semester 6 jurusan Bahasa Korea di UNAS yang berhasil meraih grand prize atau juara utama dalam perlombaan yang diikuti oleh 100 orang pelajar Korea di Indonesia dan 50 orang mahasiswa Indonesia. Melalui wawancara ini, Diana berbagi mengenai kesannya tentang kegiatan ini dan tip yang dapat diterapkan oleh mahasiswa Indonesia yang berminat untuk mengikuti perlombaan ini pada tahun depan.

Diana Wulandari, mahasiswa jurusan Bahasa Korea di UNAS yang berhasil meraih Grand Prize dalam K-Quiz Golden Bell ke-7 di Indonesia (Diana Wulandari)

Diana Wulandari, mahasiswa jurusan Bahasa Korea di UNAS yang berhasil meraih grand prize dalam K-Quiz Golden Bell ke-7 di Indonesia (Diana Wulandari)



P: Bisakah Diana menceritakan tentang acara ini dan bagaimana Diana mendapatkan informasi lomba ini?

Acara ini merupakan sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh PUAC Indonesia tentang kuis seputar pengetahuan Korea yang kebetulan pesertanya anak-anak SMA Korea dan mahasiswa/i jurusan Bahasa Korea yang ada di Indonesia.

Saya mendapatkan informasi acara ini dari dosen di kampus dan beliau menyarankan kami untuk menjadikan kompetisi ini sebagai sebuah tantangan. Pada saat kompetisi ini berlangsung terdapat dua sesi. Sesi pertama untuk anak-anak SMA Korea dan sesi kedua untuk mahasiwa/i jurusan Bahasa Korea.

P: Apa hal yang memotivasi Diana untuk berpartisipasi dalam acara Golden Bell ini?

Saat pertama kali diberikan poster acara ini, saya melihat bahwa seluruh pesertanya, menang maupun tidak, akan mendapatkan sertifikat. Sertifikat itulah yang menjadi motivasi untuk saya ikut acara ini karena lumayan untuk menambah SKPI di kampus. Ditambah dengan ucapan dosen saya yang menyarankan untuk menjadikan acara ini tantangan untuk kami, mahasiswa/i jurusan Bahasa Korea.

P: Apa saja persiapan yang Diana lakukan untuk acara ini?


Sejujurnya, saya tidak banyak melakukan persiapan. Beberapa hari sebelum acara, peserta lomba dikirimkan dokumen berisi kisi-kisi materi dan saat pertama kali melihatnya, saya cukup kaget karena ada 500 soal, sembari berpikir bagaimana cara untuk mempelajarinya.

Karena saya bukan tipe yang bisa belajar melalui layar, jadi saya putuskan untuk mencetak semua kisi-kisi tersebut, lalu membaca dan menghafalnya. Walaupun tidak semuanya dapat saya mengerti, jadi saya hanya menghafal kata kuncinya saja. Saya bersyukur karena yang saya hafalkan keluar saat kompetisi berlangsung.

Dari 500 soal dalam kisi-kisi, saya mengingat ada soal tentang hak asasi Korea dan sistem pendidikannya yang keluar saat kompetisi.

P: Adakah momen berkesan saat Diana mengikuti Golden Bell ini?

Saat saya sudah tereliminasi pada pertanyaan terakhir sesi pertama, saya tidak ingat pertanyaannya apa, seharusnya jawabannya adalah "benar," tetapi saya menjawab "salah." Saat itu saya sangat menyayangkan hal itu. Padahal kalau bisa menjawab dengan benar, saya bisa masuk final.

Akan tetapi, ternyata kami yang tereliminasi masih mendapat kesempatan lagi dengan pertanyaan bonus. Akhirnya saya bisa bergabung bersama lima orang pertama yang masuk ke babak final dan bisa menjawab pertanyaan hingga memenangkan kompetisi ini.

P: Bagaimana perasaan Anda setelah menjadi juara utama dalam Golden Bell ini?

Senang sekali! Saya sempat tidak percaya bahwa saya saat itu jadi satu-satunya peserta yang menjawab dengan benar pertanyaan tentang reuni keluarga yang terpisah pada pemerintahan Chun Doo-hwan pada tahun 1984. Sampai sekarang saya masih ingat soal yang membawa saya sampai bisa mendapatkan daesang (grand prize) ini.

P: Jika perlombaan ini diadakan kembali, apakah Diana memiliki pesan untuk para calon pendaftar, khususnya untuk mahasiswa/i UNAS?

Untuk yang ingin ikut dalam kompetisi K-Quiz Golden Bell, khususnya anak-anak jurusan Bahasa Korea, jadikanlah kompetisi ini sebagai ajang unjuk diri dari apa yang kalian pelajari selama ini. Anggap kompetisi ini sebagai sebuah tantangan untuk diri kalian sendiri sebagai mahasiswa jurusan Bahasa Korea. Tidak usah takut kalah, dengan kalian mendaftar kompetisi ini saja, kalian sudah disebut sebagai pemenang. Kalian menang dari orang-orang yang tidak ingin mencoba. Semangat!


sofiakim218@korea.kr


*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net. Wartawan Kehormatan merupakan komunitas masyarakat dunia yang menyukai Korea dan membagikan minat mereka terhadap Korea dalam bentuk tulisan.