Wartawan Kehormatan

2023.02.08

Membaca artikel ini dalam bahasa yang lain
  • 한국어
  • English
  • 日本語
  • 中文
  • العربية
  • Español
  • Français
  • Deutsch
  • Pусский
  • Tiếng Việt
  • Indonesian

Penulis: Wartawan Kehormatan Audrey Regina dari Indonesia


Tanggal 22 Januari kemarin baru saja dirayakan sebagai Tahun Baru Lunar 2023. Kemudian, 15 hari sesudahnya, diperingati juga sebuah perayaan bulan purnama penuh atau dikenal juga dengan istilah Jeongwol Daeboreum di Korea. Jeongwol memiliki arti bulan pertama, dae artinya besar, dan boreum sendiri artinya adalah bulan purnama. Pada tahun 2023 ini, perayaan Jeongwol Daeboreum jatuh pada tanggal 5 Februari 2023.

Untuk merayakannya, ada beberapa tradisi dan kebiasaan yang secara turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Korea. Umumnya, masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan akan berlomba-lomba menaiki gunung untuk melihat bulan purnama secara lebih dekat. Tradisi tersebut dinamakan dalmaji, dan dipercaya bahwa orang pertama yang melihat bulan purnama pada hari tersebut akan mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.

Sedangkan, malam sebelum Jeongwol Daeboreum, orang-orang akan memainkan permainan tradisional bernama jwibulnori. Jwibulnori adalah permainan di mana orang-orang akan mengumpulkan jerami, lalu membakarnya. Ada kepercayaan yang mengatakan bahwa dengan dibakarnya jerami dalam permainan jwibulnori, melambangkan pengusiran terhadap hama dan tikus.


Permainan tradisional jwibulnori (Korea.net on Flickr)

Permainan tradisional jwibulnori (Korea.net DB)


Pada perayaan Jeongwol Daeboreum, masyarakat Korea juga akan menyantap nasi yang dibuat dengan 5 jenis biji-bijian atau kacang-kacangan yang dinamakan ogokbap. Ogokbap menjadi salah satu makanan yang identik dengan perayaan ini.

Di Indonesia, juga ada perayaan seperti Jeongwol Daeboreum, yaitu perayaan Cap Go Meh. Dalam Bahasa Hokkian, cap go artinya lima belas dan meh artinya malam, sehingga menjadi malam ke-15 setelah perayaan Imlek. Cap Go Meh diperingati sebagai perayaan menyambut pulan purnama penuh pertama setelah tahun baru lunar, sekaligus puncak dari perayaan Imlek.

Perayaan Cap Go Meh juga menjadi perayaan yang menjadi hasil akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya nusantara. Biasanya, pada saat Cap Go Meh, akan diadakan pawai atau arak-arakan pertunjukan barongsai di jalan, terutama di daerah yang mayoritasnya merupakan keturunan Tionghoa. Pada arak-arakan tersebut, tidak hanya kebudayaan Tionghoa saja yang ditampilkan, tapi juga ada kebudayaan nusantara, yang menjadi bukti nyata dari akulturasi budaya pada perayaan Cap Go Meh. Seperti misalnya pada perayaan Cap Go Meh di Jakarta, selain barongsai, juga dihadirkan ondel-ondel sebagai simbol dari salah satu kebudayaan yang ada di Jakarta.


Suasana perayaan Cap Go Meh di Glodok, Jakarta (Audrey Regina)

Suasana perayaan Cap Go Meh di Glodok, Jakarta (Audrey Regina)


Selain itu, lampion juga dipajang di titik-titik tertentu. Pemasangan lampion memiliki makna yang identik dengan permainan jwibulnori, yaitu diharapkan dengan nyalanya lampion, dapat mengusir hama yang dapat merusak panen. Karena itu, seringkali perayaan Cap Go Meh juga dikenal dengan nama Festival Lampion.

Makanan yang identik dengan Cap Go Meh sendiri adalah lontong cap go meh. Lontong Cap Go Meh adalah makanan yang berbahan dasar utama lontong dan ditambahkan dengan pelengkap lainnya seperti opor ayam, telur rebus, sayur lodeh, sambal goreng hati, dan kerupuk. Olahan hidangan ini juga dipercaya sebagai hidangan yang menjadi hasil akulturasi kuliner Jawa dengan kuliner peranakan. Menyantap lontong Cap Go Meh juga dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan, terutama karena kuahnya mengandung kunyit sehingga warnanya menjadi kuning keemasan, yang menyimbolkan emas dan keberuntungan.

Hal-hal tersebut merupakan beberapa persamaan dan perbedaan dari perayaan bulan purnama pertama dalam kalender lunar, baik di Korea maupun di Indonesia. Perayaan Jeongwol Daeboreum dan Cap Go Meh, keduanya memiliki nilai budaya yang menjadi keunikan dan ciri khas tersendiri di negaranya masing-masing.


sofiakim218@korea.kr

*Artikel ini ditulis oleh Wartawan Kehormatan Korea.net yang berasal dari seluruh dunia serta membagikan cinta dan semangat mereka untuk semua hal yang berhubungan dengan Korea.

konten yang terkait