Makanan/Pariwisata

2025.05.23

Penulis: Jeon Misun


Satu-satunya wilayah terbagi di dunia dengan nama yang sama: tempat bertemunya ekologi, sejarah, dan trekking di perbatasan utara Korea
Di ujung paling utara Provinsi Gangwon, terdapat dua wilayah yang sama-sama bernama Goseong namun terpisah oleh sejarah. Wilayah tersebut yang terbentuk dari luka mendalam akibat perpecahan Semenanjung Korea kini menjadi perbatasan yang menyatukan ekologi, perdamaian, dan budaya.

Goseong yang terletak di sepanjang Zona Demiliterisasi kini tengah bertransformasi dari pos militer garis depan menjadi simbol perdamaian, sekaligus destinasi populer untuk trekking dan eksplorasi budaya lokal. Jalur Perdamaian DMZ di Goseong juga terpilih sebagai salah satu dari "Local 100" oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata.


Dengan menyusuri jalur ini, pengunjung dapat merasakan pesona Goseong yang berlapis-lapis, mulai dari keindahan alam hingga makna sejarah yang mendalam.

Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Yu In Chon berjalan menyusuri bagian jalur berpagar kawat berduri di Jalur Perdamaian DMZ, Goseong, Provinsi Gangwon, bersama para peserta program Local 100. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)

Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Yu In Chon berjalan menyusuri bagian jalur berpagar kawat berduri di Jalur Perdamaian DMZ, Goseong, Provinsi Gangwon, bersama para peserta program "Local 100." (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)



Dua Goseong, selatan dan utara
Goseong di Provinsi Gangwon merupakan satu-satunya tempat di dunia yang memiliki nama wilayah yang sama di kedua sisi negara yang terpecah, yaitu Republik Korea dan Korea Utara.

Setelah pecahnya Perang Korea pada tahun 1950, Garis Demarkasi Militer ditetapkan melalui Perjanjian Gencatan Senjata tahun 1953. Hal tersebut memisahkan satu kabupaten menjadi dua bagian.Saat ini, wilayah Goseong di Republik Korea mencakup sekitar 664,55 km², sementara bagian utaranya di Korea Utara meliputi sekitar 858,65 km². Keduanya masih tercatat secara terpisah dalam peta administrasi masing-masing.

Nama yang sama, tetapi nasib yang terpisah. Goseong adalah simbol perpecahan dan tempat yang menyimpan sepenuhnya tragedi sejarah bangsa Korea.

Sebuah peta yang dipajang di observatorium unifikasi di Goseong, Provinsi Gangwon menunjukkan bagaimana wilayah ini terbagi menjadi Republik Korea dan Korea Utara sepanjang Garis Demarkasi Militer setelah gencatan senjata tahun 1953. (Jeon Misun)

Sebuah peta yang dipajang di observatorium unifikasi di Goseong, Provinsi Gangwon menunjukkan bagaimana wilayah ini terbagi menjadi Republik Korea dan Korea Utara sepanjang Garis Demarkasi Militer setelah gencatan senjata tahun 1953. (Jeon Misun)



Titik utara terakhir untuk sipil, akhir Korea Dulle Trail
DMZ Goseong memiliki keunikan geografis yang khas. Ini adalah titik paling utara di Semenanjung Korea yang masih dapat diakses oleh warga sipil. Dari observatorium unifikasi Goseong, pengunjung dapat melihat langsung wilayah Goseong di Korea Utara serta puncak-puncak Gunung Geumgangsan dengan mata telanjang. Dalam lanskap tempat laut, pegunungan, dan kawat berduri saling bersilangan, menyatu keindahan, ketegangan, dan rasa pilu.

Wilayah ini juga merupakan titik akhir Korea Dulle Trail yang merupakan rute trekking sepanjang 4.500 kilometer yang mengikuti garis pantai dan wilayah perbatasan Republik Korea. Dimulai dari pesisir selatan, jalur ini membentang melintasi Laut Timur dan Laut Barat, sebelum akhirnya berakhir di DMZ Goseong bagian utara.

Lebih dari sekadar jalur jalan kaki, jalur ini menghubungkan alam, manusia, dan sejarah. Jalur tersebut memberikan pengalaman yang sarat makna, menyusuri jejak waktu dan perpecahan yang terukir di tanah Korea.

Menteri Yu memulai perjalanan trekking di Jalur Perdamaian DMZ di Goseong, dipandu oleh pemandu lokal. Lokasi ini merupakan titik paling utara di Semenanjung Korea sekaligus destinasi akhir Korea Dulle Trail sepanjang 4.500 km. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)

Menteri Yu memulai perjalanan trekking di Jalur Perdamaian DMZ di Goseong, dipandu oleh pemandu lokal. Lokasi ini merupakan titik paling utara di Semenanjung Korea sekaligus destinasi akhir Korea Dulle Trail sepanjang 4.500 km. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)



Sejarah perpecahan, ruang edukasi
DMZ Goseong memiliki nilai edukatif yang penting. Dari observatorium unifikasi, pengunjung dapat melihat langsung wilayah Korea Utara di balik kawat berduri dan merasakan kenyataan dari Zona Demiliterisasi. Tak jauh dari sana, Museum DMZ menjadi arsip hidup yang menyimpan kisah Perang Korea, pembelahan bangsa, jejak Perang Dingin, hingga harapan akan perdamaian.

Lebih dari sekadar destinasi wisata, kawasan ini berfungsi sebagai ruang refleksi yang mengajak pengunjung untuk menghadapi dan merenungi ingatan sejarah yang patut kita jaga bersama.

Menteri Yu pada tanggal 8 Mei 2025 mengunjungi Museum DMZ di Goseong, Provinsi Gangwon dan mendengarkan penjelasan mengenai pameran. Museum DMZ menampilkan berbagai materi tentang Perang Korea, perpecahan Korea, serta pembentukan dan perkembangan Zona Demiliterisasi untuk memperkenalkan sejarah wilayah perbatasan dan nilai perdamaian. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)

Menteri Yu pada tanggal 8 Mei 2025 mengunjungi Museum DMZ di Goseong, Provinsi Gangwon dan mendengarkan penjelasan mengenai pameran. Museum DMZ menampilkan berbagai materi tentang Perang Korea, perpecahan Korea, serta pembentukan dan perkembangan Zona Demiliterisasi untuk memperkenalkan sejarah wilayah perbatasan dan nilai perdamaian. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)



DMZ Goseong, tempat bertemunya alam dan pariwisata
Puluhan tahun akses terbatas telah menjadikan DMZ Goseong sebagai surga keanekaragaman hayati. Berbagai spesies langka seperti kambing gunung, beruang hitam Asia, dan bangau mahkota merah hidup berdampingan dengan satwa liar lainnya di wilayah ini. Sebagian area kini dibuka sebagai jalur ekowisata dan dimanfaatkan untuk edukasi serta penelitian lingkungan.

Goseong yang menggabungkan ekologi dan keamanan, sejarah dan trekking menjadi ruang unik tempat alam dan manusia saling bertemu dan menyatu.

Menteri Yu pada tanggal 8 Mei 2025 berpartisipasi dalam program Jalur Perdamaian DMZ yang digelar di Goseong-gun, Provinsi Gangwon dengan menyusuri jalur dek di dekat pagar kawat pesisir. Kawasan ini dinilai memiliki nilai ekologi yang tinggi karena akses sipil dibatasi, sehingga kerusakan akibat ulah manusia sangat minim dan ekosistem alaminya tetap terjaga dengan baik. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)

Menteri Yu pada tanggal 8 Mei 2025 berpartisipasi dalam program Jalur Perdamaian DMZ yang digelar di Goseong-gun, Provinsi Gangwon dengan menyusuri jalur dek di dekat pagar kawat pesisir. Kawasan ini dinilai memiliki nilai ekologi yang tinggi karena akses sipil dibatasi, sehingga kerusakan akibat ulah manusia sangat minim dan ekosistem alaminya tetap terjaga dengan baik. (Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata)



DMZ Goseong adalah ruang yang sarat makna, tempat alam dan manusia hidup berdampingan di atas bekas luka perpecahan. Menapaki jalur ini bukan sekadar mencapai titik paling utara Korea, tetapi merupakan perjalanan melintasi kenyataan Korea yang terbelah serta perenungan mendalam tentang makna perdamaian.

Suatu hari nanti, dua Goseong yang kini terpisah mungkin akan kembali dipanggil dengan satu nama. Harapan itu melayang bersama angin yang berhembus melewati tempat ini.

Local 100: menjelajahi budaya lokal lewat 100 kisah unik

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata sedang mempromosikan program "Local 100" untuk menggali dan membagikan kekayaan budaya serta kisah-kisah unik dari berbagai daerah di seluruh Korea. Program ini bertujuan menyoroti keragaman dan identitas budaya lokal melalui narasi dan sumber daya yang sering luput dari perhatian dalam kehidupan sehari-hari.

Sebanyak 100 destinasi, konten, dan tokoh terpilih melalui rekomendasi pemerintah daerah dan panel publik, kemudian disaring melalui proses evaluasi yang ketat. Ini mewakili keaslian dan kreativitas masing-masing daerah, serta membentuk "100 kisah unik" yang tumbuh dari kehidupan masyarakat lokal.


msjeon22@korea.kr

konten yang terkait