Pengunjung bisa menyaksikan pesona Aula Injeongjeon di malam hari melalui Moonlight Tour yang disediakan oleh Istana Changdeokgung. Aula ini merupakan tempat untuk bertemu raja melalui upacara penobatan raja dan upacara penerimaan utusan dari luar negeri.
Penulis: Lee Jihae
Foto: Kampanye Kunjungan Warisan Budaya
Kegelapan mulai menyelimuti Pintu Donhwamun yang merupakan gerbang utama Istana Changdeokgung. Korea.net mengunjungi istana yang terletak di Jongno-gu, Seoul, ini pada tanggal 21 September malam.
Istana Changdeokgung didirikan pada tahun 1405 sebagai istana kedua setelah Istana Gyeongbokgung sebagai tempat untuk raja beristirahat saat melakukan kunjungan kerajaan. Istana ini sempat menjadi tempat raja-raja Dinasti Joseon tinggal selama 258 tahun sejak kepemimpinan Pangeran Gwanghae pada tahun 1610 hingga pembangunan ulang Istana Gyeongbokgung tahun 1868 pada masa pemerintahan Raja Gojong.
Istana Changdeokgung mendapat pengakuan sebagai warisan budaya UNESCO pada tahun 1997 karena menjadi istana yang memiliki nilai-nilai sejarah yang mendalam.
Moonlight Tour di Istana Changdeokgung merupakan sebuah program yang dibuat agar para pengunjung bisa menikmati suasana Istana Changdeokgung pada malam hari. Program untuk paruh kedua tahun ini dimulai pada tanggal 7 September hingga 22 Oktober. Jumlah peserta yang bisa ikut pada setiap sesi maksimal hanya 25 orang. Tur ini dioperasikan selama 100 menit. Terdapat enam sesi tur yang dijalankan setiap harinya, yaitu pada pukul 19:00, 19:05, 19:10, 19:50, 19:55, dan 20:00.
Para peserta akan diajak mengelilingi bagian dalam Istana Changdeokgung, seperti Aula Injeongjeon, Aula Nakseonjae, Aula Yeongyeongdang, dan jalan setapak di taman rahasia bersama dengan pemandu profesional.
Bagian Istana Changdeokgung yang pertama kali didatangi dalam program ini adalah Aula Injeongjeon. Aula ini merupakan tempat untuk bertemu raja melalui upacara penobatan raja dan upacara penerimaan utusan dari luar negeri. Aula ini memang bisa dilihat pada kunjungan siang hari, tetapi pencahayaan di malam hari membuat kursi raja dan lukisan di belakangnya terlihat berbeda.
Pengunjung lalu diajak mengunjungi Aula Huijeongdang yang menjadi ruang kerja tidak resmi bagi raja. Kemudian setelah melihat Nakseonjae yang menjadi perpustakaan Raja Heonjong, pengunjung berjalan menuju Paviliun Sangryangjeong. Daerah ini merupakan tempat yang terlarang pada kunjungan reguler Istana Changdeokgung.
Lee Jong Chun yang menjadi pemandu program pada hari itu berkata, "Sangryangjeong memiliki banyak tangga dan cukup curam sehingga bagian ini merupakan bagian yang terlarang untuk dimasuki. Akan tetapi, paviliun ini dibuka khusus saat Moonlight Tour. Paviliun ini terletak di tempat yang paling tinggi di Istana Changdeokgung sehingga menjadi tempat para pengunjung bisa melihat bulan."
Seorang pemain daegeum (salah satu jenis suling tradisional Korea) terlihat sedang memainkan daegeum di dalam Paviliun Sangryangjeong pada tanggal 21 September.
Setelah melewati Paviliun Sangryangjeong, pengunjung diajak untuk masuk ke dalam Taman Rahasia Changdeokgung yang terkenal sebagai taman untuk raja. Taman yang populer di kalangan turis ini hanya bisa dikunjungi melalui reservasi terpisah. Dalam program Moonlight Tour, pengunjung disajikan reka ulang penampilan raja dan permaisuri Dinasti Joseon yang berjalan di samping Kolam Buyongji.
Lee menjelaskan, "Ini adalah sorotan utama Moonlight Tour. Kolam ini dipenuhi oleh teratai pada musim panas sehingga air di dalamnya tidak terlihat. Akan tetapi, teratai-teratai itu dibersihkan pada musim gugur sehingga bayangan Juhapnu (bangunan dua lantai yang terletak di dalam taman rahasia) di kolam terlihat sangat indah."
Reka ulang penampilan raja dan permaisuri Dinasti Joseon yang berjalan di samping Kolam Buyongji.
Setelah melihat Kolam Buyongji, peserta diajak untuk melihat Pintu Bullomun yang bermakna doa agar raja berumur panjang, lalu berjalan ke Paviliun Aeryeonjeong yang dibangun oleh Raja Sukjong.
Bagian akhir dari perjalanan di taman rahasia adalah Aula Yeongyeongdang yang menjadi tempat penyelenggaraan ritual kerajaan dari Putra Mahkota Hyomyeong untuk ayahnya, yaitu Raja Sunjo.
Pengunjung bisa menikmati teh dan yakgwa (salah satu jenis kue tradisional Korea) sambil menikmati pertunjukan seni tradisonal, seperti tari bakjeopmu dan tari bosangmu.
Lee menjelaskan, "Tari bosangmu baru pertama kali ditampilkan tahun ini. Tarian ini menampilkan sisi yang lucu, yaitu para penari yang melempar bola dan mewarnai wajah sehingga memberikan hiburan kepada para penonton."
Pertunjukan seni tradisional ditampilkan di Aula Yeongyeongdang pada tanggal 21 September lalu. Foto di atas menunjukkan para penari yang sedang menarikan tari bosangmu.
Salah satu peserta, Kim Ha Jeong, berkata, "Saya terkesan karena bisa berfoto bersama raja dan permaisuri di Kolam Buyongji."
Peserta lain yang bernama Kim Youngin berkata, "Menikmati musik di tempat yang sama dengan raja-raja pada masa Dinasti Joseon merupakan sebuah pengalaman yang baru."
Moonlight Tour pada paruh kedua tahun ini akan berakhir pada tanggal 22 Oktober. Program panduan dalam bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang disediakan selama tiga hari pada tanggal 19-22 Oktober untuk turis asing.
Reservasi Moonlight Tour untuk orang Korea dilakukan dengan sistem undian, tetapi turis asing dapat melakukan pemesanan secara daring melalui Interpark dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Mandarin. Setiap orang dapat memesan maksimal dua tiket seharga masing-masing 30 ribu won.
jihlee08@korea.kr