Makanan/Pariwisata

2023.10.02




Penulis: Charles Audouin, Park Jin-seo
Video: KOCIS

Korea.net tiba di tempat seorang haenyeo bernama Kang Hye Ri bekerja pada tanggal 13 Juli jam dua siang di Hallim-eup, Jeju. Haenyeo adalah istilah bahasa Korea untuk penyelam wanita.

Biasanya haenyeo di Korea berusia tua, tetapi Kang masih berusia 30-an tahun dan memiliki pengalaman sebanyak tujuh tahun. Saat kami bertanya, "Bukankah haenyeo biasanya berusia lanjut?" Kang berkata bahwa ada sekitar 200 orang haenyeo muda di Jeju, bahkan masih ada pula penyelam pria yang disebut haenam di Jeju.

Dahulu, pria yang biasanya pergi ke laut untuk mencari hewan-hewan laut, tetapi wanita akhirnya ikut pergi ke laut karena jumlah penduduk pria yang terus berkurang. Saat ini masih tersisa sekitar 20 orang haenam di Jeju.

Kegiatan para haenyeo mencari hewan-hewan laut disebut sebagai muljil dalam bahasa Korea. Jenis hewan yang bisa dicari oleh para haenyeo berbeda tergantung desa tempat mereka tinggal dan waktu hewan-hewan tersebut bertelur. Haenyeo dilarang untuk menangkap jenis hewan tertentu saat mereka berada dalam periode bertelur. Sebagai contoh, abalone hanya boleh ditangkap pada bulan Januari hingga September saja.


Patung haenyeo yang terletak di Gujwa-eup, Jeju. Haenyeo menyelam ke dasar laut tanpa menggunakan tabung oksigen. Mereka bisa menyelam tanpa bantuan alat hingga kedalaman 20 meter. (Charles Audouin)

Patung haenyeo yang terletak di Gujwa-eup, Jeju. Haenyeo menyelam ke dasar laut tanpa menggunakan tabung oksigen. Mereka bisa menyelam tanpa bantuan alat hingga kedalaman 20 meter. (Charles Audouin)


Syarat penangkapan hewan-hewan laut cukup sulit. Walaupun berada dalam periode yang diperbolehkan untuk menangkap hewan-hewan laut, haenyeo mungkin saja tidak bisa menyelam karena cuaca buruk. Kang berkata, "Kami hanya bisa bekerja apabila laut menerima kami. Inilah alasan para haenyeo hanya bisa menyelam di laut sebanyak 10-15 kali saja dalam sebulan.

Dahulu, para haenyeo menggunakan baju yang terbuat dari kain dan menyelam tanpa menggunakan kaki katak. Akan tetapi, para haenyeo mulai menggunakan baju selam mulai tahun 1970-an. Berkat baju selam tersebut, mereka bisa menyelam dalam waktu yang lama. Kang berkata bahwa mereka menggunakan ikat pinggang bertali agar bisa menyelam beberapa puluh meter dengan menggunakan baju selam dan kaki katak. Selain itu, mereka juga saat ini mengenakan topi renang, sarung tangan, kacamata renang, dan kkakkuri (peralatan tajam yang dipakai untuk menangkap babi laut).



Jurnalis Korea.net mencoba menyelam seperti seorang haenyeo pada tanggal 13 Juli di Hallim-eup, Jeju. Stamina kami sangat terkuras apabila berusaha untuk tidak terbawa ombak laut. (OSSC)

Jurnalis Korea.net mencoba menyelam seperti seorang haenyeo pada tanggal 13 Juli di Hallim-eup, Jeju. Stamina kami sangat terkuras apabila berusaha untuk tidak terbawa ombak laut. (OSSC)


Menyelam ke laut setelah menjadi haenam

Penulis masuk ke laut setelah menyelesaikan semua persiapan. Telinga penulis menjadi sakit dan penulis merasa agak pusing karena tekanan laut yang berbeda. Akan tetapi, penulis senang karena bisa melihat pemandangan indah bawah laut yang sebelumnya hanya pernah penulis lihat di dalam dokumenter alam saja. Ikan-ikan terlihat berenang mengikuti arus laut di antara rumput laut. Selain itu, kerang-kerang juga terlihat di antara bebatuan di dasar laut.

Penulis lalu naik kembali ke atas air karena tidak sanggup lagi menahan napas. Penulis akhirnya kembali masuk ke air karena ingin menangkap sesuatu yang penulis lihat saat menyelam. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya penulis mampu mengambil Turbo cornutus dengan tangan kosong. Saat itu, penulis tersadar bahwa hewan-hewan laut yang tersedia di pasar maupun swalayan tidak muncul begitu saja di bawah laut.



Jurnalis Korea.net berfoto bersama seorang haenyeo bernama Jung Chunja (kiri) setelah selesai mencoba aktivitas haenyeo yang dilaksanakan pada tanggal 21 September di Hado Fishing Experience Village, Gujwa-eup, Jju. Jung sudah menjadi haenyeo selama sekitar 50 tahun. Apabila ia menyelam selama sekitar empat jam di laut, ia bisa mengumpulkan hewan-hewan laut sebanyak sekitar 100 kg yang terdiri dari Turbo sazae, abalone, gurita, dan sebagainya. Ia berkata, Saya paling bahagia apabila saya bisa menemukan abalone. (Charles Audouin)

Jurnalis Korea.net berfoto bersama seorang haenyeo bernama Jung Chunja (kiri) setelah selesai mencoba aktivitas haenyeo yang dilaksanakan pada tanggal 21 September di Hado Fishing Experience Village, Gujwa-eup, Jeju. Jung sudah menjadi haenyeo selama sekitar 50 tahun. Apabila ia menyelam selama sekitar empat jam di laut, ia bisa mengumpulkan hewan-hewan laut sebanyak sekitar 100 kg yang terdiri dari Turbo sazae, abalone, gurita, dan sebagainya. Ia berkata, "Saya paling bahagia apabila saya bisa menemukan abalone." (Charles Audouin)


Menyelam bersama seorang haenyeo dengan pengalaman 50 tahun

Seminggu setelahnya, penulis mengunjungi Hado Fishing Experience Village di Jeju untuk mencoba kembali kehidupan pekerjaan haenyeo. Hari itu jatuh pada tanggal 21 Juli, penulis bertemu dengan seorang haenyeo bernama Jung Chunja yang sudah berusia 76 tahun. Ia sudah menghabiskan hidupnya di laut dari ia kecil dan tidak pernah mendapatkan pelatihan apa pun mengenai cara mencari hewan-hewan laut. Ia belajar semuanya sendiri.

Para haenyeo memiliki hierarki yang cukup ketat. Tingkatan para haenyeo dibagi berdasarkan kemampuan mereka untuk mencari hewan di laut serta usia mereka. Tingkatan haenyeo tertinggi adalah sanggun, diikuti oleh junggun, lalu hagun. Waktu para haenyeo berganti pakaian atau tempat para haenyeo bisa beristirahat ditentukan berdasarkan tingkatan para haenyeo tersebut. Jung bisa menahan napas selama 3-4 menit di dalam air sehingga ia masuk ke dalam tingkatan junggun.

Korea.net lalu bertanya mengenai hal yang paling penting saat mencari hewan-hewan di laut. Jung menjawab, "Memahami lokasi di mana benda tersebut berada." Para haenyeo menyebut hewan-hewan di laut sebagai 'benda'.

Korea.net menyelam ke laut bersama Jung dan 20 orang peserta lainnya pada sekitar jam setengah empat sore. Penulis dapat masuk ke air dengan mudah karena sudah memiliki pengalaman seminggu sebelumnya. Para peserta lain terlihat terbawa ombak dan entah sejak kapan, hanya Jung saja yang terlihat. Penulis merasa inilah saatnya penulis bisa memerhatikan sosok seorang haenyeo yang sudah memiliki pengalaman selama lebih dari setengah abad.

Penulis bisa melihat Jung naik ke atas air, lalu menyelam kembali ke dalam laut. Ia membalikkan batu dalam waktu yang singkat untuk mencari hewan-hewan laut. Jung lalu naik kembali ke atas permukaan laut dan berkata, "Tidak ada, tidak ada." Kemudian, ia kembali masuk lagi ke dalam laut. Penulis mengikuti gerakan Jung dan membalikkan batu di dasar laut, tetapi hanya ada pasir di sana.


Pakaian-pakaian selam dijemur setelah aktivitas menyelam selesai pada tanggal 21 Juli lalu di Hado Fishing Experience Village, Gujwa-eup, Jeju. (Charles Audouin)

Pakaian-pakaian selam dijemur setelah aktivitas menyelam selesai pada tanggal 21 Juli lalu di Hado Fishing Experience Village, Gujwa-eup, Jeju. (Charles Audouin)


Seorang pemengaruh sekaligus guru bahasa Inggris asal Amerika Serikat bernama Dyondara Wilson mengikuti aktivitas penyelaman ala haenyeo pada hari itu.

Ia berkata, "Saya sebetulnya cukup terkejut karena kami langsung masuk ke air tanpa menerima pelatihan terlebih dahulu. Akan tetapi, para haenyeo mengarahkan kami saat menyelam di dalam laut dan membantu kami untuk menemukan Turbo cornutus sehingga saya sangat senang."

Dyondara menambahkan, "Memang ada kendala dari segi bahasa, tetapi kami bisa berkomunikasi dengan para haenyeo dan membuat hubungan yang tulus sehingga saya bisa menghabiskan waktu dengan senang bersama para 'ibu laut'."

Pemengaruh asal Kolombia bernama Bibiana Patino Rodriguez berkata, "Yang paling menarik dari saya adalah melihat semangat para haenyeo dalam mencari hewan-hewan laut. Saya sangat bersyukur karena bisa mempelajari pengetahuan para haenyeo langsung dari ahlinya karena ini tidak bisa dipelajari dari buku mana pun."


caudouin@korea.kr

konten yang terkait