Penulis: Choi Jin-woo
Perusahaan bank investasi dan jasa keuangan multinasional Amerika Serikat, Goldman Sachs merilis hasil analisis pengaruh dan pertumbuhan K-pop.
Media Inggris bernama Financial Times menganalisis pengaruh dan pertumbuhan K-pop melalui artikel berjudul "Are we at peak K-pop? Goldman doesn't think so" yang dirilis pada tanggal 4 April (waktu setempat).
Artikel tersebut menyebutkan bahwa terdapat banyak bukti yang mampu menunjukkan potensi dan pengaruh pasar K-pop.
Media tersebut menyebutkan hasil survei IFPI (International Federation of the Phonographic Industry) dan berkata, "Dalam surveinya terhadap keadaan industri musik global pada tahun 2023, IFPI melaporkan bahwa 6 dari 20 artis terlaris dunia tahun lalu adalah orang Korea."
Artikel tersebut menyebutkan, "Harga saham tiga agensi terbesar Korea (Hybe, JYP Entertainment, SM Entertainment, dan YG Entertainment) telah jatuh dan Goldman Sachs menilai bahwa masyarakat salah jika menilai bahwa masa depan K-pop suram."
Goldman Sachs menilai bahwa faktor yang bisa menentukan kesuksesan K-pop bukanlah jumlah penjualan album, tetapi jumlah pengunjung konser.
Media tersebut kemudian mengatakan, "Grup musik yang dijalankan oleh Hybe, JYP, dan SM sudah menguasai 7 persen pasar musik langsung Jepang dan Goldman memperkirakan rasio tersebut akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2026."
Lalu Goldman menambahkan, "Minat global terhadap K-pop tetap besar dan basis penggemar akan tumbuh pada tingkat tahunan gabungan sebesar 26 persen selama tiga tahun ke depan."
paramt@korea.kr